Bercinta dengan Teman Apartemenku yang Penuh Nafsu



CeritaSange - Saya tinggal disebuah apartment bersama dengan 3 orang teman sekuliahan, namanya Widya, Yudha, dan Tom. Hampir setiap malam kami berempat selalu nonton film porno sama-sama. Pukul 8 malam tiba saatnya saya mandi, segera kubuka kran air panas dan dingin dalam sebuah bath tub, setelah itu kubuka semua bajuku,

sehingga telanjang bulat lalu aku menghadap ke arah sebuah cermin besar, terlihatlah seluruh bentuk tubuhku, kulihat kedua payudaraku yang ukurannya cukup besar, kuremas-remas dan kuputar-putar puting payudaraku sehingga timbullah keinginan untuk melakukan masturbasi.

Lalu aku duduk di atas kloset sambil mengangkangkan kedua kaki dan kuraih selang yang ada di sampingku, kuarahkan selang itu tepat pada vaginaku lalu kubuka kran air itu dengan volume sedang, “Hmm.., ehmm” nikmatnya.

Kira-kira 2 menit kemudian kutambah lagi volume air pada tahap maksimal, semburan air yang begitu kencang menerjang dengan keras ke arah vaginaku, aku merasakan bagaikan penis yang menerobos masuk ke dalam vaginaku.

Guyuran air selang yang sangat kencang itu membuat saya lunglai di atas kloset, mulai kurasakan bagian dalam vaginaku berdenyut-denyut, badanku serasa mendidih, pikiranku seakan-akan melayang tinggi, antara setengah sadar saya mendesah karena nikmatnya, ” hmm.., mm.., hsss.., hhsss.., oh.., oh.., oh.., yes.., yeah.., yeaaahh” dan akhirnya saya mengerang kuat, “Aaakkhh.., ah.., ah.., aaah.., hmm” tanda saya sudah mencapai klimaks.

Air selang itu teteap kuarahkan ke vaginaku agar mencapai orgasme-orgasme yang berikutnya, setelah mencapai beberapa orgasme, segera kuakhiri masturbasi itu, lalu aku melangkah masuk ke dalam bath tub kemudian berendam sejenak, tiba-tiba Tom membuka pintu kamar mandi. Dengan spontan aku menjerit kencang, Tom hanya terpaku melihat keadaanku yang telanjang bulat, sehingga handuk yang dipegangnya jatuh ke atas lantai dengan segera Tom langsung menutup pintu.


“Maafin gue Yas, gue gak tau kalo lu ada di dalem, lagian loe gak ngunci pintu sih!”
“Perasaan tadi udah gue kunci kok”, sahutku.
“Ya, udah. Lain kali kalo mau mandi pintunya dikunci, Yas, tolong ambilin handuk gue dong”, perintah Tom dari balik pintu.

Segera kuambil handuk Tom yang jatuh di lantai, tiba-tiba sebuah benda aneh terjatuh dari selipan handuk kepunyaan Tom, segera kuraih dan ternyata benda aneh itu adalah sebuah alat vibrator yang berupa penis tiruan yang terbuat dari plastik dan bisa bergetar jika di masukkan ke dalam vagina.

“Nih handuknya, yang ini aku pinjam bentar yah”, sambil menunjukkan penis tiruan itu. “Kamu mau ngapain ama benda itu”, Tanya Tom. “Buat ngedapetin sesuatu yang nikmat”, jawabku sambil tersenyum nakal kepada Tom, lalu kututup kembali pintu itu.

Aku masuk kembali ke dalam bath tub yang sudah tidak ada airnya, segera kumasukkan perlahan-lahan penis plastik itu ke dalam vaginaku lalu kutekan tombolnya agar benda itu dapat bergetar, vaginaku serasa digelitik karena gelinya, lalu kutekan lagi tombol alat itu sampai kecepatan maksimum, kini penis plastik itu bergetar dengan cepat sekali. Kurasakan kenikmatan yang luar biasa.

Setelah 5 menit berlalu kurasa aku sudah mau mencapai klimaks lalu kumainkan penis plastik itu dengan menarik keluar dari vaginaku kemudian kumasukkan kembali, dengan gerakan yang lebih cepat dan agak kasar kusodok-sodok penis plastik itu ke dalam vaginaku,

kulihat puting payudaraku mulai menegang diikuti dengan badanku yang mulai menegang, tanda aku sudah mencapai klimaks, kemudian aku berdiri dan cairan yang berupa lendir putih mengalir dari vaginaku. Setelah aku selesai mandi kulihat 3 orang temanku sedang asyik nonton film porno di ruang tamu.

Kemudian aku duduk di samping Tom, kira setengah jam kemudian aku merasa leherku sakit, segera kubaringkan kepalaku di pangkuan Tom, tiba-tiba kurasakan ada sesuatu yang mengganjal di telingaku, ternyata penis Tom sudah tegang dan tepat mengenai telingaku. Tapi aku cuek aja lagian itu hal yang wajar kalau seorang cowok lagi horny. Kudengar napas Tom yang mulai tidak beraturan, badannya agak menggigil sedikit mngkin karena menahan nafsu yang begitu tinggi.

Tom mulai membelai rambutku, lalu ke arah pundakku, karena aku juga menikmati belaian halus tangan Tom, maka aku tidak menolak ketika Tom memasukkan tangannya di sela-sela kimonoku, kemudian buah dadaku diremas-remasnya aku segera mengambil posisi duduk membelakangi Tom, kemudian Tom melanjutkan meremas-remas buah dadaku sambil menciumi leherku dan sesekali mencupangi leherku.


Ternyata kedua temanku si Widya dan Yudha sadar dengan apa yang aku lakukan dengan Tom lalu si Widya bilang, “Lanjutinnya di kamar aja gih, biar lebih nikmat ” lalu Tom segera menggendongku, dibawanya aku ke kamarnya, kami berdua berbaring di tempat tidurnya.

Tom mulai membuka kimonoku dan menjilat-jilat kedua buah dadaku, tangannya mulai membuka celana dalamku kemudian Tom kembali menciumiku. Tom berada di atas tubuhku sementara penisnya digesek-gesekan di bagian luar vaginaku.

Buah dadaku otomatis tersandar pada dada Tom yang lapang. Agar Tom lebih mudh menggesek-gesekkan senjatanya ke liang kewanitaanku, kukangkangkan kedua kakiku, hal itu membuat Tom semakin bersemangat. Kami saling berciuman dengan begitu liarnya, sesekali kugigit pelan lidah Tom namun Tom membalas gigitanku dengan mengulum lidahku.

Setelah puas berciuman Tom mulai mengelus-ngelus vaginaku, lalu kubuka bibir vaginaku supaya terlihat clitorisnya. Tom langsung menjilat-jilat bagian luar organ kewanitaan dan memainkan ujung lidah di sekitarnya. Kemudian Tom memasukkan jari telunjuknya ke dalam vaginaku dan dikocok-kocok sehingga aku mengerang karena nikmat.

Setelah vaginaku sudah cukup basah, gantian aku yang mengocok penis Tom dengan tangan. Pertama Tom hanya menikmati kocokan tanganku, lalu kumasukkan penis Tom ke dalam mulutku, mulai kuhisap-hisap, kukulum ujung penisnya berkali-kali hingga Tom mengerang keenakan dia menutup matanya.

Kuulangi terus mengulum penisnya sampai penisnya berdiri tegak, karena gemasnya dengan penis Tom yang sudah mengeras lalu kugigit penisnya pelan-pelan, saat itu mengatakan, “Yeah sayang.., ayo kamu pasti bisa, gigit yang keras sayang”. Karena merasa ditantang kukulum lebih lama penisnya agar Tom merasakan kenikmatan itu. Karena penis Tom sudah cukup tegang, Tom langsung memelukku dan dibaringkan aku di tempat tidurnya.

Segera dia mengambil ancang-ancang untuk memasukkan penisnya di vaginaku, tapi sebelum itu Tom menyarungi penisnya dengan kondom “tiger type”. Luar kondom itu bergerigi halus dan ekstra panjang, kelihatan penis Tom menjadi besar dan panjang.

Lalu dengan perlahan-lahan Tom mulai memasukkan ujung penisnya ke dalam vaginaku hingga penisnya masuk seluruhnya, saat itu aku yang hipersex ini berteriak karena terasa agak sakit, mungkin gara-gara kondom yang dipakai Tom, tapi rasa sakit itu hanya permulaannya saja setelah itu dapat kurasakan kocokan penis Tom dalam vaginaku begitu hebat,

Tom mendengar desahanku begitu juga dengan napasku yang membuat Tom semakin bergairah, Tom menambah kecepatan kocokannya sehingga aku kewalahan dan hanya bisa menaik-turunkan badanku sementara kedua tanganku berpegangan kuat pada kain sprei.

“Tom, ganti posisi yah”, pintaku.
“Up to you darling”, balas Tom sambil mengelarkan penisnya dari vaginaku.

Kemudian aku yang hipersex ini menungging di depan Tom (doggy style) sementara itu Tom melepaskan kondom yg dipakainya sambil mangatakan, “Nggak usah pakai kondom yah, biar lebih licin”, aku hanya menganggukkan kepala tanda setuju.

Lalu Tom mulai memasukkan kembali penisnya dalam vaginaku, dan kedua tangannya memegang pantatku. Gerakan Tom mulai dipercepat dan semakin cepat, “Oh yeahh.., ayo Tom goyang saya, lebih cepat sayang.., hsss.. hs.., hhsss.., oh.., ohh.., yeahh right now.., akkkhh”, aku berteriak sejadi mungkin, namun Tom belum mencapai orgasme lalu kecepatannya ditambah lagi dengan agak kasar.

Aku yang hipersex hanya menahan kedua payudaraku agar tidak berguncang-guncang, baru kali ini kurasakan kenikmatan yg begitu dahsyat, sampai akhirnya aku mencapai orgasme yang ke empat kalinya diikuti dengan Tom. Kami berdua mencapai orgasme secara bersamaan.


