Menggoda Janda Muda Chinesse


CeritaSange - kali ini menceritakan pengalaman Sex dari seorang Staff Hotel berbintang di kota “S”. Pria Ini bernama Danang, pada saat itu ketika danang menghuni kos barunya, ida mendapatkan kenalan seorang janda bernanak satu keturunan Chinese. Singkat cerita hari demi hari merekapunsemakin dekat dan pada akhirnya. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini

Hey para pembaca, namaku Danang, usiaku saat ini 27 tahun danmasih singgle.Aku adalah seorang staaf disalah satu hotel berbintang diaerah kota “S”. Okey saat ini saya akan menceritakan tentang kisah sexku yang terbilang sangat cepat,nikmat, dan instan sekali layaknya mie instan.hhe. Oke langsung ke alur cerita saja. Kejadian ini berawal ketika aku sedang mencari tempat kos di kota “S”. Nampaknya untuk mencari kos di kota “S” itu sangatlah mudah didapat, tidak perlu sampai berhari-hari untuk mendapatkan kost.

Sampai pada akhirnya aku-pun mendaptkan temat kost, dan aku mulai menempati kost-kuyang baru. Karena aku di Kost itu anak baru, maka aku mulai berkenalan dengan penghuni kost lainya, namun aku memulai dengan seorang wanita yang kamar kosnya tepat berada disampingku. Panggil saja nama wanita itu Olivia, ketika berkenalan denganku, umur Olivia sekitar 30.

Oh iya guest, di usianya yang tergolong masih muda itu, Olivia sudah menyandang status janda beranak satu dan dia adalah keturunan chinese. Singkat cerita perkenalanku dengan Olivia berlanjut dan hari-demi hari kamipun semakin dekat saja. Sampai pada hari itu, ketika aku baru selesai mandi sore, ketika aku keluar kamar aku melihat Olivia sedang duduk di kamarnya sembari menonton televisi.

Seperti yang kukatakan tadi, karena kamar kami berdekatan, hal ini memudahkanku untuk mengetahui apa yang dilakukanya pada setiap harinya. Pada saat itu keadaanku masih mengenakan handuk, aku iseng dengan menggoda Olivia. Dengan Expresi wajah yang terkejut, Olivia balik menggodaku, dan aku-pun semakin berani untuk menggoda Olivia.

Ketika itu diapun mengejarku karena aku menggodanya tadi. Pada saat Olivia mengejarku aku-pun berpura-pura untuk berusaha menghindar dan mencoba masuk ke kamarku. Tidak kusangka, sesampainya aku masuk kekamarku Olivia-pun berani masuk sampai kamarku, dan dia tidak menghentikan niatnya untuk mengejarku.

“ Danang… awas kamu yah… kalau sampai kena, aku perkosa kamu nanti biar tahu rasa... “, ucapnya sembari terus menangkapku.

“ Perkosa ??? coaba aja kalau kamu berani... weeeekkk… “, ucapku menatang dengan penuh harapan bahwa dia akan benar-benar memperkosaku.

Saat itu aku berhenti berlari, dan aku mulau menatap kedua matanya, aku melihatmata Olivia saat itu nampak ada sebuah hasrat dan kerinduan yang selama ini terpendam karena dia sudah lama tidak dijama oleh Pria. Tidak kusangka ternyata Olivia saat itu menutup pintu kamark. Tanpa banyak bicara, aku-pun aku tahu maksud Olivia, lalu akupun meladeni olivia dengan penuh gairah.

Mulailah aku meraih tangan Olivia, tanpa perlawanan Olivia, kemudian kami-pun saling berciuman. Benar-benar agresif dan liar wanita cantik ini. Belum lagi aku mampu berbuat lebih banyak, ternyata dia menyambar handuk yang kukenakan. Setelah handukuku terbuka, Olivia-pun melihat Penisku yang sudah setengah berdiri itu. Tanpa basa-basi, dia menyambar Penisku serta meremas-remasnya.

“ Ssss… Aghhh… nikmat sekali Liv... terus Liv... Aghhh… “, desahku.

Ternyata desahanku itu mengundang gairahnya untuk berbuat lebih jauh dan lebih liar lagi. Lalu tiba-tiba dia berjongkok, dan melumat Penisku begitu saja,

“ Oughhh... Ssss... Aghhh..... ... Nikmmaat… “, desahku lagi.

Olivia sangat mahir sekali melakukan itu, dia seperti tidak memberikan kesempatan kepada untuk berbuat tanya. Dengan semangat, dia terus mengulum dan mengocok Penisku. Aku terus dibuai dengan sejuta kenikmatan. Sambil terus mengocok, mulutnya terus melumat dan memaju-mundurkan kepalanya.

“ Oughhh... aduhh... ”,

Akhirnya hampir 12 menit aku merasakan ada sesuatu yang mendesak hendak keluar dari Penisku.

“ Oughhh... tahann... Ssss… Aghhh... aku mau kkeluaar... Liv... Aghhhh…. ”, rintihku menuju klimaks.

Karena memang kuluman Olivia sangatlah mahir dan liar, tidak lama setelah itu,

“ Crottt… Crottt… Crottt… ”

Tersemburlah spermaku ke dalam mulutnya. Sambil terus mengocok dan mengulum kepala Penisku, Olivia berusaha membersihkan segala mani yang masih tersisa. Aku merasakan nikmat yang luar biasa. Olivia tersenyum. Lalu aku mencium bibirnya. Kami berciuman kembali. Lidahnya terus dimasukkan ke dalam mulutku. Aku sambut dengan mengulum dan menghisap lidahnya.


Perlahan-lahan Penisku bangkit kembali. Kemudian, tanpa kuminta, Olivia melepaskan seluruh pakaiannya termasuk bra dan CDnya. Mataku tak berkedip. Buah payudaranya yang montok berwarna putih mulus dengan puting yang kemerahan terasa menantang untuk kulumat. Kuremas-remas lembut payudaranya yang semakin bengkak.

“ Oughhhh... Teruss Nang... Teruss... “, desahnya.

Kuhisap-hisap pentilnya yang mengeras, semnetara tangan kiriku menelusuri pangkal pahanya. Akhirnya aku berhasil meraih belahan yang berada di celah-celah pahanya. Tanganku mengesek-geseknya. Desahan kenikmatan semakin melenguh dari mulutnya. Kemudian ciumanku beralih ke perut dan terus ke bawah pusar. Aku membaringkan tubuhnya ke kasur.

Tanpa diperintah, kusibakkan pahanya. Aku melihat vaginanya berwarna merah muda dengan rumput-hitam yang tidak begitu tebal. Dengan penuh nafsu, aku menciumi Vaginanya dan kujilati seluruh bibir Vaginanya.

“ Oughhh... teruss... Nang... Aduhh... Nikmat...”, ucap Olivia menikmati jilatanku.

Aku terus mempermainkan klitorisnya yang lumayan besar. Seperti orang yang sedang mengecup bibir, bibirku merapat dibelahan vaginanya dan kumainkan lidahku yang terus berputar-putar di kelentitnya seperti cacing kepanasan,

“ Nang... Oughhh... terus sayang... Ssss… Aghhh... “,

Desah kenikmatan yang keluar dari mulutnya, semakin membuatku bersemangat. Kusibakkan bibir kemaluannya tanpa menghentikkan lidah dan sedotanku beraksi.

“ Sruppp…Sruppp… “, , suara sedotaku di Vaginanya.

Seiring dengan liarnya lidahku memainkan Klitorisnya, dia,

“ Oughhh... Nikmat... Teruss... Teruss...”, teriakannya semakin merintih.

Tiba-tiba dia menekankan kepalaku ke Vaginanya, kuhisap kuat lubang Vaginanya. Ia mengangkat pinggul, cairan lendir yang keluar dari Vaginanya semakin banyak.

“ Ughhh... Ssss… Aghhh… A… aa… aku... keluuaarr... sayang… oughhh… “, , ucapku menuju klimaks.

“ Crottt… Crottt… Crottt… “,

Ternyata Olivia mengalami orgasme yang dahsyat. Sebagaimana yang dia lakukan kepadaku, aku juga tidak menghentikan hisapan serta jilatan lidahku dari Vaginanya. Aku menelan semua cairan yang kelyuar dari Vaginanya. Terasa sedikit asin tapi nikmat. Olivia masih menikmati orgasmenya, dengan spontan, aku memasukkan Penisku ke dalam Vaginanya yang basah.

“ Blesss…. Oughhh... yeahhh… nikmat sekali… “, , ucapku.

Tanpa mengalami hambatan, Penisku terus menerjang ke dalam lembutnya vagina Olivia.

“ Oughhh... Oliviaa... sayang... nikmat “, , ucapku.

Batang Penisku sepeti dipilin-pilin. Olivia yang mulai bergairah kembali terus menggoyangkan pinggulnya.

“ Oughhh... Nang... Terus... Sayang... Eumm… Aghhh...”,

Penisku kuhujamkan lagi lebih dalam. Sekitar 15 menit aku menindih Olivia... Lalu ia meminta agar aku berada di bawah.

“ Kamu di bawah ya, sayang... “, bisiknya penuh nikmat.

Ketika itu aku hanya pasrah, tanpa melepaskan Penisku dari Vaginanya, kami merubah posisi. Dengan semangat menggelora, Penisku terus digoyangnya. Olivia dengan hentakan pinggulnya yang maju-mundur semakin menenggelamkan Penisku ke liang Vaginanya.

“ Oughhh... Remas payudaraku... Sayangg…. Terus sayang... Oughhh... “, erangan kenikmatan terus memancar dari mulutnya.

“ Oughhh... Olivia... terus goyang sayang... “, teriakku memancing nafsunya.

Benar saja. Kira-kira 15 menit kemudian goyang pinggulnya semakin dipercepat. Sembari pinggulnya bergoyang, tangannya menekan kuat ke arah payudaraku. Aku mengimbanginya dengan menaikkan pinggulku agar Penisku menghujam lebih dalam.

“ Nangi... Ah... aku... Keluar sayang... Oughhh... “,

Ternyata Olivia telah mencapai orgasme yang kedua. Aku semakin mencoba mengayuh kembali lebih cepat. Karena sepertinya otot kemaluanku sudah dijalari rasa nikmat ingin menyemburkan sperma. Kemudian aku membalikkan tubuh Olivia, sehingga posisinya di bawah. Aku menganjal pinggulnya dengan bantal. Aku memutar-mutarkan pinggulku seperti biduan dangdut,

“ Oughhh... Olivia... Nikmatnya... Aku keluuarr... “,

“ Crottt... Crottt... Crottt... “,

Aku tidak kuat lagi mempertahankan sepermaku... Dan langsung saja memenuhi liang vagina Olivia.

“ Oughhh... Nang... kau begitu perkasa.”,

Telah lama aku menantikan hal ini. Ujarnya sembari tangannya terus mengelus punggungku yang masih merasakan kenikmatan karena, Olivia memainkan otot kemaluannya untuk meremas-remas Penisku. Kemudian, tanpa kukomando, Olivia berusaha mencabut Penisku yang tampak mengkilat karena cairan spermaku dan cairan Vaginanya.

Dengan posisi 69, kemudian ia meneduhi aku dan langsung mulutnya bergerak ke kepala Penisku yang sudah mulai layu. Aku memandangi lubang Vaginanya. Olivia terus mengulum dan memainkan lidahnya di leher dan kepala Penisku. Tangan kanannya terus mengocok-ngocok batang Penisku. Sesekali dia menghisap dengan keras lubang Penisku. Aku merasa nikmat dan geli.

“ Oughhhh... Olivia... Geli... “, desahku lirih.

Namun Olivia tidak peduli. Ia terus mengecup, mengulum dan mengocok-ngocok Penisku. Aku tidak tinggal diam, cairan rangsangan yang keluar dari vagina Olivia membuatku bergairah kembali. Aku kemudian mengecup dan menjilati lubang Vaginanya. Kelentitnya yang berada di sebelah atas tidak pernah aku lepaskan dari jilatan lidahku. Aku menempelkan bibirku dikelentit itu.

“ Oughhh... Nang... nikmat... ya... Oughhh... “, desahnya.

Olivia menghentikan sejenak aksinya karena tidak kuat menahan kenikmatan yang kuberikan.

“ Oughhh... Terus... Ssss… Aghhh… “, desahnya sembari kepalanya berdiri tegak.

Kini Vaginanya memenuhi mulutku. Ia menggerak-gerakkan pinggulnya.

“ Oughhhh... Yaahh. Teruss... Oughhh... OoOughhhh”, aku menyedot kuat vaginanya.

“ Sayang... Oughhhh... aku… keluar... aghhh…. “, , ucap Olivia menuju klimaksnya lagi.

Lalu Olivia-pun menghentikan gerakannya, tapi aku terus menyedot-nyedot lubang Vaginanya dan hampir senmua cairan yang keuar masuk kemulutku. Kemudian dengan sisa-sisa tenaganya, Penisku kembali menjadi sasaran mulutnya. Aku sangat suka sekali dan menikmatinya. Kuakui, Olivia merupakan wanita yang sangat pintar membahagiakan pasangannya.

Olivia terus menghisap dan menyedoti Penisku sembari mengocok-ngocoknya. Aku merasakan nikmat yang tiada tara.

“ Oughhh... Olivia... Teruss... Teruss... “, rintihku menahan sejuta kenikmatan.

Olivia terus mempercepat gerakan mulutnya dengfan liarnya,

“ Oughhh... Olivia... Aku... Keluuarr... Oughhh... “,

“ Crottt… Crottt… Crottt… “,

Spermaku tumpah ke dalam mulutnya. Sementara Olivia seakan tidak merelakan setetespun spermaku meleleh keluar.

“ Terimakasih sayang... “, ucapku pada Olivia.

Saat itu aku-pun merasa sangat puas lalu Olivia-pun mengecup bibirku, dan,

“ Nang... mungkinkah selamanya kita bisa seperti ini. Aku sangat puas dengan pelayananmu. Aku tidak ingin perbuatan ini kau lakukan dengan wanita lain. Aku sangat puas. Biarlah aku saja yang menerima kepuasan ini.”, ucapnya puas kepadaku.

Saat itu aku mengangguk, dan memeluk Olivia ketika dia bertanya hal itu padaku. Singkat cerita semenjak kejadian itu, kami sering melakukan hubungan sexs di kamarnya mauoun dikamarku. Terkadang, kami tidur saling tumpang tindih, membentuk posisi 69, aku tertidur dengan menghirup aroma segar kemaluannya, sedangkan Olivia mengulum penisku.


Tak jarang di kala pagi hari ketika penisku ereksi, Olivia sering mengkulum penisku yang ereksi itu, sementara aku dengan cueknya tetap tidur sambil menikmati oralnya, terkadang aku jilat Vaginanya karena gemas. Intinya kami lakukan sesuai mood kami. Hubungan ini kami lakukan secara diam-diam tanpa ada sepengetahuan penghuni kos lainya. Sungguh indah sekali tinggal di kost itu, jika ereksi tinggal panggil lalu beraksi.hhe. Selesai.

Hokinya Memiliki Pacar Kembar


CeritaSange - Namaku Rio, umurku 24 tahun dan aku memiliki face yang manis dan menarik sehingga aku mudah untuk mendapatkan cewek yang aku sukai. Aku tinggal di kota Malang.

Cerita ini berawal ketika aku mempunyai pacar yang ternyata dia punya saudara kembar yang identik hampir segalanya, rambutnya, bodynya, suaranya, pokoknya semua sama jadi aku sulit untuk membedakan yang mana pacarku. Ceritaku ini benar-benar nyata.
Pacarku itu namanya Dina dan dia punya saudara kembar yang bernama Dini. Aku dan Dina berkenalan di telepon dan mengobrol cukup lama, lalu aku mengajak Dina bertemu di rumahnya.

Jadi sorenya aku langsung berangkat ke rumah Dina. Ternyata Dina itu adalah cewek yang menarik dan mempunyai wajah yang nafsuin, alis matanya begitu indah menurutku dan bodynya sudah benar-benar aduhai n seksi. Dinapun tampaknya juga menyukaiku. Lalu dia mempersilakan aku masuk dan kami berbincang-bincang dirumahnya. Dalam waktu singkat kami berdua mulai akrab karena punya banyak kecocokan. Waktu itu kami berdua duduk bersebelahan di sofa panjang. Aku sering mencuri pandang wajahnya yang cantik, dia juga begitu.

Setelah capek ngobrol dan bercanda kami berdua saling terdiam cuma saling berpandangan dan tersenyum.

"Kamu cantik.." kataku memecah kebisuan.
"Kamu juga cakep, yo.." jawabnya.

Aku benar-benar ingin menciumnya, aku sudah tak tahan ingin merasakan bibirnya yang seksi itu. Mata kami tetap saling bertatapan.

"Aku suka mata kamu, bibir kamu.." pujiku sambil mataku memandang ke arah bibirnya yang mungil.

Dina hanya tersenyum mendengar kataku itu. Lalu aku mulai mendekatkan wajahku perlahan dan Dina juga melakukan hal yang sama. Kami mulai berciuman, saling menikmati dan merasakan. Mulanya ciuman kami begitu hangat tapi lama-lama terasa ada nafsu dalam ciuman kami. Aku mulai menggigit bibirnya yang mungil dan lidah kami beradu, lidahku mulai menari dalam bibirnya lalu aku mulai merasa lidahku seakan tertarik masuk ke dalam mulutnya, kami berdua mulai tak bisa mengendalikan diri, desah nafasnya makin membara, matanya terpejam dan wajahnya yang cantik itu mulai merona merah, kedua tangannya menjambak rambutku seakan menahan nafsu yang ingin meledak.

Sambil berciuman kami mulai berganti posisi, Dina duduk di pangkuanku dan tanganku mulai nakal meraba dan meremas-remas buah dadanya yang montok. Kurasakan kedua pahanya menjepit erat pinggangku saat bibirku memciumi lehernya dan lidahku menjilati dan menghisap daun telinganya. Sementara itu tanganku mulai turun meremas remas pantatnya yang empuk.

Desahannya terdengar makin keras, satu tangannya mulai berani memegang kontolku yang mengeras diluar celanaku. Bosan menciumi lehernya, tanganku membuka bajunya dan melepas BH-nya, lalu kuhisap buah dadanya dan kusedot masuk kedalam mulutku, sementara itu lidahku kuputar-kuputar di puting susunya.

"Uhh" desahnya menikmati rangsanganku.

Tangannya mulai berani membuka resleting celanaku dan mengeluarkan kontolku dari dalam celanaku, tangannya yang kecil itu mulai mengocok kontolku yang besar pelan-pelan, akupun juga memerosotkan celana dan CD-nya. Lalu tangan kiriku meremas-remas pantatnya dan tangan kananku meraba-raba vaginanya, terasa bulunya begitu halus dan jemariku terasa basah terkena lendir dari vaginanya, jari telunjukku mulai kumasukkan ke dalam vaginanya yang basah dan licin itu dan kutarik maju mundur perlahan, sementara itu mulutku terus merangsang puting susunya yang kecil.

"Ahh.. Shh" desahnya tak tertahankan, nafasnya tersengal-sengal menderu.

Kemudian Dina mendekatkan badannya semakin merapat ketubuhku sambil tangannya menggesek-gesekkan kontolku diluar vaginanya, kontolku terasa geli saat kena bulu jembutnya yang halus itu. Aku sudah tak tahan ingin memasukkan kontolku ke vaginanya, tapi aku cuma diam saja mengikuti alur permainannya.


"Yo, aku pengen ML sama kamu nih.." ajaknya sambil tersenyum malu-malu.
"Sekarang di rumah kamu ada siapa? Ntar kalau ada yang melihat gimana..?" jawabku.
"Tenang aja, orangtuaku sedang keluar kota, adikku sekarang lagi tidur, jadi aman kok..", jawabnya sedikit memaksa sambil tangannya terus meremas kontolku.

Tanpa menuggu jawabanku, Dina mulai berdiri dengan lututnya sambil tangannya menggesek-gesekkan kontolku di bibir vaginanya. Wajahnya tampak begitu seksi saat itu. Helm kontolku mulai terasa basah terkena lendirnya. Kemudian pantatnya mulai turun pelan-pelan, terasa helm kontolku masuk didalam vaginanya. Lalu Dina mulai bergerak naik turun perlahan, rasanya kontolku sedikit sulit masuk seluruhnya meskipun vaginanya sudah sangat licin karena kontolku terlalu besar. Tapi Dina terus memaksakan, pantatnya turun terus, akhirnya kontolku mulai masuk seluruhnya kedalam, rasanya kontolku seperti dipijat-pijat dan di tarik oleh vaginanya. Kami berdua mendesah pelan menahan kenikmatan itu.

"Achh.. Ohh" suaranya semakin membangkitkan birahiku.

Pantatnya mulai bergerak lagi naik turun perlahan kemudian bergerak semakin cepat, tanganku meremas pantatnya sendiri sambil membantunya bergerak agar lebih cepat. Pentil susunya terus kulumat dan kuhisap masuk di mulutku. Dina terus bergerak naik turun, terasa kepalaku sakit karena dia terlalu kuat menjambak rambutku dan menarik kepalaku ke buah dadanya. Aku sudah tak tahan menahan orgasmeku yang hampir ke puncak, lalu terasa tubuh Dina bergetar dan pahanya terasa menjepit erat pinggangku, gerakannya sedikit tertahan tapi dia terus bergerak naik turun, matanya terpejam sambil bibirnya makin mendesah keras.

Lalu terasa kontolku makin hangat dan basah di dalam vaginanya. Rupanya Dina telah orgasme, gerakannya mulai terasa amat perlahan, tapi tanganku terus mengangkat pantat Dina naik turun karena aku juga hampir orgasme, akhirnya kontolku memuncratkan spermaku ke dalam vaginanya, Dina ikut bergerak lagi membantuku mencapai puncak kenikmatan. Rasanya pahaku basah kuyup kena cairan orgasme kami berdua. Kemudian Dina berdiri lalu jongkok di depanku, tangannya mengocok kontolku, lidahnya sekali-kali menjilati sisa spermaku, benar benar suatu kenikmatan yang tak mampu terucap dengan kata-kata.

Setelah selesai dan kontolku mulai melemas, Dina duduk di sebelahku, kepalanya bersandar di bahuku sementara tanganku membelai rambutnya. Kami berdua berusaha mengatur nafas setelah kecapekan bercinta. Lalu kami memakai pakaian kami kembali. Kami berdua tak tahu kalau ada yang mengintip kami sedang bercinta tadi di sofa.

"Yo, jangan anggap Dina cewek nakal ya..? Pintanya manja padaku.
"Enggak kok, aku gak pernah berpikiran begitu sama kamu.." jawabku menenangkan hatinya, lalu Dina tersenyum manis sambil memelukku lebih erat.
"Yo.. Udah jam sepuluh nih, kamu pulang dulu ya, tapi janji besok kamu harus ke sini pagi-pagi ngantar Dina ke kampus..!" pintanya padaku, aku cuma mengangguk.

Akhirnya aku pulang ke rumah dan langsung tidur karena capek.

Besoknya..

"Waduh.. Gimana nih, udah jam dua belas siang..!" umpatku karena bangun kesiangan, lalu aku bergegas mandi dan langsung berangkat ke rumah Dina, berharap dia belum berangkat ke kampus.

Sesampainya di rumah Dina aku langsung masuk karena aku tahu orangtuanya belum pulang dari luar kota. Tak terlalu sulit menemukannya karena di rumahnya cuma ada 3 kamar. Tampak di depanku Dina sedang tiduran di ranjang. Dina cuma tersenyum melihatku.

"Lho kamu sudah pulang kuliah ya? Sorry ya tadi pagi gak ngantar kamu.. Abis kecapekan kemarin bercinta ama kamu sih.." alasanku supaya dia gak marah.
"Gak apa-apa kok Yang.. Lagian Dina juga gak ke kampus karena kecapekan kemarin.." jawabnya santai.
"Sini, rebahan di samping Dina, kangen nih.." ajaknya manja.

Aku langsung tiduran di sampingnya sambil memeluknya.

"Yo.. Emm.. Bercinta lagi yuk?" ajaknya mengagetkanku, aku langsung saja mengiyakan kegirangan.
"Tapi sekarang pemanasannya yang lama ya..?" pintanya manja.

Aku cuma tersenyum dan langsung mengambil posisi di atas tubuhnya. Kemudian kami langsung berciuman sangat hot dan bernafsu, tapi terasa ada yang beda dan aneh, karena tindakannya berbeda dengan yang kemarin malam. Tapi aku tak peduli, pikirku yang penting bercinta. Dina kali ini terasa kasar waktu berciuman, lidahku digigit cukup keras sementara tangannya mencakar punggungku, aku tak peduli, pikirku Dina sekarang amat bernafsu ML.

"Slow aja Dina..", ujarku, tapi dia seakan tak peduli, kemudian tangannya mendorong kepalaku ke bawah, tepat di atas gundukan vaginanya.

Tampak Dina sangat nafsu menggesek-gesekkan kepalaku di vaginanya yang amat basah, terasa hidung dan bibirku basah kena cairannya, lidahku langsung kumainkan menjilati klitorisnya sembari tanganku meremas-remas puting susunya.

"Ahh.. Ahh, terus yo, masukkan lidahmu ke dalam dong.." desahnya manja, langsung saja lidahku kumasukkan dan kuputar-putar di dalam vaginanya, terasa cairannya masuk ke dalam mulutku dan kutelan.
"Ohh.. Iya gitu Yang.." rintihnya tanpa malu-malu.

Tangannya makin mendorong kepalaku, membenamkan wajahku ke vaginanya, aku terus menjilati vaginanya makin cepat, kemudian terasa pahanya menjepit keras kepalaku, tubuhnya bergetar keras, sembari tangannya menjambak rambutku. Kemudian terasa mulutku kena semprot cairannya banyak sekali, bau khas wanita orgasme, tubuhnya makin mengejang sampai orgasmenya berakhir.


Setelah itu Dina menarik tubuhku dan menjilati cairannya sendiri di mulutku, setelah puas Dina langsung mendorong tobuhku, aku merebahkan diri di ranjang, sementara itu Dina bergerak liar melucuti pakaianku, lalu meremas dan mengocok kontolku dengan cepat, wajahnya tampak liar bernafsu saat itu. Lalu mulutnya mengulum kontolku, memasukkan batang kontolku ke dalam tenggorokannya, kemudian menghisap, menyedot kontolku dengan sangat nafsu, aku cuma terpejam menikmati rangsangan yang luar biasa nikmat itu.

Lalu kurebahkan tubuhnya dengan kasar ke atas ranjang dan langsung menindihnya. Kontolku langsung kusodok-sodok dengan cepat ke dalam vaginanya.

"Ahh.. Achh.. Achh" rintihnya menahan gempuran kontolku.

Langsung saja kugoyang dengan cepat pantatku maju mundur. Dina semakin merintih gak karuan, semakin menambah nafsuku. Setelah puas menindihnya, kubalikkan badannya membelakangiku lalu kusodok lagi dari belakang dengan cepat, sementara tanganku meremas-remas buah dadanya.

"Yo.. Masukin di lubang pantat Dina dong..!" ajaknya mengagetkanku.
"Gak apa-apa nih..?" jawabku.
"He.. Eh, Dina suka kok.." kemudian kucopot kontolku, lalu lubang pantatnya kubasahi dengan ludahku, Dina cuma mendesah keenakan campur geli.

Setelah itu kugesekkan kontolku di pantatnya dan kusodok pelan-pelan, rasanya sulit sekali masuk karena lubang pantatnya terlalu kecil, tapi terus saja kusodok sampai akhirnya masuk setengah. Kemudian kugoyang maju mundur agar lebih masuk lagi, sampai akhirnya batang kontolku terbenam seluruhnya di dalam pantatnya. Terasa sangat nikmat sekali karena lubangnya sangat sempit, kontolku berdenyut-denyut merasakan pijatannya sampai akhirnya terasa spermaku mengalir di dalam urat kontolku. Lalu langsung menyemprot di dalam lubang pantatnya.

"Ahh.. Ahh..!" desahku menikmati orgasme. Sampai akhirnya aku merebahkan diri sambil memeluknya karena kecapekan.
"Yo.. Gila kamu, ngapain kamu ama adikku..!!" terdengar suara yang sangat mengagetkanku, mataku langsung kubuka dan aku bingung setengah mati melihat Dina ada 2.

Dengan perasaan bingung kutoleh bergantian wajah mereka satu persatu, ya ampun mirip sekali keduanya, cuma yang membedakan satu wajahnya terlihat marah dan satunya lagi terlihat ketakutan.

"Lho.. Dinaku yang mana..?", kataku kebingungan.