Kurasakan vaginaku mulai menghangat karena sperma Tom tercurah di dalam vaginaku, seluruh badanku menegang begitu juga dengan puting payudaraku yang menegang, lalu Tom segera mengeluarkan penisnya dan langsung memelukku sambil megulum puting payudaraku yang menegang.

“Gimana, hebat kan”, Tanya Tom sambil menatapku, aku hanya tersenyum sambil memeluknya lebih erat.
“Penisku lebih nikmat dari pada penis tiruan yang kamu pinjam itu kan”, goda Tom kepadaku.
“Penis mainan itu punya siapa?”, Tanyaku.
“Itu punyanya Widya dia juga sering masturbasi pake itu kok, makanya kalo kamu mau masturbasi lagi gak usah pake itu lagi yah, kan ada aku”, goda Tom kepadaku.

Sejak saat itu kami berdua selalu melakukan hubungan badan rutin setiap hari, kadang-kadang kalau lagi horny banget aku bisa 3 kali bersetubuh dengan Tom, mungkin karena aku ini jenis cewek yang hipersex begitu juga dengan Tom. END

Bercinta dengan Teman Baikku



CeritaSange - Namaku Agus (bukan nama sebenarnya). Aku kuliah di salah satu PTS di Jakarta. aku punya teman wanita, sebut saja namanya Lia. Si Lia ini teman baikku sejak SMA. Kalau aku lagi ada masalah atau aku gagal mendapatkan cewek, dia inilah yang jadi tumpahan unek-unekku. Pokoknya dia baik sekali denganku. Orangnya cantik sekali. Tapi ini bukan aku yang bilang, teman-temanku yang bilang begitu. Dulunya menurut aku sih lumayanlah. Mungkin karena aku nggak sadar barangkali, habis aku tiap hari ketemu dia dan lihat dia, jadi aku merasa sudah biasa. Teman kuliahku pernah bilang kalau si Lia itu sensual banget, apalagi dari bagian lehernya sampai dadanya. Orangnya nggak begitu tinggi, sedanglah buat perempuan. Tingginya 162 cm dan beratnya 50 kg. Langsing kan? Rambutnya panjang tergerai. Kebayang dong gimana orangnya.

Diantara aku dan dia kalau ngobrol sudah nggak ada batasnya, termasuk tentang hal yang begituan. Dia juga sudah tahu ukuran penisku. Sedangkan aku cuma tahu ukuran pinggangnya 62 cm. Yang bagian atas dan bawahnya aku nggak diberi tahu. "Belum saatnya Gus..", begitu kata Lia dengan nada genit kalau aku selalu bertanya. Tapi aku bisa lihat kok ukuran payudaranya nggak begitu besar. Sekitar 32, begitulah.



Aku sudah sering nonton dan jalan-jalan berdua sama dia. Teman-temanku menyangka kalau aku pacaran sama dia, padahal aku sama dia cuma temanan baik. Lalu kejadian yang membuat aku mengirim cerita ini terjadi beberapa bulan yang lalu, waktu kami berdua pergi nonton Ransom. Seperti biasanya aku jemput dia, terus kami pergi nonton di PH. Kali ini si Lia seksi banget. Dia pakai baju ketat putih favoritku. Aku yang suruh dia pakai itu, soalnya aku suka lihat dia pakai itu. Dan dia juga selalu setuju sama permintaanku. Terus pakai rok mini yang kalau aku bilang pendek banget dan merangsang. Sekitar 15-20 cm lah dari lutut. Sepanjang perjalanan dia duduk di sebelahku dan pahanya terlihat hampir sampai ke pangkalnya. Dalam hatiku, gila juga nih si Lia. Sepulangnya nonton kira-kira jam tujuhan, aku ajak dia ke rumahku seperti biasanya aku sama dia ngobrol-ngobrol dulu. Dia sudah sering ke rumahku dan masuk kamarku. Jadi dia maulah.

Kebetulan rumahku lagi kosong. Orang tuaku sedang ke Surabaya, menghadiri kondangan orang nikahan. Dan aku anak tunggal. Cuma tinggal pembantu saja. Aku ajak dia masuk kamarku dan ngobrol-ngobrol sambil bercanda-canda. Terus aku ke WC sebentar buat pipis. Waktu pipis, aku membayangkan juga itu body Lia yang aduhai. Terus aku masuk kamarku lagi. Begitu kubuka pintu, kulihat Lia lagi di depan meja belajarku sambil nungging melihat buku-buku kuliahku. Kelihatan dong pahanya yang putih mulus itu dan sedikit CD-nya. Aku sudah nggak tahan lagi nih. Lalu kudekati dia dan kupeluk dari belakang. Si Lia kaget dan berbalik badan tapi nggak melawan, cuma sedikit berusaha menghindar. "Kenapa kamu Gus", katanya. Terus kulumat saja bibir mungilnya, dan kupepetkan dia ke dinding kamarku. Dia juga membalas ciumanku dan kukulum lidahnya sambil kuremas-remas payudaranya. Si Lia mendesah kecil. Makin lama aku semakin gila. Aku mulai turun ke bawah pahanya. Rok mininya aku turunkan sampai ke lantai sehingga dia cuma pakai CD dan baju ketat. Ternyata nggak cuma pakaian luarnya yang bikin nafsu, dia pakai CD yang bertali di bagian pinggangnya, jadi bisa di copot sebelah doang. Aku cium pahanya sambil mulai menarik tali CD sebelah kirinya. Kelihatan bulu kemaluannya yang halus terawat dan vaginanya yang berwarna merah muda. Desahan Lia semakin keras terdengar. Kumainkan kelentitnya dengan tanganku. "Ahh.. Ahh... Gus..." vaginanya makin basah. Lalu aku jilati vaginanya dan si Lia semakin meronta-ronta kegelian. Sambil menjilati vaginanya kucopoti celana jeans-ku dan sekaligus CD-ku. Keluarlah penisku yang sudah tegang sekali. Lalu aku berdiri, aku angkat kaki kanan Lia, yang masih menempel CD-nya, setinggi pinggulku dan mulai mengarahkan penisku memasuki vaginanya.


Si Lia mendorong pinggulku. "Jangan Gus, aku kan masih perawan, nggak mau dimasukin..." Terus aku bilang bagaimana kalau cuma pura-pura doang seperti film-film Hollywood, si Lia senyum centil tanda setuju. Aku teruskan gerakanku tadi. Terus aku gesek-gesekan senjataku ke bagian luar kewanitaannya seperti wanita sedang masturbasi. "Ahh.. ahh.. terus Gus", si Lia juga ikut bergoyang keenakan. Lama-kelamaan tangan Lia mulai memegang-megang penisku, lalu tanpa kusadari dia mengarahkan penisku ke dalam vaginanya. Rupanya si Lia sudah terangsang banget dan nggak mau peduli lagi. Blesh... penisku mulai masuk ke vaginanya. "Ahh... sakit Gus", kata Lia. Seret banget dan sempit, walaupun ukuran penisku nggak gede-gede amat. Akhirnya masuk juga semuanya dan aku teruskan goyanganku. Enak banget rasanya, baru kali ini aku merasakan vagina perempuan. Biasanya aku merasakan gulingku. Mungkin karena baru pertama kali senggama, nggak lama, aku merasa sudah mau keluar.

Lalu croot... croot... spermaku keluar di dalam. Si Lia nampaknya belum orgasme. Sambil terus berpelukan aku tengok ke kiriku ada cermin dan kulihat posisiku dengan Lia horny banget. Seperti lagi nonton BF. Penisku yang sempat lemas berdiri lagi. Kucium dia sambil kugendong dan aku rebahin ke ranjangku. Kaos putihnya kulepaskan, begitu juga BH-nya. Benar dugaanku, payudaranya nggak begitu besar tapi putih kencang. Cukuplah besarnya. Lia sudah telanjang bulat, cuma sisa CD-nya yang masih menempel di kaki kanannya. Aku hisap sebelah putingnya. Lia pun mulai menggeliat lagi. Puting yang satu lagi aku mainkan sama tanganku. Terus aku merasa penisku sudah keras sekali dan aku kangkangi kakinya dan aku masukan saja lagi ke vaginanya. "Ngehh... ah...", si Lia mendesah keras. Kali ini nggak seseret yang pertama tadi. Aku maju mundurkan penisku dan Lia mengikuti goyanganku. Aduh... gila nggak menyangka kalau vaginanya perempuan seenak ini. Sambil kucium bibirnya kumainkan payudaranya dengan tanganku. Enggak lama kemudian vaginanya terasa menyempit tiba-tiba seperti memijat penisku dan badannya menegang. Si Lia pun berteriak "Ahh...", aku nggak tahan penisku dipijat sama vaginanya lalu aku keluar juga. Dan aku pun berbaring di sebelahnya sambil mengusap-usap rambutnya. Terus aku antarkan pulang. Selama perjalanan kita berbicara tentang tadi. Ternyata dia suka sama perlakuanku. Katanya nikmat, dan untuk lain kali aku minta dia pakai baju yang seksi-seksi dan dia cuma senyum-senyum kecil malu-malu.



Aku sama Lia makin sering begituan. Untuk yang kedua kali dan seterusnya aku pakai kondom, soalnya aku takut dia hamil. Semuanya kulakukan di rumahku karena rumahku sering kosong. Teknikku pun semakin jago. Terakhir aku bisa bikin dia orgasme 4 kali dalam sekali begituan. Waktu itu dia pakai stocking kaya film-film BF. Horny banget nggak sih. Tapi dia nggak jadi pacarku dan masih berstatus teman baik. Aku nggak tahu apakah aku sama dia masih mau meneruskan setelah kita masing-masing sudah punya suami dan istri. Yang penting sekarang dulu lah, yang itu belakangan.

Tidur Semalaman Dengan Cinta Pertamaku Setelah Seks Dengannya



CeritaSange - Saat itu aku masih sekolah kelas 3 SMK di Solo. Saat itu aku bertemu dengan kawanku saat SMP. Dia sebenarnya adalah cinta pertama bagiku yang yang saat itu belum pernah aku ungkapkan walaupun sebenarnya aku tahu diapun juga mencintaiku sebut saja namanya Novi. Waktu itu kami bertemu di sebuah emperan toko daerah Coyudan.

Kami sama-sama berteduh karena saat itu hujan mengguyur kota Solo sangat deras. Kami ngobrol panjang lebar dan angka arlojinya sudah menunjukkan pukul 6 sore, tetapi hujan tetap saja mengguyur walaupun tidak terlalu deras.

Karena saat itu dia sedang menunggu bis, dan aku naik sepeda motor maka agar tidak kemalaman aku antar dia pulang tetapi tanpa jas hujan. Sampai di rumahnya ternyata rumahnya dalam keadaan kosong karena keluarganya sedang menghadiri pesta pernikahan pamannya.

“Aduh.. gimana nih Vi.. bisa masuk ke dalam nggak?”, tanyaku.
“Tenang, biasanya kuncinya ada di bawah pot ini, nah ini dia, masuk yuk di luar dingin, lagian baju kamu basah semua”, katanya sambil membuka pintu rumah.
“Sebentar aku ambilkan handuk”, katanya sambil jalan ke belakang rumah.

Rumah yang sederhana tetapi sangat rapi dengan sofa ditengah ruangan.

Dia keluar dengan menggenakan daster kuning transparan. Samar-samar aku lihat lekuk-lekuk tubuhnya yang sangat sempurna membuat jantungku berdebar kencang. Kulitnya yang putih mulus terlihat sangat serasi dengan daster yang dipakainya.

“Ini handuknya”, dia memecahkan lamunanku.


Karena baju dan celanaku basah maka aku buka bajuku dan aku pinjam salah satu kaosnya, tetapi bagaimana dengan celana panjangku? “Pake punyaku aja Fa, aku punya jeans basic yang mungkin pas kamu pakai”, sahutnya. Aku tidak kaget karena dia tergolong cewek bertubuh tinggi besar. Aku masuk ke dalam kamarnya dan mulai membuka celana panjangku, tinggal CD-ku yang masih basah.

“Vi.. sorry nich aku boleh pinjem CD-mu nggak? Yang penting dapat dipakai”, tanyaku.
“Boleh, tapi di almari coklat yang kuncinya masih aku bawa, boleh aku masuk?”, sahutnya.

Saat dia masuk kamar, aku hanya dililit selembar handuk bergambar Hello Kitty kepunyaannya. Saat dia membuka almarinya dia menyuruh aku untuk memilih sendiri, dan karena letak CD-nya ada di bagian bawah, aku harus jongkok.

Tanpa aku sadari setelah aku berdiri, handuk yang melilit tubuhku terlepas dan aku hanya bisa diam terpaku. Dia juga diam memandang tubuhku yang telah telanjang bulat. Dia terus memandang penisku yang memang telah berdiri.

Kemudian dengan perlahan dia mengambil handuk yang berada persis di bawah penisku. Kemudian tanganku mengusap kepalanya dan kepalanya tertahan tepat di depan penisku. Selanjutnya dia mencium kepala penisku, membuatku semakin kelabakan. Dia terus mencium penisku dengan lembut dan penuh perasaan, bisa aku rasakan itu.

Kemudian dia berdiri dan giliranku menjilat bibirnya yang sangat lembut, dan diapun membalas dengan memasukkan lidahnya ke dalam mulutku. Untuk beberapa saat aku menikmati bibir dan lidahnya, aku lanjutkan permainan lidahku di sekitar telinganya, aku kulum telinganya, dia hanya bisa medesis kegelian. Aku lanjutkan dengan mencium dan menjilati sekitar lehernya.

Aku mulai membuka resliting daster yang berada di belakang dan dengan perlahan aku tanggalkan daster kuningnya. Sekarang hannya tinggal BH dan CD-nya saja yang tersisa. Perlahan aku ciumi dan gigit payudara bagian atas sambil tanganku berusaha melepaskan BH-nya. Dia hanya terdiam dan terpejam menikmati gigitan lembut bibirku.

Setelah BH-nya terlepas terlihat sepasang bukit yang sangat indah yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Begitu putih, lembut, kencang, padat dan kedua putingnya berwarna coklat masih bersembunyi di dalam pucuk payudaranya. Perlahan aku usap lembut kedua payudaranya dan aku hisap puting susunya agar mau keluar dan aku kulum lembut putingnya. Dia hanya bisa mendesis keenakan.


Karena capek berdiri, aku tidurkaan dia di atas ranjangnya sambil mulutku terus menghisap kedua puting susunya secara bergantian dengan lembut. Selanjutnya ciuman dan jilatanku aku lanjutkan ke bawah menuju pusar dan paha bagian dalam. Dia lagi-lagi hanya mendesis, “Akh.. Fa.. aku nggak tahan..”, desisnya.

Mendengar itu aku semakin bersemangat menjilati paha, lutut, betis dan jemari kakinya aku kulum sehingga dia semakin kelojotan menahan nikmat, terus aku kulum jari-jari kakinya yang putih bersih sambil tanganku mulai melepaskan CD-nya.

Saat CD-nya terlepas, terlihat kemaluannya yang telah berbulu agak lebat. Perlahan aku raba daerah paha dan kemaluannya sambil kulanjutkan mengulum jari kakinya. Aku temukan klitorisnya terasa lunak dan agak basah, aku pilin-pilin daging kecil tersebut dia semakin mengerang menahan nikmat. Lidahku mulai bergerak dari jari kaki menuju betis, paha dan akhirnya pada daerah sekitar kemaluan.

Walaupun kulitnya putih bersih, tetapi daerah kemaluannya berwarna coklat. Aku angkat kedua pahanya dan lidahku mulai menuju daerah duburnya, sesaat kemudian ke daerah vagina yang saat itu terasa basah dan berasa agak asin serta berbau khas menambah nafsuku semakin menjadi.

Aku menghisap lendir yang keluar dari vaginanya dan kukeluarkan di sekitar klitorisnya, dan klitorisnya pun aku hisap-hisap. Tanpa kuduga kedua pahanya menjepit kepalaku yang saat itu sedang menikmati gurihnya klitoris dan tangannya menekan kepalaku agar aku menghisap lebih dalam lagi.

Saat itu aku merasakan dia menegang dan seperti menjerit, “Akh.. uh..”, teriaknya. Aku tak tahu apa yang sedang dia rasakan saat itu, kemudian lidahku aku pindah ke bawah tepat pada liang vaginanya ternyata pada liang vaginanya telah keluar cukup banyak lendir yang selanjutnya kuhisap dan kutelan sampai habis.

Dia mundur sehingga terpaksa aku lepaskan hisapanku. “Fa.. naik sini..”, dia menarikku yang saat itu masih jongkok dan menyuruhku tidur telentang di ranjangnya. Aku ditindih dan mulutnya mulai mengulum bibirku, seperti tidak mau kalah denganku, diapun menghisap dan mengulum telingaku terasa geli dan hangat.

Dia lanjutkan dengan menghisap puting susuku, sambil tangannya meremas-remas penisku. Tanpa aku duga mulutnya mulai bergerilnya di sekitar paha dalamku, terasa sangat geli dan menambah kenikmatan. Lidahnyapun mulai menyapu duburku, “Okh..”, aku setengah berteriak, ya ampun.. nikmat sekali.

Sepertinya dia tahu yang aku rasakan saat lidahnya menyentuh sekitar duburku, dan sekitar 5 menit lamanya dia menyapukan lidahnya di sekitar duburku, dan selanjutnya naik menuju pangkal penisku. Dia jilat pangkal penisku sampai ke ujung kepala penisku berulang-ulang sampai aku rasakan seluruh bulu-bulu tubuhku merinding.

Selanjutnya dia memasukkan kepala penisku ke dalam mulutnya sambil sesekali dihisap, tetapi sayang dia tidak dapat mengulum lebih dalam lagi. Karena aku sudah tidak kuat menahan nikmat, maka aku minta dia untuk tidur telentang dan perlahan aku letakkan kepala penisku di depan lubang vaginanya.

Aku gesek-gesekkan kepala penisku pada lubang vagina sampai aku temukan lubang yang benar untuk memasukkan penisku. Setelah aku rasa tepat perlahan aku tekan penisku agar dapat masuk ke dalam lubang vaginanya. Dia memejamkan mata seolah sedang menahan sesuatu, aku tak tahu pasti.

Terasa sangat sempit dan agak susah memasukkan penisku sampai pada kira-kira setengah panjang penisku Novi si cinta pertama ku berteriak, “Aakhh..”, aku menahan tekanan penisku dan aku lihat darah segar telah mengalir dari vaginanya aku lanjutkan takananku sampai seluruh penisku tenggelam dalam vagina yang telah banjir darah perawan dan kutahan penisku di dalamnya.

“Sakit Vi?”, bisikku.
“Nggak apa-apa lanjutin aja Fa.. aku menikmatinya kok”, dia balas berbisik.


Aku mulai mengayun-ayunkan penisku keluar masuk vagina, terasa sangat nikmat dan hangat tetapi kulit penisku terasa agak perih. Kira-kira 5 menit aku mengayunkan penisku dan kelihatannya Novi si cinta pertama ku mulai menikmatinya, dia goyang-goyangkan pinggulnya dan kupercepat ayunan penisku sampai suatu ketika Novi berteriak, “Akh.. oh..”. Novi memejamkan matanya dalam-dalam.

Tidak lama setelah itu akupun mulai merasakan kesemutan di kepalaku dan, “Ccreet..”, maniku keluar tetapi masih di dalam vaginanya. Dia memelukku erat dan berkata, “Fafa.. aku sayang kamu..”. Aku tidur di atasnya tetapi penisku masih berada di dalam vagina yang lama-kelamaan keluar sendiri karena mulai melunak, terasa agak geli jika penis yang lunak masuk dalam vagina.

Aku terbangun dengan tubuh masih telanjang bulat ketika suara telepon berbunyi, aku lihat jam pukul 10 malam. Aku bangunkan Novi si cinta pertama ku yang masih tertidur tanpa selembar kainpun menutupi tubuhnya agar mengangkat telepon yang ternyata dari keluarganya dan berencana akan pulang besok siang.