Akhirnya aku tahu kalau aku telah bercinta dengan adiknya dan Dina memaafkanku karena sebelumnya gak mengatakan padaku kalau dia itu kembar. Kami berdua tetap pacaran walaupun Dina tak tahu kalau aku juga masih sering bercinta dengan adiknya. Jadi yang membuatku bisa membedakan Dina dengan adiknya adalah hanya tattoo kecil bertuliskan namaku di punggungnya..

Sekretaris Bosku adalah Cewe Murahan


CeritaSange - Saya bekerja di sebuah perusahaan di daerah Kuningan, di tempat kerjaku, sekretaris bosku (sebut saja namanya Ina) kalau melihat gelagatnya termasuk ” cewe bispak “, tapi karena segan sama bos, saya tidak pernah berani macam-macam sama dia.

Suatu hari bosku pergi ke luar kota dan dia menugaskan saya untuk mengerjakan tugas yang agak “confidential” sehingga dia menyuruhku mengerjakan tugas di ruangannya, sedangkan untuk bahan-bahan tugasnya dia menyuruhku minta sama si Ina karena dia yang tahu persis file-filenya ada di mana.

Tadinya saya tidak ada pikiran macam-macam sama si Ina, tapi anehnya si Ina seperti mancing-mancing saya, kalau memberi file atau memberi tahu sesuatu mukanya selalu mendekat ke mukaku apalagi saat itu bajunya memperlihatkan belahan dadanya, mau tidak mau pikiran saya langsung ngeres.


Maka ketika dia sekali lagi menyodorkan file ke saya, langsung kupegang tangannya lama dan kuremas-remas, Ina tidak menolak sama sekali, malah dia membalas memegang leherku sambil mengusap-ngusapnya, saya makin kalap dan tanganku segera pindah ke pahanya, si Ina kelihatannya tidak mau kalah dia langsung memeluk saya.

Saya benar-benar sudah lupa diri kalau saat itu saya masih di kantor, maka langsung saja saya cium dia, saya lumat bibirnya dan saya masukin lidah ke dalam mulutnya, si Ina juga membalas memainkan lidahnya, sementara tanganku sudah naik lebih lanjut ke dalam celana dalamnya, saya pegang-pegang klitorisnya yang makin lama makin mengeras dan liang kewanitaannya makin membasah. Tangan diapun sudah masuk ke celanaku dan meremas-remas penisku yang makin lama makin menegang.

Saya jilati telinganya dan dia melenguh “Arghh” seolah-olah sedang menikmati permainan ini, lama-lama kelihatannya dia sudah tidak tahan akhirnya saya pelorotkan celana dalamnya dan dia juga membuka celana saya, terus dia tiduran di atas meja dengan posisi mengangkang liang kewanitaannya seolah menantang dengan bulunya yang berwarna kecoklatan diantara pahanya yang putih mulus,


saya sudah tidak sabar lagi saya masukkan penis ke dalam liang senggamanya, dia mengerang entah sakit atau nikmat, lalu saya dorong lebih dalam lagi dan seterusnya dengan gerakan yang makin lama makin cepat sementara tanganku memegang buah dadanya yang masih kenyal.

Setelah sekian lama akhirnya dia tidak tahan tiba-tiba tangannya mencengkram tanganku dan kukunya melukai tanganku, sementara saya sendiri juga sudah hampir ke puncak dan akhirnya keluarlah sperma yang kutunggu-tunggu “arghh” aku berteriak demikian juga si Ina, untung ruangan bossku kedap suara.

Akhirnya selesailah permainan ini, bersamaan dengan itu terdengar suara ketukan di pintu, saya dan Ina cepat-cepat membereskan pakaian, dan membuka pintu, ternyata security kantor saya lagi patroli, karena teman-teman yang lain sudah pulang, untung pertempurannya sudah selesai, kalau tidak kan saya bisa dipecat heehehhehe.

Bercinta dengan SPG Cantik dan Semok


CeritaSange - Di pagi yang cerah kami ingin berbagi cerita seks tentang hubungan seorang karyawan di salah satu supermarket berhasil mengklaim keperawanan SPG cantik. Namanya Dani, dia bisa merebut keperawanan beruntuk sekali SPG meskipun ia hanya seorang karyawan.

Untuk memperkenalkan diri, nama saya Dani. Saya telah bekerja di salah satu supermarket terkemuka di kota M selama 7 tahun. penempatan awal, aku hanya pada penerimaan barang, hanya karyawan biasa. Dari sana kemudian pindah ke posisi yang lebih ditoleransi. Nah, sekitar setengah tahun pada penerimaan barang, saya pindah ke lapangan, dalam arti ditempatkan di toko. Berikut adalah awal dari perjalanan saya cinta dengan makhluk yang namanya SPG.

Terus terang aku sangat menyukai posisi ini karena setiap hari saya bisa menikmati setiap SPG keindahan ditugaskan di supermarket ini. Singkat cerita, dari banyak SPG bertugas, saya sangat tertarik dengan produk susu dengan SPG, bernama Yuni. Yuni yang dihadapi tidak hanya cantik, tapi tubuh juga yahud benar. Dia baru berusia 19 tahun. Dengan tinggi 165, bra 34B, ditambah dengan tingkat kaki putih mulus benar-benar, kemudian menyelesaikan Yuni sempurna sudah benar-benar berpikir versi saya.

Saya mencoba untuk lebih dekat dengan dia, setiap hari selalu saja dekat bahwa kita mendapatkan kedekatan yang nyata. Tapi karena lokasinya di supermarket, saya juga harus menjaga citra sehingga tidak sampai ke telinga bos. Sering pada waktu makan aku memberinya tambahan makanan ringan makanan ato, dari sikap saya yang timbul Yuni simpati ke arahku.

Jumat sore, saya dekatin Yuni mengatakan "Yun, kembali lagi nanti ku antar ya ...." Dan Yuni adalah mengganguk setuju. Bayangkan, sudah ga sabar menunggu jam setelah bekerja karena otak saya sudah terdiri beberapa rencana yang mantap, he he ... Tidak tahu mengapa akhir-akhir ini selalu membayangkan tubuh mulus nya Yuni, ga tahan bngt ingin menikmatinya.

Jam ditunggu akhirnya tiba, saya bergegas ke ruang bawah tanah di bawah mengambil sepeda motor saya tercinta. Aku menunggu di pinggir jalan Yuni pas keluar dari mal. Saya Ga tanah liat tua Yuni keluar dengan teman-temannya tiga orang, dan ketika dia melihat saya, perpisahan pertama dia ama teman di barengi teman-temannya bercanda bahwa usilin Yuni. Aku memberikan Yuni helm dan duduk di sadel langsung melonjak kembali, memegang pinggang saya. "Yun, kami segera kembali ato ingin jalan2 pertama saat mencari makan?" Saya mengatakan kenceng.

Itu masih hanya di bawah saja puraku, tapi sudah punya banyak rencana di otak saya, hehhee. Ternyata jawaban Yuni bertepatan dengan keinginan saya. "Kami pertama kali menulis jalan2 ntar baru larut malam makan ya". Aroma di tubuhnya tampaknya menyebabkan jiwaku, sehingga motor-ku kupacu keras. Yuni memeluk pinggang saya payudara jadi menempellah padat kenceng belakang punggungku. Celana semakin sesak.

Saya sengaja mengambil perjalanan ke pinggiran kota, sehingga setiap rencana selesai. Setelah puas berkeliling, akhirnya kami tiba di rumah tempat makan nuansa klasik restoran memiliki sebuah pondok alun2 swasta seperti, jadi apa yang kemudian kulakuin lebih privasi dan tersembunyi dari pandangan karena pondok terisolasi.


"Kamu Yun pesan apa?" Aku berkata lembut. "Yuni pesan pecel lele aja bang". Aku segera memerintahkan hamba. Setiap jenis yang akan ditambahkan, saya menambahkan hanya membiarkan sayuran laen banyakan, karena setelah makan kemudian, aku juga ingin makan lagi, tapi tentu saja menu makan KHUSUS kemudian, ha..ha ... Karena itu benar-benar lapar, kami makan dengan rakus sementara setiap saat kusuap Yuni beras ke dalam mulutnya. plastisitas awalnya malu, tapi akhirnya dia tertawa.

Selesai makan kami duduk mengobrol dan perlahan tapi pasti arah suara saya memikat terhadap seks sedangkan lengan saya di sekelilingnya. Perlahan-lahan aku mencium bibirnya, hmmm, lidah merangkak ke dalam dan melilit lidahnya. Yuni membalas panas, sehingga lebih saya rasa ayam mencuat, akhhh, Yuni mendesis nikmat. Semakin kuberanikan diri dengan meletakkan tangan saya ke dalam bilik nya seragam dan payudara yang padat kuraba sekum. Yuni mengerang nikmat merasa belaian pada payudaranya. Kusingkapkan bra-nya dan perlahan-lahan memutar puting, ssshh ... Yuni lebih mengerang. Aku mulai ga tahan. Saya menghapus penisku yang telah menembak tegak dengan diameter panjang 4cm sekitar 17cm. Yuni terkejut saat melihat penisku ereksi mengacungkan itu.

"Ihh, memiliki saudara benar-benar besar, takut Yuni Bang. Yuni blm tidak pernah melihat bang benar-benar besar" kata Yuni.
"Tidak ada yang benar-benar, Yun. Aja biasa lagi hehehe." Jawabku santai.

Kembali kurangsang Yuni dengan ciuman, perlahan-lahan ke dalam telinga dan bawah leher. Menciumku lembut penuh perasaan dan Yuni semakin mendesah. "Akhhh .. Bang ... sstttttt, ouugghh ...." Yuni semakin tidak tahan. Perlahan kuraba paha terbuka dan langsung mendarat di ujung selangkanganya jari saya. CD masih belum saya bawa, hanya cukup menggosok vagina saya bagian-bagiannya. Yuni mendesis lembut membuat saya bahkan lebih bersemangat. Ada lendir basah mengalir merembes keluar. Yuni mendapatkan ga memegang tangan yang menggenggam penisku dan mengocok-ngocoknya.

Tiba-tiba aku berhenti serangan saya sehingga membuat Yuni tertegun heran, nafsu yang sudah di mahkota berhenti seketika.
"Apa bang?" Yuni meminta sedih.
"Coba saya lihat ya katakan, tidak berada di sini, bahaya, hehehe .." jawab saya.

Yuni hanya menyadari jika kita masih di restoran pondok.
"Kami kembali aja ya Bang, Yuni Yuni takut kemalaman dan jujur tidak pernah melakukan hal seperti sebelumnya. Yuni takut bang." Pinta Yuni.
"Ok Dech, kita kembali aja ya say," bisikku di telinganya.

Dalam hati saya merasa tanggung jawab saya dan rencana ke depan. Kami merapikan pakaian kami masing-masing dan berjalan keluar. Setelah menyalakan motor-ku, kami melanjutkan perjalanan pulang, dan jam sudah menunjukkan pukul 21.20. Sepanjang jalan, aku berpura-pura sakit. "Oh mengatakan, perut saya benar-benar sakit setelah makan sebelum, sayangnya, tampaknya tidak bisa lagi mengambil motor". Yuni bingung untuk melihat nyeri perilaku saya. "Kami akan menemukan tempat istirahat sebentar ya katakan, saudara ga tahan lama salahnya benar-benar perut" Yuni berkata, "Iyaa, sudah menggedor kami sedang mencari tempat untuk istirahat dulu, ntar kalau sakit ilang, cara baru lagi. " Aku hati gembira siasatku berhasil berubah. sepeda balap menuju motel yang tidak jauh lebih lokasi dan segera mengambil ruang. "Kami mengatakan istirahat ya cepat, baik-baik saja, jangan khawatir, ntar ga sakit lagi kita cepat jalan ya say .." Yuni hanya mengangguk pelan, karena takut penyakit saya.

Ruangan Hydrofoil Aku segera berbaring di tempat tidur sambil berpura-pura untuk menahan rintihan perut saya, dan Yuni semakin cemas hanya merasa melihat situasi saya. Aku menelepon Yuni mendekat dan memintanya membelai membelai perut saya jadi sedikit mereda rasa sakit dan Yuni patuh. Yuni pijitan mengerikan, jadi merem melek saya menjadi.

Tiba-tiba aku bangun dan memeluk Yuni. Yuni terkejut dan langsung memeluk saya sementara aku mencium bibirnya. Yuni gelagapan saat berciuman dan perlahan-lahan kembali kurangsang dan kucumbu Yuni-out. Aku membuka kancing baju Yuni atas dan membelai dadanya segera. Lembut mencium puting saya dan semua sekali kusedot. Sshhh .... Yuni mendesah nikmat. Tanpa sadar aku membuka seluruh pakaianya dan CD sementara trs lembut menjilat dadaku. Aku membuka kaki mengangkang lebar dan lembut membelai dengan lembut. vaginanya sudah sangat basah, licin lagi. Saya mengatakan kepadanya bahwa aku mencintai bau vagina Yuni. Yuni hanya tersenyum lembut.


Perlahan tapi pasti aku mengambil penis saya cukup besar, den menyodor ke mulutnya. Dia malu tapi ingin mengisap penisku, dengan berkat yang tak terhitung jumlahnya Saya juga mengatakan kepadanya kau begitu luar biasa Yuni .. Aahhh .... kuluman sudah puas dengan bibirnya, aku juga naik dan meraih tas kecil yang saya bawa. Saya menghabiskan beberapa bungkus kondom hitam yang sudah saya siap untuk situasi seperti ini. Saya sengaja membeli banyak dan bahwa ia dapat membuat tahan lama, karena aku ingin menikmati tubuh Yuni sampai pagi.

Selesai memasang kondom, aku kembali mengelus vaginanya begitu halus putih dengan bulu jarang dan perlahan saya masukkan penisku ke vagina. "Aaahh sakit banggggg, pelann pelannn ...." Yuni menangis pelan. Penuh kasihan, aku bahkan menggeleng perlahan-lahan. Sudah ditandatangani setengah dari penisku ke dalam vagina Yuni. wajah Yuni mulai berubah dari rasa sakit sehingga terus baik di bagian selangkangan. Aku dengan gairah besar mulai gemetar kembali penisku di vagina Yuni. "Aahhhh, aaaahhh banggggg lezat .... Aahhhhh terus banggg .... terusss ... .." Racau Yuni. Gemetar penis, saya juga beralih ke menghisap dan menyedot-out payudara Yuni menggoda.