Jadi aku gunakan malam itu untuk tidur semalam dengan Novi tanpa selembar kainpun menutupi tubuh kami. END

Menikmati kegadisan Baby Sister Bohay



CeritaSange - Malam telah larut dan jam telah menunjukan pukul 9 malam. Sedari siang tadi kakak saya bersama suaminya menghadiri pertemuan sebuah Network Marketing dan diteruskan dengan pertemuan khusus para leaders.

Untuk menghilangkan suntuk, saya connect ke internet dan berbagai macam situs saya buka, seperti biasa pasti terdapat banyak situs porno yang asal nyrobot.
Biasanya saya langsung close karena saya enggak enak dengan kakak saya, tetapi malam ini mereka tidak ada dirumah, hanya bersama dengan seorang babysitter keponakan saya, namanya Ima baru berumur 19 Tahun dan berasal dari Wonosobo.
Memang agak kolotan, kalau saya perhatikan lagi Ima memiliki body yang lumayan bagus dengan wajah yang tidak terlalu jelek.

Kami biasa mengobrolkan acara tivi atau terkadang Ima saya ajari internet meskipun hasilnya sangat buruk. Entah kenapa malam ini keinginan saya untuk melihat situs porno sangat besar dan libido saya naik saat saya lihat foto-foto telanjang di internet. Tanpa saya sadari Ima keluar dari kamar dan berjalan ke arah saya entah sudah berapa lama dia berdiri disamping saya ikut memperhatikan foto-foto telanjang yang ada di monitor komputer.

“Apa enggak malu ya?” tanya Ima yang membuat saya kaget dan segera saya ganti situsnya dengan yang “normal”.

Dengan berusaha tenang, saya minta Ima mengulangi pertanyaannya.

“Itu lho tadi, gambar cewek telanjang yang Mas buat, emangnya nggak malu kalau dilihat orang?”

Memang Ima sangat lugu dan ndusun kalau soal beginian. Dengan santai saya jawab sembari menyuruhnya duduk disebelah saya.

“Begini Im, ini foto bukan aku yang buat, orang yang buat ini (sambil saya perlihatkan lagi situs yang memuat foto telanjang tadi), mereka kan model yang dibayar jadi ngapain malu kalau dapat duit”

Kemudian Ima melihat lebih seksama satu per satu foto telanjang itu dengan posisi badan agak membungkuk sehingga terlihat jelas bulatan kenyal panyudaranya, sudah sejak lama saya menikmati pemandangan ini dan saya sangat terobsesi untuk tidur dengan Ima. Saya tersentak kaget saat Ima bertanya soal foto dimana seorang cowok sedang menjilati vagina cewek.

“Apa nggak geli ceweknya dijilati kayak gitu terus lagian mau-maunya cowok itu jilatin punya ceweknya padahalkan tempat pipis”

Dengan otak yang sudah kotor saya mulai berfikir bagaimana saya memanfaatkan kesempatan ini dengan baik.

“Gini Im, vaginanya cewek kalau dijilatin oleh cowok malah enak, memang awalnya geli tapi lama-lama ketagihan ceweknya. Kamu belum pernah coba kan?” tanya saya pada Ima sambil tangan saya membuka foto-foto yang lebih hot lagi.

“Belum pernah sama sekali, tapi kalau ciuman bibir dan susu saya diremes sudah pernah, saya takut kalau nanti hamil”.

Memang Ima sangat terbuka tentang pacarnya yang di Bogor dan pernah suatu hari cerita kalau pacarnya ngajak tidur di hotel tapi Ima nggak mau.

“Kalau Cuma kayak gitu nggak bakal bikin hamil. Gimana kalau kamu coba, nanti kalau kamu hamil saya mau tanggung jawab dan nggak perlu bingung soal uang, terus kalau ternyata kamu nggak hamil, kamu nanti saya ajari gaya-gaya yang ada difoto ini. Gimana?”

Dan Ima cuma diam sambil lihatin wajah saya, sebenarnya saya tahu dia naksir saya sudah lama tapi karena posisi dia hanya babysitter yang membuatnya nggak PD.

“Benar ya.., janji lho?” pintanya dengan sedikit ragu.

Dan dengan wajah penuh semangat saya bersumpah untuk menepati janji saya, meskipun saya enggak ada niat untuk menepati janji saya. Saya putuskan sambungan internet dan mulai “melatih” Ima dengan diawali teknik berciuman yang sudah pernah dia rasakan dengan pacarnya, sentuhan halus bibirnya yang lembut membuat saya membalas dengan ganas hingga tanpa terasa tangan saya telah meremas payudara Ima yang memang masih kencang. Desahan halus mulai muncul saat bibir saya menelusuri lehernya yang agak berbulu seolah Ima menikmati semua pelatihan yang saya berikan.

Saya merasa cumbuan ini kurang nyaman, saya dan Ima pindah ke dalam kamar Ima, perlahan saya rebahkan tubuhnya dan bibir saya bergantian menjelajah bibir dan lehernya sedangkan tangan saya berusaha membuka kaos dan BH-nya dan kini separuh tubuh Ima telah bugil membuat libido saya tidak karuan.

Tanpa ada keluhan apapun Ima terus mendesah nikmat dan tangannya membimbing tangan kiri saya meremas payudaranya yang bulat sedangkan payudara kanannya saya lumat dengan bibir saya hingga terdengar jeritan kecil Ima. Entah berapa lama saya mencumbu bagian atas tubuhnya, dan sebenarnya keinginan saya untuk bercinta sudah sangat besar tetapi saya tahu ini bukan saat yang tepat.

Perlahan saya turunkan celana pendek dan celana dalamnya bersama hingga Ima sepenuhnya bugil dan ini yang membuat dia malu. Untuk membuat Ima tidak merasa canggung saya mencumbunya lebih ganas lagi sehingga kini Ima mendesah lebih keras lagi dan tangan kanannya meremas kaos saya untuk menyalurkan gairahnya yang mulai memuncak.

Bibir saya kini mulai menjalar kebawah menuju vaginanya yang tertutup kumpulan bulu hitam, perlahan saya angkat kedua pahanya hingga posisi selakangannya terlihat jelas. Samar-samar terlihat lipatan berwarna merah di vaginanya dan saya tahu baru saya yang melihat surga dunia milik Ima.

Kini bibir saya mulai menjilati vaginanya yang mulai banjir dengan halus agar Ima tidak merasa geli dan ternyata rencana saya berjalan lancar, desahan yang tadi menghiasi cumbuan saya dengan Ima kini mulai diselingi lenguhan dan jeritan kecil yang menandakan kenikmatan luar biasa yang sedang dirasakan babysitter keponakan saya.

Semakin lama semakin banyak lendir yang keluar dari kemaluannya yang membuat saya lebih bergairah lagi, tiba-tiba seluruh tubuh Ima kejang dan suara lenguhannya menjadi gagap sedangkan kedua tangannya meremas kuat kasurnya. Dengan diiringi lenguhan panjang Ima mencapai klimak, tubuhnya bergerak tidak beraturan dan saya lihat sepasang payudaranya mengeras sehingga membuat saya ingin meremasnya dengan kuat.

Setelah kenikmatannya perlahan turun seiring tenaganya yang habis terkuras membuat tubuhnya yang bugil menjadi lunglai, dengan kepasrahannya saya menjadi sangat ingin segera menembus vaginanya dengan penis saya yang sedari tadi sudah tegang.

“Ima merasa sangat aneh, bingung saya jelasin rasanya” katanya dengan perlahan.

“Belum pernah saya merasakan hal ini sebelumnya, saya takut kalau terjadi apa-apa,” katanya lagi sambil memeluk saya erat.

Sambil saya kecup keningnya, saya jawab kekhawatiranya,

“Ini yang disebut kenikmatan surga dunia dan kamu baru merasakan sebagian. Ima nggak perlu takut atau khawatir soal ini, kan saya mau tanggung jawab kalau kamu hamil” kata saya sambil saya balas pelukannya.

Sekilas saya lupa libido saya dan berganti dengan perasaan ingin melindungi seorang cewek, kemudian tanpa disengaja tangan Ima menyentuh penis saya sehingga membuat penis saya kembali menegang. Wajah Ima tersipu malu saat saya lihat wajahnya yang memerah, saya cium bibirnya dan tanpa menunggu komando saya Ima membalasnya dengan lebih panas lagi dan kini Ima terlihat lebih PD dalam mengimbangi cumbuan saya.

Payudaranya saya remas dengan keras sehingga Ima mengerang kecil. Kini baju saya dibuka oleh sepasang tangan yang sedari tadi hanya mampu meremas keras kasur yang kini sudah acak-acakan spreinya dan saya imbangi dengan melepas celana pendek saya dan segera terlihat penis yang sudah tegang karena saya terbiasa tidak memakai CD saat dirumah. Melihat pemandangan itu, Ima malu dan menjadi sangat kikuk saat tangannya saya bimbing memegang penis saya dan setelah terbiasa dengan pemandangan ini saya membuat gaya 69 dengan Ima berada diatas yang membuatnya lebih leluasa menelusuri penis saya.

Setelah beberapa lama saya bujuk untuk mengulumnya, akhirnya Ima mau melakukan dan menjadi sangat menikmati, sedangkan saya terus menghujani vaginanya dengan jilatan lidah saya yang memburunya dengan ganas. Karena tidak kuat menahan rasa nikmat yang menyerang seluruh tubuhnya, Ima tak mampu meneruskan kulumannya dan lebih memilih menikmati jilatan lidah saya di vaginanya dan saya tahu Ima menginginkan kenikmatan yang lebih lagi sehingga tubuh bugilnya saya rebahkan sedangkan kini tubuh saya menindihnya sembari saya teruskan bibir saya menjelajahi bibirnya yang memerah.


Perlahan tangan saya menuntun tangan kanan Ima untuk memegang penis saya hingga berada tepat di depan mulut vaginanya. Saya gosok-gosok penis saya di lipatan vaginanya dan mengakibatkan sensasi yang menyenangkan. Erat sekali tangannya memeluk saya sambil telus mengerang nikmat tanpa memperdulikan lagi suaranya yang mulai parau. Vaginanya semakin basah dan perlahan penis saya yang tidak terlalu besar mendesak masuk ke dalam vaginanya dan usaha saya tidak begitu berhasil karena hanya bisa memasukkan kepala penis saya.

Perlahan saya mencoba lagi dan dengan inisiatif Ima yang mengangkat kedua kakinya hingga selakangannya lebih terbuka lebar yang membuat saya lebih leluasa menerobos masuk vaginanya dan ternyata usaha saya tidak sia-sia. Dengan sedikit menjerit Ima mengeluh,

“Aduh.. sakit… Pelan-pelan dong” dengan terbata-bata dan lemah kata-kata yang keluar dari mulutnya.

Saat seluruh penis saya telah masuk semua, saya diam sejenak untuk merasakan hangatnya lubang vaginanya. Perlahan saya gerakkan penis saya keluar-masuk liang vaginanya hingga menjadi lebih lancar lagi, semakin lama semakin kencang saya gerakkan penis saya hingga memasuki liang paling dalam. Berbagai rancauan yang saya dan Ima keluarkan untuk mengekspresikan kenikmatan yang kami alami sudah tidak terkendali lagi.

Hampir 15 menit saya menggenjot vaginanya yang baru pertama kali dimasuki penis hingga saya merasa seluruh syaraf kenikmatan saya tegang. Rasa nikmat yang saya rasakan saat sperma saya keluar dan memasuki lubang vaginanya membuat seluruh tubuh saya menegang, saya lumat habis bibirnya yang memerah hingga Ima dan kedua tangan saya meremas payudaranya yang mengeras. Akhirnya saya bisa merasakan tubuh Ima yang lama ada diangan saya.

Kami berdua tergolek lemah seolah tubuh saya tak bertulang. Saya peluk tubuh Ima dengan erat agar dia tidak galau, dan setelah tenaga saya pulih saya berusaha memakaikan baju padanya karena Ima tidak mampu berdiri lagi. Saat saya hendak mengenakan CD saya lihat sedikit bercak merah dipahanya dan saya bersihkan dengan CD saya agar Ima tidak tahu kalau perawannya sudah saya renggut tanpa dia sadari.

Kami berdua melakukan hal itu berulangkali dan Ima semakin pintar memuaskan saya dan selama ini dia tidak hamil yang membuatnya sangat PD. Tanpa disadari 2 tahun saya menikmati tubuhnya gratis meskipun kini Ima tidak menjadi babysitter keponakan saya sebab kakak saya telah pindah rumah mengikuti suaminya yang dipindah tugaskan ke daerah lain. Sekarang Ima menjadi penjaga rumah saya dan sekaligus pemuas nafsu saya saat pacar-pacar saya tidak mau saya ajak bercinta.

Saat lebaran seperti biasa Ima pulang kampung selama 2 minggu dan yang membuat saya kaget dia membawa seorang cewek sebaya dengan Ima dan bernama Nina, yang merupakan sepupunya. Memang lebih cantik dan lebih seksi dari Ima yang membuat saya berpikir kotor saat melihat tubuh yang dimiliki Nina yang lugu seperti Ima 2 tahun lalu. Pada malam harinya, setelah kami melepas rasa kangen dengan bercinta hampir 2 jam, Ima tiba-tiba menjadi serius saat dia mengutarakan maksudnya.

“Mas, aku sudah 2 tahun melayani Mas untuk membereskan urusah rumah dan juga memberikan kepuasan diranjang seperti yang aku berikan saat ini,” lalu Ima terdiam sejenak.

“Aku ingin tahu, apakah ada keinginan Mas untuk menikahiku meskipun sampai saat ini aku tidak hamil? Apa Mas mau menikahiku?”

Saya terhenyak dan diam saat disodori pertanyaan yang tidak pernah terlintas sedikitpun selama 2 tahun ini. Lama saya terdiam dan tidak tahu mau berkata apa dan akhirnya Ima meneruskan perkataannya.

“Ima tahu kalau Mas nggak ada keinginan untuk menikahiku dan aku nggak menuntut Mas untuk menjadi suamiku, 2 tahun ini aku merasa sangat bahagia dan sebelum itu aku telah mencintai Mas dan menjadi semakin besar saat aku tahu Mas sangat perhatian denganku.”

Ima terdiam lagi dan saya memeluknya erat penuh rasa sayang dan Ima pun membalas pelukan saya.

“Tapi.., aku ingin lebih dari ini. Aku ingin bisa menikmati cinta dan kasih sayang seorang suami dan itu yang membuatku menerima pinangan seorang pria yang rumahnya tidak jauh dari desaku.”

Saya terhenyak dan menjadi lebih bingung lagi dan belum bisa menerima kabar yang benar-benar mengagetkan saya.

Kami berdua hanya bisa diam dan tanpa terasa meleleh air mata saya dan saya baru merasa bahwa saya ternyata benar-benar menginginkannya, namun ternyata sudah terlambat. Keesokan harinya saya mengantar Ima ke terminal untuk kembali pulang ke desanya dan menikah dengan seorang duda tanpa anak, menurutnya calon suaminya akan menerimanya meskipun dia sudah tidak perawan. Dengan langkah gontai saya kembali ke mobil saya dan melalui hari-hari saya tanpa lama.

ML Dengan Teman Kakak yang Lagi Sange



CeritaSange - ini terjadi waktu aku masih berumur 13 tahun. Walau cerita ini udah lama terjadi, tapi peristiwa ini masih membekas dipikiranku. Tentu aja masih membekas, soalnya peristiwa inilah yang membentuk aku jadi maniak seks seperti sekarang. Mbak Susis adalah kakak temanku, Kejadian ini terjadi saat mba susis duduk di kelas 3 SMA

Mba Susis adalah seorang perempuan yang sangat menarik. Wajahnya cantik, rambutnya panjang, kulitnya putih dan bodynya… hmmm.. masih tergambar jelas bodynya yang aduhai. Aku masih ingat bagaimana dulu aku sering sekali memelototi dadanya yang ranum. Sebenarnya dadanya tidak terlalu besar, tapi membusung kedepan, benar-benar bulat sempurna. Aku juga senang sekali memperhatikan lekukan pinggangnya yang seperti gitar spanyol itu, pantatnya yang membulat dan pahanya yang putih. Apalagi kalau dia memakai celana pendek favoritnya, terlihat jelas paha mulusnya dan betis bulir padinya yang aduhai.

Hmmm…. Pantas saja banyak teman prianya yang mengejar-ngejarnya.
Waktu itu turun hujan lebat dan kebetulan aku saat itu dekat dengan rumah temanku. Akupun pergi ke rumah temanku dengan niat mau berteduh dan meminjam baju dan celanananya. Namun waktu itu temanku tidak ada dirumah tapi aku disuruh menunggu oleh mba susis kakaknya temanku. Akupun masuk kedalam karena diluar kedinginan sekali. Setelah aku masuk, mba susis membawakanku handuk dan secangkir teh hangat.

“Ni Rian mba bawain handuk sama teh hangat, lekas minum agar badanmu hangat atau mau yang lebih hangat? Tanya ba Susis

Lek lek lek, sambil menggigil kedinginan.

“Maksudnya pa mba ?” tanyaku.

“Iya mau mba peluk ga ?”

“Jangan ah mba dosa, lagian ada orang tua mba ” jawabku

“ah ga papa rian, dirumah ga ada siapa-siapa Rian hanya kita berdua saja”

“Owh” jawabku

“Ya sudah sekarang ikut mba ke kamar yuk”

Sambil malu-malu aku jawab “Mau ngapain di kamar mba ?”

” kita dokter-dokteran” Mba menjawab sambil menarik tangank, dan akhirnya aku pun berada di kamar berdua. Setelah itu tiba-tiba mba susis mengunci pintu…

“Kenapa dikunci mba ?” Tanyaku yang berpura-pura polos

“Kan kita mau dokter-dokteran jadi dikunci” Sambil tertawa mba susis menjawab

“Dokter-dokteran itu kan untuk anak kecil, masa kaya adik saya saja main dokter-dokteran ?” Tanya polosku

“Ini beda, kan mba udah dapet pelajarannya di SMA” katanya merayuku.

“Hmmm… ya udah, jadi gimana mainnya ?” tanyaku.

“Mba yang jadi dokternya, kamu yang jadi pasiennya. Sudah kamu tiduran dulu ditempat tidur, mba siap-siap” suruhnya.


Kemudian aku naik ke tempat tidurnya dan berbaring terlentang.

“Sakit apa de ? saya periksa dulu ya…” kata mba susis berakting. Kemudian dia menaikkan bajuku dan mengetuk-ngetuk dadaku layaknya seorang dokter.

“Wah de ini sakitnya parah” katanya. Aku tertawa kecil karena mba susis pandai sekali meniru seorang dokter. Kemudian tangannya turun mengetuk-ngetuk perutku sambil berkata “Sepertinya penyakitnya ada dibawah sini” kemudian dia berusaha membuka kancing celanaku. Tanganku memegang tangannya, menahan dia membuka celanaku. “Kok celananya dibuka mba ?” tanyaku yang berpura-pura menolak

“Mau disembuhin penyakitnya gak ?” katanya sambil pura-pura melotot. Aku terdiam, kemudian melepaskan tangannya. Dia tersenyum kemudian berkata “Gitu dong, kan mau diobatin”.
Kemudian dia melepas kancing celanaku dan resletingnya. Kemudian dia melorotkan celanaku hingga terpampanglah burung mudaku. Aku hanya diam menahan malu.

“Wah ini dia sumber penyakitnya” katanya riang kemudian memegang burungku. Kemudian dia duduk disebelahku. Mukaku semakin merah, apalagi burungku secara perlahan tapi pasti menegang membesar.Mba susis malah tertawa “Nah aku bilang apa, ini dia masalahnya, tuh dia makin keras, makin besar !” sambil mengelus-ngelus lembut burungku.