Aku menggigit kecil menggigit putingnya sambil tangan meremas payudara sebelahnya. Yuni diperdalam. rambut Dijambaknya erat. "Aaahh, bang Daniiiii. Enaaaaakkkkk ... .." Keringat mengalir Yuni tubuh. Dia terlihat begitu menikmati bergoyang saya di vagina penis. Saya mendapatkan dorongan cepat Yuni vagina yang terasa begitu lezat. "Bang, Yuni bangggg pipis ...." erang Yuni. "Pipisin menulis, mengatakan. Gapapa kokkk ..." jawabku. Yuni tubuh terlihat kaku, matanya terbelak dengan menganga mulut menahan erangan. "Yuni keluar, bangggg .... Enakkk bangggg!" Teriak Yuni, menarikku sehingga penisku lebih dalam vagina kedutan ketat.

Napas Yuni tampak tersengal-sengal. "Bang, bang itu apa? Bagaimana Bang mengerikan?" Tanya Yuni dengan lemas. "Ini disebut orgasme, katakan. Tasty, kan?" Saya bertanya. "Mau lain tidak?" Yuni mengangguk pelan. Tapi kali ini Yuni bangun dari tidurnya. Dia mendorong saya untuk membuat dia tidur di kasur. Aku ingin tahu apa kerasukan setan dia, Yuni tiba-tiba polos liar. Yuni duduk di penis saya dan mengarahkan penis saya ke dalam vagina. Blesssss, sehingga penisku semua jalan ke dalam vagina Yuni, Yuni terbelak dan naik langsung menurunkan pinggul sehingga penisku bebas masuk dan keluar dari vagina lezat. "Uhhhh puasin Yuni, banggg, puasin Yuniiii.

Yunii sukaaaa ... .." Teriak Yuni. Aku menikmati setiap erangan dan vagina genjotan pada penisku. Hingga 10 menit Yuni Yuni meningkatkan dan akan segera mengalami orgasme lagi. "Bang, Yunii lagi banggggggg .... Arrggggghh mppphh sssshhhh ... aaaaaaaaaarggggg" celoteh Yuni. Seketika Yuni menggelinjang, tubuh berkeringat jatuh lemas di lengan saya. Sayangnya saya tidak ingin keluar juga. Keinginan mungkin saya menikmati Yuni akan mencapai sekitar pagi ini hehehe.

Aku mengambil lagi posisi di atas. Yuni yang tidak mampu untuk mengatakan dan melakukan apa-apa lagi saya peduli. Sesaat cepat saya masukan penis saya ke dalam vagina Yuni lagi. Ku genjot cepat sehingga saya bisa keluar.
"Aaaahhh, banggg, lemes bangggg ..." mengerang Yuni sedih.

Aku tidak peduli, aku hanya berpikir tentang bagaimana untuk menjaga penis bisa mencapai klimaksnya. Saya genjot terus berkedut vagina Yuni yang semakin cepat. Begitu lezat desakan Yuni vagina pada penisku didalamnya. Akhirnya, saya merasakan gelombang dorongan dari penis dipaksa keluar. Mendekat, aku segera menarik penis dan kondom terpasang. Aku menunjuk penisku langsung ke wajah Yuni, dan crottt crottt aaargghhhhh. Lima semprot sperma dalam jumlah besar bertemu Yuni wajah dan mulut yang terbuka karena menahan nikmat dari orgasme sebelumnya. Yuni terkejut menerima banyak sperma di wajah dan mulut. Tapi, bukannya marah, Yuni bahkan menjilati semua sperma dan menelannya ke dalam mulut.

"Bang, bang ... Di sini ternyata Bang buruk ..." Yuni meraih penisku dan menjilatnya, membersihkan sperma sisa tertinggal.
"Bagaimana, Yuni. Seperti Anda?" Tanya saya lagi. Yuni mengangguk manja sambil tetap sibuk menghisap penisku.

Malam itu aku terus menikmati Yuni tubuh berulang kali sampai pagi. Kami juga melewatkan kerja hari berikutnya karena badan terasa berat karena permainan kami begitu liar. Yuni tenang berubah menjadi Yuni-lapar penis dan sperma. Tidak jarang kita mencuri waktu dan tempat hanya untuk memuaskan diri masing-masing individu. Lain waktu kami melakukannya di gudang barang setelah bekerja dan toko telah ada orang lain. Bahwa hubungan cerita seks dengan Yuni. Harapan dapat membantu Crot semua suhu di sini.

Senyuman yang Menggoda Imam


CeritaSange - Namaku Rio, aku berusia 28 tahun dan telah bekerja sebagai dokter di sebuah rumah sakit di Jakarta. Sekitar 2013 saya berkenalan dengan seorang gadis bernama Ester, sebuah bengkel di Jalan Prof. Dr. Supomo, Tebet, Jakarta. Awalnya, aku ingin memperbaiki mobil di garasi teman saya. Ketika Anda mendaftar, mata saya jatuh pada tubuh wanita yang ternyata kemudian aku tahu bernama Esther, dan bekerja sebagai Lady Service Advisor di bengkel. Kulitnya cokelat, manis dan wajah cantik .., ini terutama payudara memiliki ukuran yang cukup besar (crush sekitar 36B).

Ketika saya melihat, dia sengaja melihat pula ke arahku, mata kami bertemu, terasa ada sesuatu yang mengalir di dadaku, aku tersenyum padanya, dia menunduk karena malu. Sekitar 1 jam mobil selesai melayani teman saya, kami membayar biaya, sementara di kasir ternyata Ester sedang duduk di sana, kami berpendapat lagi dan lagi yang saya berikan senyum saya (saya pikir) cukup manis. Dan, Tuhan saya dia tersenyum lagi.

Sesampainya di rumah, dan setelah teman saya pergi, saya punya bengkel telepon (nomernya saya dapatkan dari teman saya penerimaan sebelumnya), saya diminta untuk berbicara dengan Esther. "Halo, dengan siapa ini?", Jadi suara Esther luar. Ooh, suara benar-benar seksi. "Dengan Rio di sini. Saya yang melayani mobil dengan teman saya dan yang percaya dengan Anda sebelumnya. Bolehkah saya bertemu dengan Anda?" Saya bertanya. "Oh, Pak Rio. Ya saya ingat Pak. Ada kebutuhan apa Pak?" Tanya Esther. Ups cewek, membuat penasaranku semakin menjadi hanya berpikir. "Saya ingin kontak sama Anda, dan jika mungkin, saya berharap kita bisa bertemu lagi", jawab saya. "Jadi apa yang akan Anda lihat saya lagi?" Tanya Esther. "Karena kau cantik, dan saya tertarik pada Anda karena Anda pertama kali melihat sebelumnya," kataku (aku hanya akan sampai ke titik dan ngegombal semua). Esther tertawa, "Mr. Pintar merayu ya.

Tapi hari ini saya tidak bisa, bagaimana lusa untuk bertemu ayah saya setelah bekerja, di bengkel sekitar pukul 18.00, Ok?" "Ok," jawab saya tanpa berpikir lagi. Lusa, hari Rabu saya memilih Ester di garasi seperti yang dijanjikan kami, tepat pukul 18.00. Setelah menyapa dan basa-basi sebentar, kita sedang berkendara di jalan raya. "Kemana kita akan pergi?" Kata Esther. "Anda ingin pergi?" Saya bertanya.


Tanpa diduga Ester mengatakan ia ingin belajar mobil. Jadi, kami melaju ke timur parkir Senayan, tempat belajar mobil. Saya kemudian duduk dengan pertukaran Esther, kita mulai berputar-putar, tiba-tiba mobil yang juga sedang dipelajari mengerem mendadak di depan kami. Ester mengerem mendadak, mesin mati. "Aduuh" teriak Esther. Dadanya memukul kemudi. "Saya nyeri dada Rio" katanya. Saya juga bertukar duduk lagi, dan menepi mobil saya. Aku memeriksa dadanya .. dan entah bagaimana awalnya tangan meremas payudaranya. Esther merintih, "Aahh, Rio" keluhnya. Dan aku tiba-tiba menjadi sangat bersemangat, aku mencium lehernya, dada, aku melepas bra-nya, dan mataku melebar melihat payudara besar seperti bra mengintip keluar dari Ester.

Saya mendapatkan "mencakup", aku mencium putingnya, aku merokok, aku menggigit kecil, semua jalan ke tombol perut dan perut, sampai dikalahkan oleh mencium celana dalamnya. Aku menarik celana dalamnya ke bawah, aku mencium pangkal paha, labia, klitoris dan di dalam vagina, bau khas meledak ke dalam hidung saya. Aku merasa lubang vagina basah. Esther mendesah, "Ooohh .., teeruus sayangg .. Anda hebaat sekalii .., aahh teeruuss Franky ..", desah Esther. Aku menarik kepalaku, "Franky Siapa?" Saya bertanya. Namun ternyata "foreplay" yang saya buat Esther sangat senang, terutama ketika saya mencium belakang telinga, Ester berjuang, mengerang, menggelinjang sementara tangannya untuk membongkar kemeja dan celana jeans saya (Ssstt, bajuku dua tombol nya).

Karena kurang fleksibilitas kami pindah ke kursi belakang mobil, Ester merintih, "Rrriioo .., doong terbuka Kamuu celana .., Ester sudah ingin benar-benar niih .., Ayoo sayaang". Saya juga punya klimaks sekali, segera membuka pakaian saya, penisku kuarahkan sudah vaginanya sangat tegang milik Esther, aku menjatuhkan perlahan, Esther tiba-tiba membungkus kakinya di pinggang saya dan mendorong ke bawah. Peniskupun runtuh ke dalam vagina, "Bleess .., ampuunn sukacita", saya merasa Ester vagina begitu basah bahwa tidak sulit untuk ayam dan keluar dari ritme. Aku merasa jauh di dalam jerami di sana. Ester menggelinjang, berjuang, menendang, dan akhirnya menggigit bahu saya kuat dan secara bersamaan mendesah cairan ester membasahasi merasa penisku jauh di dalam vagina Ester.

Esther tersenyum puas, "Kau hebat Rio, Anda jauh lebih kuat daripada memiliki pacar saya". Oh, saya menemukan bahwa itu adalah pacar Ester Franky, tapi siapa yang peduli? Pacar ingin pula. Aku yang belum ejakulasi lalu meminta Ester untuk "nungging" (susah ya di dalam mobil). Kutusukkan pangkal paha, selangkangan bertabrakan dengan pantatnya, kita bergerak lebih cepat dan lebih cepat, lebih cepat, dan akhirnya aku tak tahan lagi, mencengkeram bahu yang kuat dan rambut Ester kusemprotkan Total cum cairan di vagina, "Creett .., creett ..", aahh enaknya . Setelah itu kami berbaring tumpang tindih, ciuman panjang dan celana. Sekitar 22.00 Ester memandu Anda kembali ke rumah kosnya di Kebon Kacang (dekat Plaza Indonesia).


Di luar rumah kos saya melihat menunggu pria duduk. "Siapa dia Esther?", Tanya saya. "Itu dia Franky, pacar saya," jawab Esther tersenyum. "Anda juga begituan dia", aku bertanya. "Yeah, tapi telah ia tidak sebaik yang Anda punya Rio. 3 menit baru juga dia sudah keluar menyedot," kata Esther. "Dasar nakal Anda", kataku. Kami berciuman dan Esterpun memasuki rumah kosnya. Saya pulang ke rumah dan dalam perjalanan aku tersenyum sendiri membayangkan pengalaman saya sekarang. Miskin Franky tua, tapi Esther lezat. Sekarang saya sudah mendengar dari Esther menikah dengan Franky (Kristine kata adiknya, yang bekerja di Wisma Nusantara). Kami masih "sentuhan" (tentu saja sekarang ekstra hati-hati, karena ada "bloon" Franky suami Ester) .but tidak ada masalah karena aku hub biasa. Esther harus kalu ingin bertemu di rumahnya di 471XX (diedit) Esther adalah wanita terbesar dalam seks antara beberapa orang lain pacar saya. Sexy, payudara besar, montok, liar di tempat tidur, dan vagina mengisap nikmat. Aku benar-benar menikmati setiap inci dari tubuhnya.

Pacarku yang Ternyata Seorang Pelacur


CeritaSange - Mulai dari keisenganku yag sering inbox gadis yang terlihat cantik di facebook, akhinrya saya mendapatkan seseorang kekasih tanpa saya sengaja. Dan yang aku heran aku punya kekasih yang sudah mempuyai suami. Dan itu kekasih baru saya yang juga mengajarkan saya tentang bagaimana memuaskan seorang wanita di tempat tidur.

Malam itu aku mengklik kotak masuk sangat cantik gadis di profil foto. Nah di kotak saya hanya mengatakan siih hellow awalnya menulis. Tapi segera ternyata inboxku dibales oleh gadis-gadis yang mana dalam nama facebooknya bernama Ita. Dia embalas pesan saya dengan benar, mengakibatkan akhinrya percapakan cukup lama saya tahu apakah Ita sudah punya suami, tapi dia belum punya anak. Dari sana datang tetangga bertanya-tanya keisenganku untuk semua hal yang berkaitan dengan seks.

"Uda uda've pernah menikah seks berarti dong? Tuh bagaimana rasanya?" Aku menggodanya
"Ya betcha kali Anda tidak tahu" jawabnya

"Tidak tahu lah, apakah saya tidak pernah melakukan hubungan seks. Ayo critain ,, hehe" kataku, aku benar-benar seperti fantasi karena saya tidak pernah melakukan hubungan seksual dan hanya bisa berfantasi dengan gemetar tambang itu sendiri.

"Ya betcha terutama nikmat" dia hanya menjawab seadanya saja.

Singkat cerita, saya harus mendapatkan pin bb nya. Kita sering bahan bakar terlambat dan menjadi lebih dekat. Hubungan antara bb kami juga menjadi lebih intim meskipun aku tahu dia punya pacar aku tidak peduli, toh dia ingin. Saya memanggil dia sebagai sayang, seperti yang dilakukan dia kepada saya. Pada waktu itu ada kesempatan kami bertemu, saya mengundang dia untuk mengambil telepon genggamnya yang telah jatuh di jalan dan ditemukan oleh orang-orang di daerah ini. Kecurangan Cerita Seks

"O yank, Anda Agi apa?
"Aja ni ma lagi menggantung teman-teman saya"
"Bisa membantu saya ga?"
"Apa yang membantu mencabut?"
"Kau tahu daerah ini ga xxxx?"
"Tau, ga jauh dari tempat saya. Jadi apa?"

"Aku ada di sana anterin ya, saya hp teman ilang dan ditemuin daerah sana dan saya diminta untuk mengambil beberapa tapi tidak tahu tempatnya"
"Ok deh, kapan?"
"Anda biasanya kapan?"
"Besok juga bisa"
"Ok, besok ya. Tapi Anda bisa memilih saya ga?"
"Bisa, di mana shuttle?"
"SKH"
"Ok, sampai ketemu besok sampai ya"

Keesokan harinya aku menuju ke tempat janji kami, saya menunggu sedikit lebih lama ada keraguan dalam hati saya, mengapa Anda tidak memenuhi ternyata dia tidak suka apa yang saya bayangkan. Setelah beberapa saat aku menunggu, ada tanda-tanda bahan bakar di bb saya. cerita seks Daun Muda

"Anda nyampe tempat di mana saya dah ni"
"Aku di warna sudut sepeda item"
"Anda mengenakan jaket abu-abu ya?"
"Iya nih"

Datang dari depan cewek dengan tubuh kecil mengenakan T-shirt ketat dengan lengan pendek dan rok bawahan sepaha sepaha tampak cukup manis, lebih manis dari gambar ternyata dibuat cukup lega. Kulitnya wajah putih mulus dengan hidung menonjol sedikit arab bergema. rambut keriting sebahu dengan warna kemerahan. Aku tahu memang dia adalah gadis nakal, karena pernikahan hanya hamil pertama. "Pelacur ngesex HOT"

Akhirnya datang juga seorang malaikat yang saya sedang menunggu di depan saya.

"Yank berangkat sekarang?" Ita membangunkan saya dari lamunan
"Ya, mari kita" tutup aja langsung cus kita menuju tujuan kami mengambil hp.

Ita tidak ragu-ragu memelukku dari belakang dengan menutup ketika dia jalan, saya cukup terkejut karena pertemuan pertama sudah segini dekatnya. Akhirnya tiba tempat yang kita cari, itu tidak sulit untuk menemukan orang yang menemukan telepon karena dia sedang menunggu dan ternyata dia adalah orang yang baik pula. Ga nyampe 5 menit bahwa kami di mana kami sudah kembali. Aku bingung juga, karena Anda telah mengatakan, tentu panjang dan sulit untuk menemukan satu. "Naked vagina Pelacur"

Akhirnya saya memutuskan untuk mengundang dia untuk jalan-jalan sebelum mereka membawanya pulang lagi, sayang jika bertemu sebentar jadi saya mengambil keuntungan dari situasi. Saya memimpin kesebuah taman kota yang bagus untuk orang-orang pacaran, di mana kami bercakap-cakap banyak tentang kami berdua tidak luput juga berbicara tentang pembicaraan seks kami, dia selalu hanya berpelukan dengan saya membuat saya bahkan lebih seperti dia. Semakin lama saya semakin panas dengan percakapan kami, saya memintanya untuk pilot kamar mandi di taman. Taman di kota di mana saya cukup luas sehingga cukup bebas ketika ada pasangan yang ingin keluar, terutama pada siang hari tempat itu tidak banyak orang yang mengunjungi.

"Yuk ke kamar mandi, aku ingin pipis" ajakku dia
"Ya sudah yuk"

Sesampainya di kamar mandi saya emang bener ingin buang air kecil, setelah saya melihat dia berada di depan cermin merapikan pakaian dan rambutnya, sedangkan ga berantakan. Aku memeluknya dari belakang sementara aku menarik mundur di sudut kamar mandi.

"Aah Anda memiliki mo kerjakan yank" dia memeluk saya, dia mencubit tubuh saya
"Hehehe, saya ingin merenggut mumpung sepi menciummu"

Segera, saya mencium bibirnya, Ita juga berciuman mesra. Aku tidak bisa menunggu lalu membuka kemejanya dan aku isep dan remas-remas dadanya. Memang Ita memiliki dada yang cukup kecil hanya 32 b, tapi itu cukup bagi saya terangsang.

"Aahh aahhh, tidak mencabut tempat umum di sini" jawabnya
"Ga PA2 sepi"
"Ini bukan tempat umum nanti jika tidak ada di sini Anda tahu" jawaban manja dari Ita.

Aku mengabaikan menggeranyangi pula dia. Memang, pada saat itu kami tidak punya waktu ml, karena saya tahu itu adalah tempat umum dan ga mungkin kita bisa ml. Cukup puas Saya menggerayanginya lalu kami mmelanjutkan berjalan-jalan di taman. Ita orang yang sangat manja, dia tidak pernah menghapus tangannya dari trailer dan sesekali ia menyandarkan kepalanya di bahu saya. Kami cukup lama untuk menyelesaikan jalan Ita dan aku pulang, ia tidak kembali ke rumahnya, tapi tempat sodaranya. Kami mengobrol-ngrobol sana sementara manja-manjaan.

"Saya ingin ML" Saya mengatakan kepadanya
"Tidak sekarang, akan ada waktu untuk mengasihi"
"Kapan itu?"
"Kemudian jika kita bertemu lagi lah, itu uda kemaleman sore Anda segera"
"Iya deh yank"

Segera aku meninggalkan rumah, kami kembali berciuman di depan rumah. Karena aku emang punya nafsu makan besar saya tidak peduli jika orang melihat apa yang tidak, aku bercanda menulis dia di depan rumah sambil mencium saya lagi mencumbu payudaranya yang kecil.

Beberapa hari kemudian, kami sepakat untuk bertemu lagi. Kebetulan di kediaman ada bazaar besar dia ingin membawa saya ke sana hanya berjalan sepanjang malam kebazar mingguan. Akhirnya, sore itu saya menjemputnya segera menempatkan bahwa ia berjanji kita jalan-jalan kebazar. Kami cukup lama untuk bermain-main di bazaar, belanja-belanja. "Naked vagina Pelacur"

"Yank, makan yuk" ajakku dia untuk makan malam karena aku tahu pasti dia lapar serta jalan-jalan cukup lama
"Mari kita yank, di mana?"
"Kau menulis itu terserah Anda yang tahu daerah ini"
"Ok deh, ada tempat yang baik untuk makan" sementara ia menunjuk percontohan tempat makan.

Sudah cukup lama jalan kita juga makan ternyata bazarnya sudah mulai menutup karena itu sudah cukup malam, sekitar pukul 10-an.

"Di mana lagi ni kita, malem uda?" saya bertanya
"Terserah Anda hanya mencabut"
"Bagaimana kalau kita nginep yank? Saya ingin tubuh Anda ngerasain yank"
"IHH genit Anda mencabut" sementara ia tersenyum dan mencubit tubuh saya
"Bagaimana bisa ga?"
"Emang mau nginep di mana?"
"Hotel itu, tapi di sini saya tidak tahu di mana hotelnya. Anda harus tahu Anda, pasti sering ke hotel"
"Hehe, pa2 ga ga pulang yank Anda?"
"Aku nyante benar pa2lah ga"
"Biarkan aku tunjukin"

Jadilah nginep kami malam itu, kesebuah hotel tidak jauh juga dari bazaar yang memang ia sering ke sana. Ita sering ke hotel, karena sekali dia adalah gadis tentara bayaran, tapi sekarang dia tidak lagi seorang gadis dibayar. Namun demikian masih menulis dia seorang gadis gratis yang ingin ml atupun sapa aja ama pacar yang dia suka. Setelah check-in kami berada di acara kesebuah kamar hotel, tidak mewah Cuma sederhana ada banyak jejak orang yang akan melakukan seks. Tidak masalah bagi saya penting malam itu aku bisa merasakan dia.


"Saya mandi yank pertama, Anda tidak mandi?"
"Ga yank, Anda menulis mandi"

Sambil menunggu untuk mandi nya aku mempersiapkan diri, sementara saat istiharat. Ita akhirnya selesai juga kamar mandi, dia tidak lagi mengenakan pakaiannya karena tidak jelas apa yang akan kita lakukan jadi mengapa pakaian. Tidak ingin membuang-buang waktu keluar dari kamar mandi saya merangsangnya, aku memeluk Ita dari belakang sementara aku meraba-raba tubuh yang seksi. untuk seseorang yang suka seks karena ia tidak sulit untuk membuatnya terangsang, untuk sesaat aku meraba-raba cukup horni nya dia dibalik wajahnya padaku dan menciumku.

Terlihat wajahnya penuh nafsu, kulumat Ita mulut sementara kupermainkan lidahku di mulutnya. Ita mencium dengan panas juga. Tanganku mulai bergerilya pada tubuh, mulai dari indahnya oleh bukit-bukit dan kemudian turun ke pusat di pangkal paha. Kapan diselangkangan Ita merasa lebih terangsang, dia semakin sengit hancur mulutku saya tidak ingin kehilangan permainan. cukup lama bagi kita untuk mengambil tindakan yang akhirnya membawa saya ke tempat tidur dan merebahkannya. Di tempat tidur kita melakukan hal yang sama.

"Uuchhm uuhmmm uuummm" terdengar erangan tertahan dari mulutnya sementara tanganku kembali menyentuh kesenangan liang, saya bermain dengan clit saya kemudian kumasukan jari tengah ke dalam lubang. Terasa vaginanya Ita sudah mulai basah, aku yakin dia sudah terangsang berat saat itu. Lalu mulutku pindah ke dadanya, gunggis saya dan kujilat payudara kecil lembut berkedip Ita. "Naked vagina Pelacur"

"Oooohhh ,, Ooohhhhh" sekarang rintihan terdengar dari Ita, mendapatkan saya lebih ingin merasakan penisku di vagina cepit
"Aahhh aaaaaaaaaaaahhh, terus yank" Ita mulai meracu
"Aayyyyoo ternyata"

Akhirnya ia mengakhiri kegiatan kami, Ita melepaskan semua pakaian saya pakai dan langsung ditargetkan pada selangkangan. Dia cepat mengocok dan mengisap saya.

"Ooooohhh" rasa benar-benar lezat, pertama kalinya saya merasa itu.

Dia cukup tua untuk mengocok penisku, aku tidak tahan kegembiraan dan crroooot crrooott beberapa semprotan dalam mulutnya. Saya tidak membiarkan dia melepasnya sampai cairan habis pejuhku menelan.

"Kau jahat, saya diberitahu untuk minum cum" gerutu kesal
"Hehehe ,, ga pa2 tapi benar lezat"
"Tasty tuh jika kontolmu ngobok-obok vagina saya"
"Yuk yank, haha"
"Baru keluar, emang masih bisa?"

"Bisa, kocokin pertama" ia kembali mengocok penisku, saya weve orang-orang yang memiliki keinginan yang tinggi sehingga bahkan jika sudah keluar tapi dengan cepat menciptakan kembali lagi.
"Oohh ,, yank lezat terguncang" tidak berapa lama saya sudah tegang lagi.
"Yuk masukkan yank" kataku

Ita membuat posisi telentang, kaki terbuka lebar, tangannya memegang penisku dan mengarahkan ke vagina. bleeeess "" uuuuuuuhh "rasa yang benar-benar luar biasa lebih lezat dari kocokan sebelumnya. licin Anget geli semua kesenangan brcampur aduk di sana. Aku mulai menggenjotnya, Ita mendesah vagina rasa lezat saya didorong.

"Aahh aahh aah ahh" desahan-desahan yang keluar dari mulut Ita.

Aku terus tangan saya sementara meremas menggenjotnya dengan payudara ganas.

"Sayang Tasty?" tanya Ita
"Yank Mengerikan, gini yang merasa telanjang itu?"
"Ya yank, ooooooohh, saya juga baik yank kontolmu besar merasa sempit di memekku"
"Ooooohhhh Ooohhhhh teerrruuus"

Segera saya ingin mencoba gaya lain, saya diposisikan dia untuk nungging. kaki Ita dan tangan diletakkan di atas meja. Sodomi vagina saya dari belakang, kembali aku batangku masukan ke dalam vagina sudah basah. Nikmat juga merasa seperti ini gaya, aku goyang dia sambil kembali susu meremas kedua dari belakang.

"Aah ooooohhh ,, uuuuuuuhh aaahh ahaahh" Ita semakin meracu tak karuan menikmati
Terasa begitu baik tapi aku ingin mencoba lagi gaya lain, sekarang saya menunjuk dia ke dinding dengan beristirahat tangannya dalam posisi berdiri dan dinding belakang saya disodomi dari belakang. Saya ingin menempatkan penisku ke dalam lubang anusnya, tapi dia menolak, katanya jika sakit masuk anus. Aku pergi bersama pula dengan vagina uda saya juga merasakan kenikmatan. panjang kami lakukan dengan gaya yang saya membawanya kembali ke tempat tidur, tapi kali ini dengan posisinya di atas, Ita sekarang lebih mampu mengatur gerakan.

"Ooohh oohh ,, ,, Ooooohh yesss"
"Sayaaang nikmat sekali mendapat Anda"
"Oooooooooooooooooooooooohhh" Ita-desah napas tak karuan


Semua gaya yang kita lakukan dengan senang terasa berbeda tapi saya pikir saat ini tidak bisa membantu saya karena Ita pejuku yang mengatur gerakan.

"Yyaaannk Saya ingin tahu" kataku
"Keluarin daalem yank bareeng ya"
"Ya yank" tak lama setelah itu kami sama-sama orgasme.

Aahh cita rasa yang lezat bisa merasakan vagina. Bahwa selama saya hanya bisa membayangkan gadis seksi berfantasi sementara, sekarang saya mengambil cum saya pada anak perempuan vagina lubang. Kami juga merosot setelah sama-sama orgasme.

"Yank Mengerikan, terima ya" kataku
"Apakah Anda terlalu mengerikan, tidak ada salahnya jika saya ingin Anda untuk mengambil nginep"

Kami bembali mencium sebelum kami berdua jatuh tertidur. Keesokan paginya kami check out dari hotel, aku melaju Ita kembali lagi tidak sampai ke rumahnya, hanya untuk rumah sodaranya. Alasannya dia tidak ingin keluarganya tahu tentang saya, tidak masalah bagi saya hal yang paling penting dia tidak jatah akrab keluarganya. Ada, kita bisa berhubungan seks lagi bahkan dengan waktu yang singkat, akhirnya saya meninggalkan rumah dan mencium bibirnya.

Itu adalah kisah nyata dari pengalaman pertama saya bermain seks. Meskipun gadis itu pertama kalinya bahwa saya mengambil seks tidak perawan, bahkan sekali gadis dibayar tapi bagi saya pengalaman yang diberikan oleh dia luar biasa.