Tubuhku tergetar karena nikmat yang menjalari tubuhku. Burungku makin tegang dan makin membesar. “Mba…” kataku lemah karena keenakan. “Tenang ya rian, mba obatin dulu ya” katanya. Celanaku dibuka secara penuh kemudian dia menaruhnya di kursi dekat meja belajarnya. Selangkanganku dilebarkan, kemudian dia berpindah posisi, dia duduk diantara kedua pahaku.
Kemudian mba susis mulai mengulum penisku. Aku semakin menerawang, inilah kenikmatan yang belum pernah aku rasakan sebelumnya.

Saat mba susis mengulum dan menyedot-nyedot penisku, dia mengeluarkan suara-suara erotis diantara keluar masuknya penisku di mulutnya. Ternyata saat aku melihat, tangan kirinya meremas-remas payudaranya. Hmm tak heran badannya ikut bergetar saat mengulum penisku.
Tiba-tiba mba susis berhenti mengulum penisku. “Sebentar ya” kata mba susis yang kemudian berdiri. Aku hanya menatapnya dengan tatapan tidak rela karena tidak ingin kehilangan kenikmatan tadi.

Ternyata mba susis melorotkan celana dalamnya. Karena dia memakai rok, celana dalamnya langsung turun, kemudian dia membuangnya kelantai. Dia kembali duduk diantara selangkanganku, tapi kali ini dia agak melebarkan pahanya. Mba Susis kembali mengulum penisku. Badanku kembali bergetar keenakan. Diantara sadar dan tidak, aku mulai mencium suatu bau khas, yang sekarang aku tau kalau bau itu adalah vagina.

Aku melihat mba Susis yang terus mengulum penisku. Tangan kirinya yang tadi meremas-remas payudaranya sekarang berada di selangkangannya, tapi aku tidak bisa melihat apa yang dilakukan tangan itu sebab tertutup kain rok yang masih dipakainya. Tapi aku menduga bau khas tadi pasti berasal dari selangkangannya itu.

Kemudian mba Susis membuka Rok dan bajunya, akhirnya mba susis telanjang bulat. “diam ya” kata ba susis kemudian mba susis memasukan batang kemaluanku ke vaginanya. Mba susis pun mulai bergoyang diatasku, sambil berdesah “ahh,,,,,ahh,,,,ahhh,,aaahh. Rian kamu juga bergoyang donk biar lebih enak..! ” Karena sangat nikmatnya akupun ikut bergoyang dan merasakan nikmat yang luar biasa.

Sleeeeeeeep”ah,,,,, ah,,,ah,,ah,, rian nikmat banget” desahannya mba susis sambil mengarahkan tanganku ke payudaranya. Aku pun langsung merames payudaranya dan bertambahlah nafsu birahiku. Kenikmatan itu semakin naik, semakin naik, semakin naik, sampai ubun-ubunku, badanku bergetar hebat.

“Mba… aku mau pipis…” kataku sambil menahan dorongan hebat dari vaginanya. Tapi mba Susis tidak memperdulikan, bahkan mempercepat goyangannya. Aku merasa gila karena keenakan.. “Crotz… Crotz.. Crot..” akhirnya maniku keluar didalam.

Pacarku Ternyata Hebat Bikin Sange



CeritaSange - Kenalin dulu..nama gw Steve, gw emang tipe idaman para wanita…jujur aj..gw ganteng, tinggi, kaya, badan gw atletis secara gw anak basket n jalan tol gw gede.hehe.. Trus di skolah gw ada adek kelas yg paling bikin gw ngaceng.namanya Angelina..begh ni cewek putih, semampai, cewek montok punya pantat & toket gede n yg terpenting…dia cantik skale.....

Waktu itu gw ad sparing basket d skolah gw sm angkatan di bawah gw..selesai yang cowo2 maen giliran yg cewe…waktu itu gw sengaja ngeliat yg cewe2 maen karena dinda juga jd tim basket sekolah gw padahal temen2 gw yg laaen uda pada balik.. pas Angel maen waah toketnya gundal-gandul gak keruan pas dia lari apalagi..bikin gw ngaceng baru ngeliat gitu doang..soalnya dari semua adek kelas gw yg keliatan paling “mateng” cuma Angel seorang…selesai maen gw basa-basi dikit laah..waktu itu gw niat bgt pengen jd cowonya..

2 minggu berlalu..abis lama PDKT gw jadian sama dia..YES!dlm hati gw udah mikirin mau gw apain nih cewe…sabtu pertama jalan sama dia gw bikin target:cipokan (ciuman bibir). oke tnpa basa-basi pagi2 dia gw telpon “yang,ntar jalan yuk!..tapi berdua aj yah” “boleh..tapi kmana?” katanya pake suara bikin ngaceng “kita nonton aj mau ga?”, “waah mau bgt aku uda lama ga nonton” “yaudah ntar jam 5an kta jalan ya..” “sip de..aku tunggu lhoo..bye honey..love you.” “love you too” bales gw.. jam stngah 5 dia gw jemput.. hari itu dia keluar cuma pake baju t shirt superman sama celana pendek ketat yg nampol bgt



jam 7 kita masuk bioskop..gw sengaja pilih film anak2 yg ga mutu supaya makin asik gw ciuman di dalem..hehehe..baru sekitar 15 menit filmnya mulai gw udah bisik2 ke dia ”beb…aku sayaaang bgt sama kamu” “aku juga kok” katanya..setelah itu gw pegang mukanya n gw arahin k muka gw. Mukanya dr deket cantiik bgt..muka putih mulus tanpa jerawat n tai lalat…langsung aj gw deketin bibir gw k bibirnya. ternyata dia juga terbawa suasana n ikutan ngedeketin bibir gw..ga lama bibir kita beradu dan saling bertukar liur..gw terus cium bibirnya pake kombinasi lidah supaya dia lebih terangsang..gw jilat langit2 tenggorokannya gw gigit kecil bibirnya sambil tangan gw ngeraba toket 32Bnya..

keliatan bgt kalo dia keenakan gw plintir2 pentilnya sambil bibir gw ga lepas dari bibir merah nan manis punyanya.gw terus nyium dia sampe bibir gw sama bibirnya basah gara2 liur gw jilat2 bibirnya dia bales jilat lidah gw.sekitar 10 menitan gw cipokan sampe ada suara “EHM!! nak kalo mau mesum jgn disini!! ini tempat umum” kata bapak2 yg bawa anaknya yg duduknya d sebelah gw pas.

Akhirnya gw keluar bioskop trus Angel merayu pake suara centil gitu “yaaang..lanjutin yuk di mobil kamu..kamu uda ngaceng kan?”kata dia sambil ngliatin titit gw yg emang udah ngaceng berat..tanpa pikir panjang langsung gw iyain aj ajakannya…. sampe d mobil kita duduk d jok blakang dan mulai “bermain”..gw ngelanjutin cipokan yg d bioskop versi lebih buasnya..hahaha..kedua tgn gw uda megang kendali di toketnya..gw remes2 pelan sambil gw puter ke kanan-kiri..bibir dia juga ga lepas dari bibir gw dia masukin liurnya ke mulut gw pake lidahnya..

gw kulum bibir merahnya dalem2 di bibir gw trus gw gigit bibir bawahnya sampe turun ke lehernya trus gw cupang sampe lehernya merah…ga kerasa tangan gw uda masuk k dalam BHnya dan ternyata tgn dinda juga sibuk ngelepas celana pendek gw..tangan gw ngeraba toketnya secara langsung..kulitnya mulus banget..ga lama celana beserta boxernya uda copot..

Angel langsung megang tangan gw dari toketnya dan bilang “gantian kali saay..” bibirnya pun terlepas dari kuasa bibir gw dan dinda langsung menunduk ke arah titit gw yang uda mengeras “anjrit gede banget!!” katanya “rasain dong..jgn ngemeng mulu” bujuk gw.. dia ngliat gw pake tatapan nakal ala miyabi..


dan gak pake babibu langsung di liurin titit gw pake liurnya supaya licin trus diemut dlm2 titit gw sama Angel sambil dikocok2 pelan penis gw trus dikulum naik turun sama Angel n kepala titit gw dijilatin..aagh rasanya maknyus bgt..

diulang lagi gerakan meengulum titit khasnya trus diakhiri pake ciuman di kepala titit..di dalem titit gw rasain ada yg mau keluar..”yaang mau keluar nihh..kamu keluarin dong”gw bilang..”ahaha..kamu mau ya?mau aku jilat apa cokilin aj?”tnya Angel si cewek montok.

“dua2nya aj”kata gw lg..lngsung aj dikulum lagi titit gw sambil dikocok kenceng2..ga lama kmudian..croot crooot..sperma gw membasahi mukanya yg lucu..abis itu dia bersihin sperma2 yg nempel di kepala titit gw pake mulutnya…ahhh enaknya malam ini

3 hari setelah kejadian di atas..gw berencana ML sama dia..di rumah gw bokap lg bisnis k Beijing n nyokap lg pergi sama adek n tante gw ke Singapore..d rumah cuman ada pak supir,satpam n pembokat yg gw pikir ga bakal jd masalah..pulang sekolah Angel nyamperin gw “gimana?jadi ga k rumah kamu?” tanyanya dengan centil..”jadi doong..pas bgt lagi sepi..”kata gw..langsung aja gw ke mobil n langsung on the way ke rumah gw..di tngah jalan dinda bilang “yakin nih gapapa ga pake kondom say?”

“enakan alami lagi” kata gw yang disambut dgn tawa sama Angel “ahahaha..oke deh..cepetan dong makanya..aku uda ga sabar niih..”katanya sambil agak2 mendesah..smpe rumah gw langsung ngasi duit 500rb ke pembokat gw..gw suru dia shopping sampe jam 7 malem kalo balik sebelum jam 7 ntar gw ancem pecat..hahaha..hal yg sama berlaku buat satpam n supir gw..dua2nya gw kasi 500rb juga..
Akhirnya d rumah ini tinggal gw sama Angel berdua..langsung aja di ruang tamu gw cium dgn penuh nafsu..gw buka roknya dia buka celana gw..gw buka kemejanya dia buka kemeja gw gw cabut BH nya n gw liat secara jelas toket n pentilnya yg agak2 berwarna merah muda..kita trus saling membuka2 sambil cipokan penuh cinta n nafsu..

gw gendong dia ke kamar gw yg di atas..di kamar gw..gw langsung gigit kecil pentilnya sambil tangan gw berusaha melepas celana dalem berwarna krem punya dinda..abis celana dlmnya lepas gw liat vagina merahnya yg sdikit diselimuti bulu2 halus..langsung gw jilat2 vaginanya ”oooohhh…ennak saayyy..

“teriak Angel..setelah itu kedua tangan gw nyoba ngeraba toketnya..gw plintir2 lg pentilnya..trus gw gigit klitorisnya “emmmm…aaaakkhh..parraah..ennak..emmm”katany a keenakan..gw gigit agak kencang klitorisnya sampe dia mengerang kesakitan…stelah itu gw berdiri n menurunkan celana dlm gw pas d dpan mukanya..titit gw langsung berontak keluar celana dlm n begitu keluar langsung disambut pake mulutnya dinda..ga kerasa kita berdua udah telanjang full..

Angel mengulum titit gw dlm2 smbil dikocok2 kecil..abis itu gw cabut mulutnya dr titit gw dia gw suruh tiduran trus gw masukin titit gw k vaginanya “eemm..AAAAAAKKKHHHH” jeritnya waktu titit gw menerobos masuk seliput daranya..bless..setelah itu titit gw masuk penuh ke vaginanya diiringi pake darah yg keluar dr vaginanya..Angel si cewek montok menatapku dan bilang
“i love you beib” “i love you too” kata gw.. abis itu gw cipokan lg sama Angel..gw jilat2 bibirnya kita juga beradu lidah..tangan gw masih nempel d toketnya..abis itu dia gw suruh nungging buat bergaya doggy..ku keluar masukkan titit ku di vaginanya.. lalu ganti gaya lagi..Angel berada di atas dan menindih gw..badanya naik turun ngikutin irama.



“aahhh..uuuuuuuukhh..”katanya keenakan..lalu dia gw dorong sampe dia berada di bawah gw dan gantian gw yg diatasnya…sambil gw ciumin toketnya..penis gw juga bekerja…gak lama rasanya d titit gw ada bsah2..taunya si cewek montok udah lebih dulu orgasme..gak lama sperma gw juga membanjiri liang surganya.. “oooohhh..”kata Angel si cewek montok keenakan..dia berdiri dan langsung mencium gw berulang2…”makasi ya dear” katanya..”aku juga makasi..”kata gw..waktu itu kita uda mau selesai sampe birahi gw naik lagi waktu ngeliat Angel nungging mau ngambil celana dalemnya…gw pegang pinggunlnya n gw masukin penis gw k vaginanya “ooh..mauuu lg yaaa?”katanya..gw g jwab..gw terus konsentrasi maju mundurin penis gw sendiri,,makin lama makin kenceng gw dorong titit gw k dlm vaginanya..

“AAAKKKHH..EMMMKH..OOOOKKHHH…aaakh..a aakh..ookh” desahnya waktu sperma gw ngebanjirin vaginanya lg…”kamu emang d best yaang”pujinya…

Bercinta Dengan Gadis Beijing yang Bohay dan Cantik



CeritaSange - Saya adalah Joe. Sekarang saya akan menceritakan pengalaman nyata saya lewat kisah saya di Beijing. Saat itu adalah saat bersama saya berada di Beijing. Beijing sungguh kota yang sangat indah tetapi saat itu musim dingin, jadinya saya memakai baju tebal supaya saya tidak merasa kedinginan.

Saat itu adalah hari ke 2 saya berada di Beijing dan saya sudah mengetahui tempat makan, tempat jalan dan saya sudah mencoba naik bis di kota Beijing. Saya sempat tergiur melihat cewek-cewek Beijing yang berlalu lalang di dalam sekolah tempat saya belajar bahasa Mandarin. Seandainya bahasa Mandarin saya sudah bagus, tentunya saya bisa berkenalan dengan mereka.

Saat itu saya belum mengenal siapa-siapa selain agen perjalanan yang mengatur di mana saya tinggal dan di mana saya akan mendapatkan pendidikan bahasa Mandarin. Karena tidak ada kerjaan, saya berjalan-jalan di aula sekolah tersebut dan saya melihat sepucuk kertas kecil berisikan nama dan nomor telepon yang menempel di sebuah papan pengumuman.

Kertas itu bertuliskan dalam bahasa Inggris sehingga saya dapat membacanya dengan jelas. Pemilik kertas itu bernama Zhang Jing Jing atau Cici (ini adalah nama asli dia, tetapi tidak usah diedit supaya lebih asyik dan menarik).

Setelah hari berganti senja, saya memberanikan mencoba menelpon Zhang Jing Jing atau Cici. Dengan bermodalkan bahasa mandarin saya yang pas-pasan dan bahasa Inggris, saya mengutarakan maksud saya untuk belajar bahasa Mandarin dan saya akan membayar dia untuk menjadi guru private saya.

Dia menawarkan diri untuk mengajar saya bahasa mandarin dengan biaya 10 RMB (Rp 8,000) per 1 jam. Setelah saya setuju dengan harga, dia menawarkan supaya saya datang ke rumah dia keeesokan harinya karena kebetulan dia tidak ada kelas dan saya juga belum mulai sekolahnya.

Tibalah saat waktu les dengan Cici, saya mandi, makan dan merapikan diri. Setelah semuanya selesai, saya membawa buku tulis dan buku cetak beserta alat tulis ke tempat Cici si gadis beijing. Untuk menemukan tempat Cici karena saya masih baru sekali di Beijing, saya bertanya letak tempat dia kepada orang-orang sekitar dengan menggunakan bahasa Inggris dan bahasa Mandarin jika mereka tidak mengerti bahasa Inggris.



Akhirnya setelah berapa lama, saya dapat menemukannya. Setibanya di depan pintu kamar Zhang Jing Jing, saya mengetuk pintu kamar dia dan tak lama, seorang gadis bermata sipit yang memiliki tubuh yang bahenol dan berambut panjang membukakan pintu.

Wajahnya cantik sekali karena terlihat tidak ada noda atau jerawat di wajahnya. Dengan gugup, saya memperkenalkan diri dengan bahasa Mandarin yang belepotan karena bahasa Inggris dia juga tidak terlalu bagus walaupun saya mengerti maksud dia kalau dia bicara bahasa Inggris.

Akhirnya masuklah saya ke dalam kamarnya yang sangat kecil itu. Saya sempat terperanjat ketika saya masuk dan melihat dia sedang asyik menonton sebuah VCD Cina porno. Terlihat di layar televisinya sepasang laki-laki dan cewek chinese yang sedang asyik berpelukan tanpa busana.

Sempat terlintas di pikiran saya bahwa guru privat les saya ini sedang “horny”. Setelah Cici melihat saya memperhatikan layar televisi, dia buru-buru mematikan pesawat televisi dan mengajak saya duduk di ranjang sambil menanyakan apa yang saya ingin pelajari.

Setelah itu, saya mencoba bicara kepada dia. “Wo Yao Wen Ni (aku mau tanya nih)”, tetapi karena saya melafalkan dengan nada yang salah, dia tersenyum kepada saya sambil mengecup bibir saya dengan bibirnya. Saya kaget bercampur senang dan menanyakan kenapa. Dia menjelaskan bahwa saya barusan ngomong kalau saya mau cium dia, makanya dia suka saja karena dia bilang saya tampan seperti bekas pacarnya yang sudah meninggal karena kecelakaan di pesawat terbang.


Melihat gelagatnya yang menguntungkan buat saya, saya membalas ciuman bibirnya sambil tangan saya mengelus-elus payudara dia yang ternyata sudah mengeras dan mungkin saja akibat pengaruh VCD yang dia tonton di TV. Sambil terus memainkan tangan saya di dada Cici si gadis beijing, saya mengulum bibirnya dan saya sempat surprise karena dia mahir sekali memainkan lidahnya.

Beberapa menit kemudian, dia melepaskan ciumannya dan dia memberitahu arti kata “ciuman” di dalam bahasa Mandarin. Dia juga mengenalkan bagian tubuhnya dan tubuh saya dalam bahasa Mandarin. Saya hanya mengangguk sambil berusaha bertanya pada Cici dengan menggunakan bahasa Mandarin.

Setelah itu, saya menyuruhnya untuk berbaring dan saya mendekatkan mulut ke dalam vaginanya dan sebelum saya mencium vaginanya, saya menyuruh dia untuk ngomong kotor dalam bahasa Mandarin seandainya dia merasa nikmat walaupun saya cuma tahu sedikit kata kata kotor dalam bahasa Mandarin.

Kemudian, saya mencium klitorisnya dan memainkan lidah saya di klitoris cewek Beijing ini. Cici si gadis beijing merintih-rintih dengan penuh kenikmatan dan dia mulai mendesah-desah dan mengeluarkan bahasa “dewa”nya dan saya tahu bahwa dia sedang berbicara kotor karena merasakan kenikmatan yang maha dahsyat ini.

“Slurppp”, lidah saya terus merajalela menjelajahi lubang kenikmatan Cici dan 15 menit kemudian, kepala saya dijepit dengan kuat oleh Cici sehingga saya menjadi susah bernafas dan pada saat yang bersamaan, dia berteriak dan mengeluarkan bahasa Mandarin yang artinya, “Gue klimaksss.., sayy..” dan tubuh dia bergetar secara hebat.

Saya tidak puas dengan permainan ini walaupun saya tahu dia sudah puas, saya mulai mengeluarkan “burung” saya dari dalam CD dan saya mulai memasukkan penis saya di dalam vaginanya tanpa memberitahukan dia yang masih menikmati momen-momen kenikmatan itu.