Sungguh Nikmatnya Ibu Temanku


CeritaSange - Namaku Roy Dian Putra, saya pertama kali berbicara tentang ceritanya hari ini, saya berusia 18 tahun, dan saat ini tercatat sebagai mahasiswi sebuah universitas swasta ternama di Jakarta.

Ini adalah cerita dewasa panas yang paling seru. Datang dari rumah keluarga yang rusak, kedua orang tua saya yang sebenarnya bercerai sejak saya berusia 6 tahun. Saya tinggal dengan ayah saya, cerpen sampai suatu hari dia mendapat masalah di luar negeri dan kemudian saya tinggal di rumah teman saya yang menjadi teman baik ayah saya juga, sedangkan teman masa kecil saya sekarang dia kuliah di Malang, sebulan sekali dia baru pulang, , Ibu teman saya dan pembantu wanita yang baik juga bodynya.

Ibu teman saya sangat seksi dan cantik meski berusia 28 tahun, Hampir setiap hari saya melakukan masturbasi karena ga tahan terhadap gejolak seks untuk melihat keramahan tubuh ibu teman saya, sampai akhirnya muncul Cerita Dewasa Ngentot Ibu Sahabat karena Untuk nafsu seks dari binal ini.

Setelah 3 minggu saya tinggal bersama mereka, timbul nafsu saya untuk bercinta dengan ibu teman saya. Bagaimana tidak terangsang untuk melihat wajah cantik orang dewasa dan menarik serta tubuh seksi yang luar biasa (mungkin karena pergi ke senam). Setiap ibu temanku mandi, aku selalu meluangkan waktu untuk mengintipnya. Sambil mengawasiku masturbasi ke titik di mana semprotanku ada di lantai tempat aku mengintip.

Di situlah setiap hari saya melakukan aktivitas ini tanpa takut tertangkap oleh ibu dan saudara perempuan dan asisten saya. Terkadang jika saya tidak punya waktu, saya tidak membersihkan jejak saya karena takut ibu teman saya datang lebih dulu. Saya tidak tahu dia sadar akan hal ini atau tidak, tapi yang pasti sampai 3 minggu ini masih aman.

Pagi harinya ibu temanku menyiapkan sarapan untukku, aku duduk di meja makan sambil menunggu sarapan tiba. Saat itu pembantu sudah berangkat ke pasar. Saya melihat ibu teman saya hanya mengenakan celana dalamnya, sedangkan bagian atas dia hanya mengenakan kaus oblong, jadi tonjolan dadanya terlihat satu kali. Mungkin dia tidak nyaman berpakaian jadi karena seluruh rumah biasanya hanya wanita, tapi saya yang melihatnya membuat jantungku berdegup kencang dan darah mudaku mendesis. Terutama sarapan yang saya makan kebanyakan menambahkan libido, jadi loftier saya semakin tinggi.

"Say .., celana kamu kenapa ..?" Dia bertanya.

Memang pada saat itu batang ketegangan saya tumbuh sekali terlihat dari luar celana. Saya sangat terkejut bertanya, gelas yang saya minum tumpah, keberuntungan tidak pecah.

"Kalau kamu minum perlahan dong, sayang .." katanya sambil mendekati aku dan menyeka tumpahan air di bajuku.
Begitu dia mendekat, aku merasa sudah cukup. Aku langsung berdiri dan memeluknya dan mengisap lehernya. Pada saat itu otak saya mendung dan tidak peduli apa.

"Katakan, tidak ... aku ibu temanmu .." hanya itu yang dia katakan, tapi dia tidak berkelahi sedikit, malah biarkan aku membuka bajunya agar tubuhnya yang cantik itu terlihat.


Aku mulai membelai seluruh tubuhnya, payudaranya yang besar mengisap seperti saat aku masih bayi, dan tanganku digunakan untuk memijat payudaranya dan memeluknya.

Setelah itu daerah erotis lainnya saya langsung menikmati seperti dadanya, ketiak, sampai akhirnya saya duduk tepat di celana dalamnya. Saya melihat bahwa CD itu basah kuyup, lalu saya menarik CD ke bawah dan segera saya melakukan oral seks di lubang feminin wanita teman saya. Saat itu ada bau khas seorang wanita yang sangat tidak menyenangkan, namun baunya adalah bau paling indah yang pernah saya baunya karena nafsu saya telah memuncak.

Aku mencium permukaan kemaluannya saat lidahku menari di daerahnya yang paling sensitif, tindakanku membuatnya melompat seperti sengatan listrik.

"Cukup Roy, hentikan .. aah .." katanya tapi tangannya terus menahan kepalaku tenggelam di selangkangannya, bahkan menahanku untuk terus menjilatnya.

Saat lidahku menjilat klitorisnya dengan lembut, tidak lama setelah tubuh ibu teman saya berputar keras, dan napasnya semakin kencang. Saya tidak peduli lagi dan terus menjilat alat kelamin teman saya yang menyembur cairan kental saat ia mencapai orgasme tadi. Aku mengisap semua cairan keluar, meski rasanya aneh di lidah tapi rasanya enak.

Lalu ibuku yang tampak lelah melepaskan kepalaku dan duduk di kursi makan. Saya segera berdiri dan melucuti pakaian saya. Dia tampak terkesan melihat pangkal paha besar saya dengan panjang sekitar 15 cm dan diameter 4 cm. Ketika saya mendekat, ibu teman saya mendorong saya jadi saya duduk di kursi makan dengan sisa energi lemasnya. Kupikir ibu temanku menolak dan akan marah, tapi dia langsung berlutut ke tangkai laki-laki saya. Mulutnya begitu dekat dengan pangkal pahaku tapi dia tidak mengatakan apapun. Saya yang tidak tahan langsung mendorong kepalanya ke arah batang pria saya.

Ibu teman saya langsung mengisap senjata saya dengan penuh nafsu. Itu terlihat dari kuluman liar dan ritmisnya dan tangannya menggosok pangkal pahaku. Saat melakukannya, saya membelai rambutnya dan merasakan kenikmatan yang luar biasa, tak terukur dan tak terlukiskan. Sampai akhirnya saya merasa tidak bisa lagi, air saya muncrat di mulut ibu teman saya.


Dia segera memuntahkannya, dan kemudian membersihkan sisa-sisa air mani yang menetes di batang laki-laki saya dengan mulutnya. Melihat batang laki-laki saya masih tegang, dia langsung naik ke pangkuan saya dan membimbing burung saya ke sarang. Akhirnya tenggelam semua batang selangkangan saya ke dalam lubang senggamanya. Gila .., rasanya luar biasa. Meski saya sering camilan, tapi saya akui beban pemakaman ibu teman saya terasa lebih menakjubkan dari pada yang lain.

Dia mulai naik turun sambil menggosok tangkai jantanku saat dia memeluk kepalaku sehingga aku benar di sisi payudaranya. Itu kumanfaatkan untuk dinikmati di sekitar area dada.

Akhirnya dia berada di puncak orgasme, dan langsung mengerang kenikmatan. Aku mulai terbebani dengan goyangan liar, dan akhirnya menyemburkan air mani untuk kedua kalinya di lubang senggamanya. Kami kemudian saling mencium sayang. Kemudian tanpa mengucapkan sepatah kata pun, ia langsung menuju kamar mandi dan membersihkan tubuhnya.

Pada waktu itu saya menyadari bahwa saya telah meniduri ibu teman saya sendiri, merasa bersalah karena segera menyerahkannya ke perguruan tinggi setelah dibersihkan, saat dia masih berada di kamar mandi. Saya tidak tahu apa yang akan saya lakukan dan bingung untuk menghadapi semua sampai saya menulis Cerita Dewasa Ngentot Dengan Teman Ibu.

Niatnya Beli Makan, Tapi di Ajak Goyang Tante Girang


CeritaSange - Hari yang sangat gerah,pas banget bila ingin tambah gerah sobat baca cerita pendek ini yang paling seru dan asyik alur ceritanya di jamin menggairahkan dechhh heeee singkat cerita Pada waktu itu aku pulang dari kampus sekitar pukul 20:00 karena ada kuliah malam.

Sesampainya di tempat kost, perutku minta diisi. Aku langsung saja pergi ke warung tempat langgananku di depan rumah. Warung itu milik Ibu Sari, umurnya 30 tahun. Dia seorang janda ditinggal mati suaminya dan belum punya anak. Orangnya cantik dan bodynya bagus.

Aku melihat warungnya masih buka tapi kok kelihatannya sudah sepi. Wah, jangan-jangan makanannya sudah habis, aduh bisa mati kelaparan aku nanti. Lalu aku langsung masuk ke dalam warungnya.

“Tante..?”
“Eee.. Dik Sony, mau makan ya?”
“Eee.. ayam gorengnya masih ada, Tante?”
“Aduhh.. udah habis tuch, ini tinggal kepalanya doang.”
“Waduhh.. bisa makan nasi tok nich..” kataku memelas.

“Kalau Dik Sony mau, ayo ke rumah tante. Di rumah tante ada persediaan ayam goreng. Dik Sony mau nggak?”

“Terserah Tante aja dech..”
“Tunggu sebentar ya, biar Tante tutup dulu warungnya?”
“Mari saya bantu Tante.” Lalu setelah menutup warung itu, saya ikut dengannya pergi ke rumahnya yang tidak jauh dari warung itu. Sesampai di rumahnya..

“Dik Sony, tunggu sebentar ya. Oh ya, kalau mau nonton TV nyalakan aja.. ya jangan malu-malu. Tante mau ganti pakaian dulu..”

“Ya Tante..” jawabku. Lalu Tante genit masuk ke kamarnya, terus beberapa saat kemudian dia keluar dari kamar dengan hanya mengenakan kaos dan celana pendek warna putih. Wow keren, bodynya yang sexy terpampang di mataku, puting susunya yang menyembul dari balik kaosnya itu, betapa besar dan menantang susunya itu.

Kakinya yang panjang dan jenjang, putih dan mulus serta ditumbuhi bulu-bulu halus. Dia menuju ke dapur, lalu aku meneruskan nonton TV-nya. Setelah beberapa saat.

“Dik.. Dik Sony.. coba kemari sebentar?”
“Ya Tante.. sebentar..” kataku sambil berlari menuju dapur. Setelah sampai di pintu dapur.
“Ada apa Tante?” tanyaku.
“E.. Tante cuman mau tanya, Dik Sony suka bagian mana.. dada, sayap atau paha?”
“Eee.. bagian paha aja, Tante.” kataku sambil memandang tubuh Tante Sari yang tidak bisa diungkapkan oleh kata-kata. Tubuhnya begitu indah.

“Dik Sony suka paha ya.. eehhmm..” katanya sambil menggoreng ayam.
“Ya Tante, soalnya bagian paha sangat enak dan gurih.” kataku.
“Aduhh Dik.. tolong Dik.. paha Tante gatel.. aduhh.. mungkin ada semut nakal.. aduhh..”

Aku kaget sekaligus bingung, kuperiksa paha Tante. Tidak ada apa-apa. “Nggak ada semutnya kok Tante..” kataku sambil memandang paha putih mulus plus bulu-bulu halus yang membuat penisku naik 10%.

“Masak sih, coba kamu gosok-gosok pakai tangan biar gatelnya hilang.” pintanya.
“Baik Tante..” lalu kugosok-gosok pahanya dengan tanganku. Wow, begitu halus, selembut kain sutera dari China.

“Bagaimana Tante, sudah hilang gatelnya?”

“Lumayan Dik, aduh terima kasih ya. Dik Sony pintar dech..” katanya membuatku jadi tersanjung.

“Sama-sama Tante..” kataku.

“Oke, ayamnya sudah siap.. sekarang Dik Sony makan dulu. Sementara Tante mau mandi dulu ya.” katanya.

“Baik Tante, terima kasih?” kataku sambil memakan ayam goreng yang lezat itu.

Disaat makan, terlintas di pikiranku tubuh Tante Sari yang telanjang. Oh, betapa bahagianya mandi berdua dengannya.

Aku tidak bisa konsentrasi dengan makanku. Pikiran kotor itu menyergap lagi, dan tak kuasa aku menolaknya. Tante genit tidak menyadari kalau mataku terus mengikuti langkahnya menuju kamar mandi.

Ketika pintu kamar mandi telah tertutup, aku membayangkan bagaimana tangan Tante genit mengusap lembut seluruh tubuhnya dengan sabun yang wangi, mulai dari wajahnya yang cantik, lalu pipinya yang mulus, bibirnya yang sensual, lehernya yang jenjang, susunya yang montok, perut dan pusarnya, terus vaginanya, bokongnya yang montok, pahanya yang putih dan mulus itu.

Aku lalu langsung saja mengambil sebuah kursi agar bisa mengintip lewat kaca di atas pintu itu. Di situ tampak jelas sekali. Tante genit tampak mulai mengangkat ujung kaosnya ke atas hingga melampaui kepalanya.

Tubuhnya tinggal terbalut celana pendek dan BH, itu pun tak berlangsung lama, karena segera dia melucutinya. Dia melepaskan celana pendek yang dikenakannya, dan dia tidak memakai CD.

Kemudian dia melepaskan BH-nya dan meloncatlah susunya yang besar itu. Lalu, dengan diguyur air dia mengolesi seluruh tubuhnya dengan sabun, lalu tangannya meremas kedua susunya dan berputar-putar di ujungnya.


Kejantananku seakan turut merasakan pijitannya jadi membesar sekitar 50%. Dengan posisi berdiri sambil bersandar tembok, Tante genit meneruskan gosokannya di daerah selangkangan, sementara matanya tertutup rapat, mulutnya menyungging. Beberapa saat kemudian..

“Ayo, Dik Sony.. masuk saja tak perlu mengintip begitu, kan nggak baik, pintunya nggak dikunci kok!” tiba-tiba terdengar suara dari Tante Sari dari dalam. Seruan itu hampir saja membuatku pingsan dan amat sangat mengejutkan.

“Maaf yah Tante. Sony tidak sengaja lho,” sambil pelan-pelan membuka pintu kamar mandi yang memang tidak terkunci. Tetapi setelah pintu terbuka, aku seperti patung menyaksikan pemandangan yang tidak pernah terbayangkan. Tante Sari tersenyum manis sekali dan..

“Ayo sini dong temani Tante mandi ya, jangan seperti patung gicu?”
“Baik Tante..” kataku sambil menutup pintu.
“Dik Sony.. burungnya bangun ya?”
“Iya Tante.. ah jadi malu saya.. abis Sony liat Tante telanjang gini mana harum lagi, jadi nafsu saya, Tante..”

“Ah nggak pa-pa kok Dik Sony, itu wajar..”
“Dik Sony pernah ngesex belum?”
“Eee.. belum Tante..”

“Jadi, Dik Sony masih perjaka ya, wow ngetop dong..”
“Akhh.. Tante jadi malu, Sony.” Waktu itu bentuk celanaku sudah berubah 70%, agak kembung, rupanya Tante Sari juga memperhatikan.
“Dik Sony, burungnya masih bangun ya?”

Aku cuman mengangguk saja, dan diluar dugaanku tiba-tiba Tante genit mendekat dengan tubuh telanjangnya meraba penisku.

“Wow besar juga burungmu, Dik Sony..” sambil terus diraba turun naik, aku mulai merasakan kenikmatan yang belum pernah kurasakan. “Dik Sony.. boleh dong Tante liat burungnya?” belum sempat aku menjawab, Tante Sari sudah menarik ke bawah celana pendekku, praktis tinggal CD-ku yang tertinggal plus kaos T-shirtku.

“Oh.. besar sekali dan sampe keluar gini, Dik Sony.” kata Tante sambil mengocok penisku, nikmat sekali dikocok Tante Sari dengan tangannya yang halus mulus dan putih itu. Aku tanpa sadar terus mendesah nikmat, tanpa aku tahu, penisku ternyata sudah digosok-gosokan diantara buah dadanya yang montok dan besar itu.

“Ough.. Tante.. nikmat Tante.. ough..” desahku sambil bersandar di dinding.
Setelah itu, Tante Sari memasukkan penisku ke bibirnya, dengan buasnya dia mengeluar-masukkan penisku di mulutnya sambil sekali-kali menyedot, kadang-kadang juga dia menjilat dan menyedot habis 2 telur kembarku. Aku kaget, tiba-tiba Tante Sari menghentikan kegiatannya.

Dia pegangi penisku sambil berjalan ke arah bak mandi, lalu Tante genit nungging membelakangiku, sebongkah pantat terpampang jelas di depanku. “Dik Sony.. berbuatlah sesukamu.. kerjain Tante ya?!”

Aku melihat pemandangan yang begitu indah, vagina dengan bulu halus yang tidak terlalu lebat. Lalu langsung saja kusosor vaginanya yang harum dan ada lendir asin yang begitu banyak keluar dari vaginanya.

Kulahap dengan rakus vagina Tante genit, aku mainkan lidahku di klitorisnya, sesekali kumasukkan lidahku ke lubang vaginanya. “Ough Sonn.. ough..” desah Tante Sari sambil meremas-remas susunya.

“Terus Son.. Sonn..” aku semakin keranjingan, terlebih lagi waktu kumasukkan lidahku ke dalam vaginanya ada rasa hangat dan denyut-denyut kecil semakin membuatku gila. Kemudian Tante Sari tidur terlentang di lantai dengan kedua paha ditekuk ke atas.

“Ayo Dik Sony.. Tante udah nggak tahan.. mana burungmu Son?”
“Tante udah nggak tahan ya?” kataku sambil melihat pemandangan demikian menantang,

vaginanya dengan sedikit rambut lembut, dibasahi cairan harum asin demikian terlihat mengkilat, aku langsung menancapkan penisku di bibir vaginanya.

“Aoghh..” teriak Tante Sari.
“Kenapa Tante..?” tanyaku kaget.
“Nggak.. Nggak apa-apa kok Son.. teruskan.. teruskan..”
Aku masukkan kepala penisku di vaginanya.
“Sempit sekali Tante.. sempit sekali Tante?”
” Nggak pa-pa Son.. terus aja.. soalnya udah lama sich Tante nggak ginian.. ntar juga enak kok..”

Yah, aku paksa sedikit demi sedikit, baru setengah dari penisku amblas. Tante genit sudah seperti cacing kepanasan menggelepar kesana kemari. “Ough.. Son.. ouh.. Son.. enak Son.. terus Son.. oughh..” desah Tante Sari, begitu juga aku walaupun penisku masuk ke vaginanya cuman setengah tapi kempotannya sungguh luar biasa, nikmat sekali.

Semakin lama gerakanku semakin cepat, kali ini penisku sudah amblas dimakan vagina Tante genit. Keringat mulai membasahi badanku dan badan Tante Sari. Tiba-tiba Tante Sari terduduk sambil memelukku dan mencakarku.


“Oughh Son.. ough.. luar biasa.. oughh.. Sonn..” katanya sambil merem melek.
“Kayaknya aku mau orgasme.. ough..” penisku tetap menancap di vagina Tante Sari.
“Dik Sony udah mau keluar ya?”

Aku menggeleng, kemudian Tante Sari terlentang kembali. Aku seperti kesetanan menggerakkan badanku maju mundur, aku melirik susunya yang bergelantungan karena gerakanku, aku menunduk, kucium putingnya yang coklat kemerahan. Tante Sari semakin mendesah,

“Ough.. Sonn..” tiba-tiba Tante Sari memelukku sedikit agak mencakar punggungku.
“Oughh.. Sonn.. aku keluar lagi..”

Vaginanya kurasakan semakin licin dan semakin besar, tapi denyutannya semakin kerasa. Aku dibuat terbang rasanya. Ah, rasanya aku sudah mau keluar. Sambil terus goyang, kutanya Tante genit.

“Tante.. aku keluarin di mana Tante..? Di dalam boleh nggak..?”
“Terseraahh.. Soonn..” desah Tante Sari.

Kupercepat gerakanku, burungku berdenyut keras, ada sesuatu yang akan dimuntahkan oleh penisku. Akhirnya semua terasa enteng, badanku serasa terbang, ada kenikmatan yang sangat luar biasa.

Akhirnya kumuntahkan laharku dalam vagina Tante Sari, masih kugerakkan badanku dan rupanya Tante Sari orgasme kembali lalu dia gigit dadaku,

“Oughh..” “Dik Sony.. Sonn.. kamu memang hebat..”

Aku kembali mangenakann CD-ku serta celana pendekku. Sementara Tante Sari masih tetap telanjang, terlentang di lantai.

“Dik Sony.. kalo mau beli makan malam lagi yah.. jam-jam sekian aja ya..” kata Tante genit menggodaku sambil memainkan puting dan klitorisnya yang masih nampak bengkak.
“Tante ingin Dik Sony sering makan di rumah Tante ya..” kata Tante Sari sambil tersenyum genit.

Kemudian aku pulang, aku jadi tertawa sendiri karena kejadian tadi. Ya gimana tidak ketawa cuma gara-gara “Ayam Goreng” aku bisa menikmati indahnya bercinta dengan Janda.

Ngentotin Bini Orang Sampai Puas


CeritaSange - ini diawali dari aku yang bekerja di kota jakarta dan kota metropolitan. Meskipun aku bekerja di Jakarta dan digaji besar, aku lebih suka tinggal di perkampungan. Mulai dari Kosku berada di wilayah Jakarta Selatan dekat perbatasan Tangerang.

Lokasinya yang nyaman dan tenang, jau dari hiruk pikuk kota, membuatku betah tinggal lama disini sejak tahun 2009. Sudah 7 tahun lebih aku belum pernah pindah. Tetangga-tetangga pun heran mengapa aku betah tinggal disitu padahal bu kostku terkenal orangnya kolot dan masih memegang tradisi lama.

Orangnya pun alim dan tidak suka anak kostnya berbuat macam-macam dan kalau ketahuan sudah pasti diusir dari rumah kostnya.

Rumah kostku 2 lantai yang disewakan hanya 5 kamar dengan ukuran sedang dan kostnya baik untuk putra maupun putri, yang masih single maupun yang sudah berkeluarga. Kamar mandi untuk anak kost disedakan ada 2 didalam rumah satu dan yang diluar juga ada.

Ibu koskupun tinggal disitu cuman tinggal di kamar sebelah dalam bersama anak semata wayangnya Mas Rano.

Rumah kost hanya terisi dua satu untukku dan sebelahnya lagi keluarga Mas Tarno berasal dari Yogyakarta. Mas Tarno umurnya 2 tahun diatasku jadi waktu itu sekitar 26 tahun. Istrinya bernama Nita seumuran denganku.

Nita orangnya manis putih tinggi sekitar 165 cm ukuran payudara sekitar 34-an. Mereka sudah dikaruniai satu orang anak masih berumur 2 tahun bernama Rara.

Mas Tarno orangnya penggangguran. Jadi untuk keperluan, Nita-lah yang bekerja dari pagi sampai malam di sebuah Supermarket terkenal sebagai SPG sebuah produk susu untuk balita. Karena keperluannya yang begitu banyak, Nita (menurut pengakuannya) sampai meminta pihak manajemen untuk bisa bekerja 2 shift.

Tentunya keluarga macam ini sering cek-cok. Nita mengganggap Mas Tarno orangnya pemalas bisanya hanya minta duit untuk beli rokok. Padahal jerih payah Nita seharusnya untuk beli susu buat Rara putrinya.

Mas Tarno pun sering membalas omelan-omelan Nita dengan tamparan dan tendangan bahkan dilakukan didepan anaknya. Aku sendiri tidak betah melihat pertengkaran itu.

Suatu saat, Mas Tarno dapat pekerjaan sebagai ABK dan tentunya harus meninggalkan keluarganya dalam waktu yang cukup lama. Nita senangnya bukan main mendengarnya. Akan tetapi hal itu tidak berlangsung lama.

Pada malam itu, aku ngobrol dengan Nita dikamarnya sambil nonton TV. Si Rara muter-muter sambil bermain maklum umur segitu masih lucu-cucunya.

Sekarang sepi ya, Nit .nggak ada Mas Tarno. kataku
Lebih baik gini, Ted. Enakan kalo Mas Tarno nggak ada. Keluh Nita kepadaku.
Emangnya Kenapa? tannyaku.

Mas Tarno tuh kerja nggak kerja tetep nyusahin. wajar khan kalo aku minta duit ke Mas Tarno? Aku khan istrinya. Eh, Dianya marah-marah. Besoknya aku diomelin juga ama ibu mertuaku. Katanya aku nggak boleh minta duitnya dulu biar bisa buat nabung. Gombal!!! Aku nggak percaya Mas Tarno bisa nabung!!! Dia jawab dengan marah-marah.

Sabar ya Aku mencoba untuk menenangkannya apalagi Rara dah minta bobo .
Seandainya Mas Tedy yang jadi suamiku mungkin aku tidak akan merana. Mas Tedy dah dapat pekerjaan tetap dan digaji besar sedangkan suamiku, Mas Tarno hanya pekerja kasar di kapal itupun baru sebulan sebelumnya penggangguran. Keluhnya.

Udah jangan berandai-andai .biarkan hidup mengalir saja. Jawabku sekenanya.
Mas, ..

Tiba-tiba Nita duduk disebelahku mengapit tangganku dan menyandarkan kepalanya. Aku sungguh terkejut. Aku tahu Nita butuh kasih sayang, butuh belaian, butuh perhatian. Bukan tendangan dan tamparan. Aku balas dia dengan pelukan di bahunya. Sayang sekali Wanita semanis Nita disia-siakan oleh laki-laki.

Tapi Aku juga laki-laki normal punya nafsu terhadap wanita. Justru inilah kesempatanku untuk mengerjai Nita apalagi ibu kostku menjengguk keluarganya di Surabaya selama seminggu dan baru berangkat kemarin malam dan Mas Rano dapat jatah kerja Shift malam di sebuah Mall. Yuhuyyy akhirnya kesempatan itu tiba!!!

Kutoleh Nita yang saat itu sedang memakai daster, tanpa basa basi aku langsung merengkuh tubuh Nita yang montok itu kedalam pelukanku dan langsung kucium bibirnya yang tipis itu. Nita memeluk tubuhku erat erat, Nita sangat pandai memainkan lidahnya, terasa hangat sekali ketika lidahnya menyelusup diantara bibirku.

Tanganku asyik meremas susu Nita yang tidak seberapa besar tapi kencang, pentilnya kupelintir membuat Nita memejamkan matanya karena geli.

Dengan sigap aku menarik daster Nita, dan seperti biasanya Nita sudah tak mengenakan apa apa dibalik dasternya itu ternyata Nita memang sudah merencanakannya tanpa sepengetahuanku.

Tubuh Nita benar benar aduhai dan merangsang seleraku, tubuhnya semampai, putih dengan susu yang pas dengan ukuran tubuhnya ditambah nonok yang tak berambut mencembung.

Eh gimana kalo si Rara bangun? tanyaku.
Tenang aja Mas Tedy, Susu yang diminum Rara tadi dah aku campurin CTM. Jawabnya dengan gaya yang manja. Benar-benar persiapan yang sempurna.

Ketika kubentangkan bibir nonoknya, itilnya yang sebesar biji salak langsung menonjol keluar. ketika kusentuh dengan lidahku, Nita langsung menjerit lirih. Aku langsung mencopot baju dan celanaku sehingga penisku yang sepanjang 12 cm langsung mengangguk angguk bebas.

Ketika kudekatkan penisku ke wajah Nita, dengan sigap pula Nita menggenggamnya dan kemudian mengulumnya.

Kulihat bibir Nita yang tebal itu sampai membentuk huruf O karena penisku yang berdiameter 3 cm itu hampir seluruhnya memadati bibir mungilnya, Nita sepertinya sengaja memamerkan kehebatan kulumannya, karena sambil mengulum penisku ia berkali kali melirik kearahku.

Aku hanya dapat menyeringai keenakan dengan servis Nita ini. Mungkin posisiku kurang tepat bagi Nita yang sudah berbaring itu sementara aku sendiri masih berdiri disampingnya, maka Nita melepaskan kulumannya dan menyuruhku berbaring disebelahnya.

Setelah aku berbaring dengan agak tergesa gesa Nita merentangkan kedua kakiku dan mulai lagi menjilati bagian peka disekeliling penisku, mulai dari pelirku, terus naik keatas sampai keNitang kencingku semuanya dijilatinya, bahkan Nita dengan telaten menjilati Nitang duburku yang membuat aku benar benar blingsatan.

Aku hanya dapat meremas remas susu Nita serta merojok nonoknya dengan jariku.

Aku sudah tak tahan dengan kelihaian Nita ini, kusuruh dia berhenti tetapi Nita tak memperdulikanku malahan ia makin lincah mengeluar masukkan penisku kedalam mulutnya yang hangat itu. Tanpa dapat dicegah lagi air maniku menyembur keluar yang disambut Nita dengan pijatan pijatan lembut dibatang penisku seakan akan dia ingin memeras air maniku agar keluar sampai tuntas.

Ketika Nita merasa kalau air maniku sudah habis keluar semua, dengan pelan pelan dia melepaskan kulumannya, sambil tersenyum manis ia melirik kearahku. Kulihat ditepi bibirnya ada sisa air maniku yang masih menempel dibibirnya, sementara yang lain rupanya sudah habis ditelan oleh Nita.

Nita langsung berbaring disampingku dan berbisik Mas Tedy diam saja ya, biar saya yang memuaskan Mas ! Aku tersenyum sambil menciumi bibirnya yang masih berlepotan air maniku sendiri itu.

Dengan tubuh telanjang bulat Nita mulai memijat badanku yang memang jadi agak loyo juga setelah tegang untuk beberapa waktu itu, pijatan Nita benar benar nyaman, apalagi ketika tangannya mulai mengurut penisku yang setengah ngaceng itu, tanpa dihisap atau diapa apakan, penisku ngaceng lagi, mungkin karena memang karena aku masih kepengen main beberapa kali lagi maka nafsuku masih bergelora.

Aku juga makin bernafsu melihat susu Nita yang pentilnya masih kaku itu, apalagi ketika kuraba nonoknya ternyata itilnya juga masih membengkak menandakan kalau Nita juga masih bernafsu hanya saja penampilannya sungguh kalem seperti malu malu kucing untuk bermain seks .

Melihat penisku yang sudah tegak itu, Nita langsung mengangkangi aku dan menepatkan penisku diantara bibir nonoknya, kemudian pelan pelan ia menurunkan pantatnya sehingga akhirnya penisku habis ditelan nonoknya itu.

Setelah penisku habis ditelan nonoknya, Nita bukannya menaik turunkan pantatnya, dia justru memutar pantatnya pelan pelan sambil sesekali ditekan, aku merasakan ujung penisku menyentuh dinding empuk yang rupanya leher rahim Nita.

Setiap kali Nita menekan pantatnya, aku menggelinjang menahan rasa geli yang sangat terasa diujung penisku itu.

Putaran pantat Nita membuktikan kalau Nita memang jago bersetubuh, penisku rasanya seperti diremas remas sambil sekaligus dihisap hisap oleh dinding nonok Nita. Hebatnya nonok Nita sama sekali tidak becek, malahan terasa legit sekali, seolah olah Nita sama sekali tak terangsang oleh permainan ini.

Padahal aku yakin seyakin yakinnya bahwa Nita juga sangat bernafsu, karena kulihat dari wajahnya yang memerah, serta susu dan itilnya yang mengeras seperti batu itu.


Aku makin lama makin tak tahan dengan gerakan Nita itu, kudorong ia kesamping sehingga aku dapat menindihinya tanpa perlu melepaskan jepitan nonoknya. Begitu posisiku sudah diatas, langsung kutarik penisku dan kutekan sedalam dalamnya memasuki nonok Nita.

Nita menggigit bibirnya sambil memejamkan mata, kakinya diangkat tinggi tinggi serta sekaligus dipentangnya pahanya lebar lebar sehingga penisku berhasil masuk kebagian yang paling dalam dari nonok Nita.

Rojokanku sudah mulai tak teratur karena aku menahan rasa geli yang sudah memenuhi ujung penisku, sementara Nita sendiri sudah merintih rintih sambil menggigiti pundakku ingin segera bermain seks.

Mulutku menciumi susu Nita dan menghisap pentilnya yang kaku itu, ketika Nita memintaku untuk menggigiti susunya, tanpa pikir panjang aku mulai menggigit daging empuk itu dengan penuh gairah,

Nita makin keras merintih rintih, kepalaku yang menempel disusunya ditekan keras keras membuatku tak bisa bernafas lagi, saat itulah tanpa permisi lagi kurasakan nonok Nita mengejang dan menyemprotkan cairan hangat membasahi seluruh batang penisku.

Ketika aku mau menarik pantatku untuk memompa nonoknya, Nita dengan keras menahan pantatku agar terus menusuk bagian yang paling dalam dari nonoknya sementara pantatnya bergoyang terus diatas ranjang merasakan sisa sisa kenikmatannya.

Dengan suara agak gemetar merasakan kenikmatannya, Nita menanyaiku apakah aku sudah keluar, ketika aku menggelengkan kepala, Nita menyuruhku mencabut penisku.

Ketika penisku kucabut, Nita langsung menjilati penisku sehingga cairan lendir yang berkumpul disitu menjadi bersih. Penisku saat itu warnanya sudah merah padam dengan gagahnya tegas keatas dengan urat uratnya yang melingkar lingkar disekeliling batang penisnya.

Nita sesekali menjilati ujung penisku dan juga buah pelirku seakan bermain seks seperti ini tak ingin cepat berakhir.

Ketika Nita melihat penisku sudah bersih dari lendir yang membuat licin itu, dia kembali menyuruhku memasukkan penisku, tetapi kali ini Nita yang menuntun penisku bukannya keNitang nonoknya melainkan keNitang duburnya yang sempit itu.

Aku menggigit bibirku merasakan sempit serta hangatnya Nitang dubur Nita, ketika penisku sudah menyelusup masuk sampai kepangkalnya, Nita menyuruhku memaju mundurkan penisku, aku mulai menggerakkan penisku pelan pelan sekali.

Kurasakan betapa ketatnya dinding dubur Nita menjepit batang penisku itu, terasa menjalar diseluruh batangnya bahkan terus menjalar sampai keujung kakiku.

Benar benar rasa nikmat yang luar biasa, baru beberapa kali aku menggerakkan penisku, aku menghentikannya karena aku kuatir kalau air maniku memancar, rasanya sayang sekali jika kenikmatan itu harus segera lenyap.

Nita menggigit pundakku ketika aku menghentikan gerakanku itu, ia mendesah minta agar aku meneruskan permainanku.

Setelah kurasa agak tenang, aku mulai lagi menggerakkan penisku menyelusuri dinding dubur Nita itu, dasar sudah lama menahan rasa geli, tanpa dikomando lagi air maniku tiba tiba memancar dengan derasnya, aku melenguh keras sekali sementara Nita juga mencengkeram pundakku ketika hampir mencapai puncak dari bermain seks.

Aku jadi loyo setelah dua kali memuntahkan air mani yang aku yakin pasti sangat banyak. Tanpa tenaga lagi aku terguling disamping tubuh Nita, kulihat penisku yang masih setengah ngaceng itu berkilat oleh lendir yang membasahinya.

Nita langsung bangun dari tempat tidur, dengan telanjang bulat ia keluar mengambil air dan dibersihkannya penisku itu, aku tahu kali ini dia tak mau membersihkannya dengan lidah karena mungkin dia kuatir kalau ada kotorannya yang melekat.

Setelah itu, disuruhnya aku telungkup agar memudahkan dia memijatku, aku jadi tertidur, disamping karena memang lelah, pijatan Nita benar benar enak, sambil memijat sesekali dia menggigiti punggungku dan pantatku. Aku benar benar puas menghadapi perempuan satu ini.

Aku tertidur cukup lama, ketika terbangun badanku terasa segar sekali, karena selama aku tidur tadi Nita terus memijit tubuhku. Ketika aku membalikkan tubuhku, ternyata Nita masih saja telanjang bulat, penisku mulai ngaceng lagi melihat tubuh Nita yang sintal itu dan ingin bermain seks lagi, tanganku meraih susunya dan kuremas dengan penuh gairah, Nitapun mulai meremas remas penisku yang tegang itu.

Yuk kita ke kamar mandi ajakku
Sapa takut ..

Aku menarik tangan Nita keluar kamar sambil bugil tapi aku sempatkan menyambar 2 buah handuk kemudian berjalan mengendap masuk , takut ketahuan tetangga sebelah rumah dan mengunci pintu kamar mandinya dari dalam.

Nit kamu seksi banget.. desisku sambil lebih mendekatinya, dan langsung mencium bibirnya yang ranum. Nita membalas ciumanku dengan penuh gairah, dan aku mendorong tubuhnya ke dinding kamar mandi.


Tanganku membekap dadanya dan memainkan putingnya. Nita mendesah pelan. Ia menciumku makin dalam. Kujilati putingnya yang mengeras dan ia melenguh nikmat. Aku ingat, pacarku paling suka kalau aku berlama-lama di putingnya.

Tapi kali ini tidak ada waktu, karena sudah menjelang pagi. Nita mengusap biji pelirku. Kunaikan tubuh Nita ke bak mandi. Kuciumi perutnya dan kubuka pahanya.

Bulu kemaluannya rapi sekali. Kujilati liangnya dengan nikmat, sudah sangat basah sekali. ia mengelinjang dan kulihat dari cermin, ia meraba putingnya sendiri, dan memilin-milinnya dengan kuat.

Kumasukan dua jari tanganku ke dalam liangnya, dan ia menjerit tertahan. Ia tersenyum padaku, tampak sangat menyukai apa yg kulakukan. Jari telunjuk dan tengahku menyolok-nyolok ke dalam liangnya, dan jempolku meraba-raba kasar klitorisnya.

Ia makin membuka pahanya, membiarkan aku melakukan dengan leluasa untuk bermain seks dengannya.

Semakin aku cepat menggosok klitorisnya, semakin keras desahannya. Sampai-sampai aku khawatir akan tetangga sebelah rumah dengar karena dinding kamar mandi bersebelahan tepat dengan dinding rumha tetangga. Lalu tiba-tiba ia meraih kepalaku, dan seperti menyuruhku menjilati liangnya.

Ahhh ahhh .Mas Arghhhh..uhhh .Maaasss . ia mendesah-desah girang ketika lidahku menekan klitorisnya kuat2. Dan jari-jariku makin mengocok liangnya.

Semenit kemudian, Nita benar-benar orgasme, dan membuat mulutku basah kuyub dengan cairannya. Ia tersenyum lalu mengambil jari2ku yang basah dan menjilatinya sendiri dengan nikmat.

Ia lalu mendorongku duduk di atas toilet yg tertutup, Ia duduk bersimpuh dan mengulum penisku yang belum tegak benar. Jari-jarinya dengan lihay mengusap-ngusap bijiku dan sesekali menjilatnya. Baru sebentar saja, aku merasa akan keluar.

Jilatan dan isapannya sangat kuat, memberikan sensasi aneh antara ngilu dan nikmat. Nita melepaskan pagutannya, dan langsung duduk di atas pangkuanku.

Ia bergerak- gerak sendiri mengocok penisku dengan penuh gairah. Dadanya naik turun dengan cepat, dan sesekali kucubit putingnya dengan keras. Ia tampak sangat menyukai sedikit kekerasan. Maka dari itu, aku memutuskan untuk berdiri dan mengangkat tubuhnya sehingga sekarang posisiku berdiri, dengan kakinya melingkar di pinggangku untuk variasi bermain seks .

Kupegang pantatnya yang berisi dan mulai kukocok dengan kasar. Nita tampak sangat menyukainya. Ia mendesah-desah tertahan dan mendorong kepalaku ke dadanya. Karena gemas, kugigit dengan agak keras putingnya. Ia melenguh , Oh gitu Mas..gigit seperti itu aghhh

Kugigit dengan lebih keras puting kirinya, dan kurasakan asin sedikit di lidahku. Tapi tampaknya Nita makin terangsang.Penisku terus memompa liangnya dengan cepat, dan kurasakan liangnya semakin menyempit

Penisku keluar masuk liangnya dengan lebih cepat, dan tiba-tiba mata Nita merem melek, dan ia semakin menggila, lenguhan dan desahannya semakin kencang hingga aku harus menutup mulutnya dengan sebelah tangannku.

Ah Maass Ehmm Arghh Arghhh Ohhhhh uhhhhhh Nita orgasme untuk kesekian kalinya dan terkulai ke bahuku.

Karena aku masih belum keluar, aku mencabut penisku dari liangnya yang banjir cairannya, dan membalikan tubuhnya menghadap toilet untuk bermain seks kembali. Biasa kalau habis minum staminaku memang suka lebih gila.

Nita tampak mengerti maksudku, ia menunggingkan pantatnya, dan langsung kutusuk penisku ke liangnya dari belakang. Ia mengeram senang, dan aku bisa melihat seluruh tubuhnya dari cermin di depan kami. Ia tampak terangsang, seksi dan acak-acakan.

Aku mulai memompa liangnya dengan pelan, lalu makin cepat, dan tangan kiriku meraih puting payudaranya, dan memilinnya dengan kasar, sementara tangan kananku sesekali menepuk keras pantatnya.

Penisku makin cepat menusuk2 liangnya yang semakin lama semakin terasa licin. Tanganku berpindah-pindah, kadang mengusap-ngusap klitorisnya dengan cepat.

Badan Nita naik turun sesuai irama kocokanku, dan penisku semakin tegang dan terus menghantam liangnya dari belakang. Ia mau orgasme lagi, rupanya, karena wajahnya menegang dan ia mengarahkan tanganku mengusap klitorisnya dengan lebih cepat.

Penisku terasa makin becek oleh cairan liangnya ketika bermain seks.
Nita..aku juga mau keluar nih .
oh tahan dulu kasih aku .penismu .tahan!!!!

Nita langsung membalikan tubuhnya, dan mencaplok penisku dengan rakus. Ia mengulumnya naik turun dengan cepat seperti permen, dan dalam itungan detik, menyemprotlah cairan maniku ke dalam mulutnya.

ArGGGhhhh!! Oh yes !! erangku tertahan.

Nita menyedot penisku dengan nikmat, menyisakan sedikit rasa ngilu pada ujung penisku, tapi ia tidak peduli, tangan kirinya menekan pelirku dan kanannya mengocok penisku dengan bermain seks gerakan makin pelan.

Kakiku lemas dan aku terduduk di kursi toilet yg tertutup. Nita berlutut dan menjilati seluruh penisku dengan rakus.

Setelah Nita menjilat bersih penisku, ia memakaikan handukku, lalu memakai handuknya sendiri. Ia memberi isyarat agar aku tidak bersuara, lalu perlahan-lahan membuka pintu kamar mandi. Setelah yakin aman, ia keluar dan aku mengikutinya dari belakang.

Setelah kejadian itu aku sama Nita semakin gila-gilaan dalam bermain seks.