Saat saat memasukkan penis ke dalam vaginanya, dia kaget dan berteriak lirih dalam bahasa Mandarin yang artinya, “Joeee.., sakittt..”, tapi aku diam saja dan terus memasukkan penis saya sampai kira-kira menyentuh rahimnya. Setelah sampai di ujung liang kenikmatannya, saya mencium bibirnya dan dia membalas ciuman saya dengan panas dan agresif dan tangan saya bermain-main dengan liarnya di payudaranya.

“Hmm.., Ahhh.., inii pertama kali saya main dengan orang Indonesia”, katanya dalam bahasa Mandarin yang kadang-kadang bercampur dengan bahasa Inggris. Saya memainkan penis saya di dalam liang surgawinya, cukup lama sekitar 1 jam, tapi saya tahu bahwa dia sudah mencapai puncak surgawi sekitar 4 kali.

Tetapi saya belum merasa puas (terus terang saya termasuk Hiperseks apalagi ini adalah kesempatan pertama kali bisa merasakan liang surgawi seorang gadis cina asli), saya meminta dia untuk membelakangi saya dan saya mulai memasukkan penis saya ke anusnya.

Tiba-tiba dia berteriak dengan penuh sensasi dan berkata, “Joe.., kamu adalah pria terhebat.., bahkan eks saya tidak bisa memuaskan saya begini banyak.., arghhh.., ohhh…”, sambil menggoyang-goyangkan pantatnya yang membuat saya menjadi semakin nikmat.

Setelah beberapa lama, saya merasa tidak kuat lagi menahan kenikmatan ini dan saya mengeluarkan “senjata” saya dari anusnya dan menyuruh dia untuk menghisap penis saya. Saya sungguh kaget karena dia menyambut tawaran saya dengan senang hati dan saya tiduran sementara penis saya dihisap oleh Cici dengan nafsunya.

Dia menghisap hisap penis saya seperti anak kecil yang sedang mengemut permen loli atau ice cream. Makin lama dia menghisap, makin cepat hisapan dia yang membuat saya merasakan sensasi yang luar biasa dan di suatu waktu, saya mempercepat gerakan saya sehingga Cici juga mempercepat hisapannya dan,



“Arghhh…, gueeeee keluarrr.., Cicill”, teriak saya dalam bahasa Mandarin dan di saat saya sedang bergetar hebat, saya bisa melihat sperma saya sedang memenuhi mulut Cici dan setelah dia melepaskan penis saya dari mulutnya, saya melihat dia menelan sperma saya semuanya dan perasaan saya sungguh puas sekali dengan perlakuannya.

Akhirnya saya tidak jadi les privat karena sudah terlalu lama bercinta dengannya. Saya kecapaian dan tertidur sambil memeluk dia di atas dada saya. Sekali-kali saya mencium kening dan mulutnya dan dia membalasnya dengan mesra dan dia hanya berkata

“Xie Xie.., Ni Hen Li Hai (Terima kasih, kamu hebat sekali)”. Sesudah kejadian ini, saya dan Cici si gadis beijing menjadi sangat akrab seperti orang pacaran walaupun kami tidak pacaran dan hubungan ini terputus karena dia akan pindah sekolah ke Guang Zhou untuk menemani nenek dan adiknya.

Sewaktu dia akan pergi meninggalkan Beijing, saya menemani dia ke Airport dan kami berciuman dengan mesranya sebelum dia masuk ke pesawat untuk terbang ke Guang Zhow. END

PENGALAMAN NYATA KETIKA BERCINTA DI DISKOTIK



CeritaSange - kali ini, saya akan menceritakan pengalaman saya selama liburan di Beijing. Setelah saya ditinggalkan oleh guru saya ke GuangZhow, saya menyibukkan diri bersama teman-teman berjalan-jalan keliling Beijing. Kebanyakan teman saya berasal dari Indonesia walaupun ada juga beberapa kenalan saya yang berasal dari Korea, Jepang dan China.

Walaupun saya akrab dengan mereka, tetapi ada beberapa gaya hidup mereka yang tidak dapat saya ikuti karena bertentangan dengan prinsip hidup saya. Teman teman saya sangat suka mengkonsumsi obat-obatan. Mereka pernah menawarkan kepada saya, tetapi saya tolak mentah-mentah karena saya tidak pernah mau terlibat dengan drugs dalam posisi apapun.

Suatu saat, salah satu temanku yang bernama Alex mengajak saya pergi ke diskotik yang cukup ternama di Beijing. Suara hingar bingar terdengar memekakkan telinga bahkan dari luar diskotik sekalipun sudah terdengar. Saya dan Alex memasuki diskotik dan kami memilih duduk di bagian paling atas. Kami memesan dua gelas Whiskey Cola sambil mendengarkan dentuman lagu-lagu disco yang sangat keras dan memekakkan telinga.



Dari atas, saya dapat melihat orang-orang yang sedang menggoyang goyangkan kepalanya ke atas dan ke bawah serta ada pula yang menggoyangkannya ke kiri dan ke kanan. Saya yakin banyak dari mereka yang menggunakan obat obatan untuk mendapatkan sensasi tersebut ketika berdisko.

Di saat saya mendengarkan dentuman lagu disko, datanglah dua cewek yang sangat cantik dan seksi. Mereka mengaku bernama Su Ling dan Rose. Rose mendekati temanku Alex dan Su Ling langsung memeluk saya dan duduk di pangkuan saya sambil menciumi pipi saya. Dua gadis binal tersebut mengajak kami ke sofa di lantai atas. Kami berpisah dengan Rose dan Alex sementara Su Ling mengajak saya ke suatu tempat.

Sambil mencari sofa yang masih kosong, saya dapat melihat banyak sekali cewek-cowok yang sedang bercinta. Ada cewek yang sedang mengoral penis cowoknya dan ada pula yang sedang bergoyang-goyang di atas tubuh cowoknya. Akhirnya kami menemukan sofa yang kosong dan Su Ling langsung mendorong tubuh saya ke atas sofa sehingga saya langsung jatuh telentang.


Dengan sangat berpengalaman, Su Ling segera membuka celana saya dan seketika langsung keluarlah penis saya yang panjang tapi masih belum berdiri. Dengan sigapnya, Su Ling langsung mengulum penis saya sambil mendesis-desis. Tetapi desahannya tidak terlalu terdengar karena bercampur dengan irama lagu disko yang keras. Saya merasakan nikmat yang teramat sangat ketika ia menjilati penis saya sehingga membuat penis saya bertambah lama semakin menegang dan memanjang.

Su Ling kemudian pindah posisi ke dekat saya tetapi dia masih asyik menjilati penis saya. Saya semakin horny dan Su Ling terus mempercepat jilatannya. Sampai akhirnya kira-kira 20 menit kemudian, saya menyemprotkan sperma saya karena jilatan-jilatannya sehingga mulut Su Ling dipenuhi oleh cairan sperma saya.

Saya puas sekali dengan pelayanannya. Ketika ia melihat saya yang sedang tersenyum puas, ia langsung membuka pakaiannya sehingga dia telanjang total. Saya terkejut sekali karena ia membuka pakaiannya di tengah tengah hingar bingar ruangan diskotik tersebut. Tetapi saya yakin orang tidak begitu memperhatikan karena suasana saat itu sangat gelap, jadi hanya orang dalam jarak tertentu saja yang dapat melihat silhouette tubuh Su Ling yang bagaikan gitar spanyol.

Dia membuang pakaiannya ke meja dekat sofa dan langsung memelukku dan menciumi bibir serta mataku. Gosokan tubuhnya dan tubuhku membuat penisku bangun kembali dan aku kembali terangsang. Su Ling nampaknya tahu bahwa aku sudah terangsang karena ia dapat merasakan tegaknya penisku yang tepat berada di sekitar kemaluannya. Dengan tanpa menggunakan kondom, Su Ling langsung mulai memasukkan penisku kedalam liang kenikmatannya.

Di saat penisku memasuki liang surgawinya, aku merasakan sensasi yang amat sangat dahsyat. Su Ling mulai memutar-mutarkan tubuhnya seakan-akan membentuk lingkaran dan dengan irama yang cepat dia menaik-turunkan badannya sehingga penisku seperti diurut-urut dan aku merasakan sensasi kenikmatan yang luar biasa.

Sambil naik turun dengan irama yang cepat, dia mendesis seperti ular sambil mengusap-usap dadanya yang lumayan besar. Dia mengusap-usap sambil sesekali memilin putingnya sehingga saya merasakan sensasi yang nikmat sekali. Saya tahu bahwa Su Ling memang benar-benar terangsang dan bukannya dibuat-buat, karena terbukti dari vaginanya yang sudah sangat basah dan mengakibatkan semakin lancarnya gosokan penisku di dalam liang vaginanya.

Dia benar benar menghayati permainan ini dan saya pun semakin berani memegang tubuhnya dan mempercepat gerakan permainan kami sambil sesekali memegang payudaranya yang seksi dan proporsional itu. Su Ling terus menggenjot tubuh saya sampai suatu ketika Su Ling mendesah panjang “Hmm…, arrghhh….”, tubuhnya semakin bergetar hebat sambil memeluk tubuh saya.

Nampaknya dia sudah sampai pada saat klimaksnya karena saya dapat merasakan cairan kewanitaannya telah membanjiri penis saya. Tetapi hal itu tidak membuat dia menghentikan permainannya karena dia masih terus menggenjot tubuhku sehingga saya benar benar tidak tahan lagi dan ingin menyemprot vaginanya dengan sperma saya kembali.

Sambil memegangnya kuat-kuat, saya mempercepat gerakan tubuh saya hingga akhirnya saya menyemprotkan sperma saya di dalam liang kenikmatannya sembari saya memeluk dan mengusap-usap rambut panjangnya sambil sesekali mencium bibirnya yang tipis.



Setelah kami bercinta selama 2 jam, kami akhirnya merapikan diri masing-masing dan saya mengenakan baju kembali, dan sebelum saya mencari Alex, saya memberikan 3 lembar uang ratusan kepada Su Ling dan dibalasnya dengan ciuman bibir olehnya kepada saya.

Kami berpelukan untuk beberapa menit dan Su Ling menemani saya mencari Alex. Akhirnya kami menemukan Alex yang telah selesai pula bercinta dengan Rose, dan setelah Alex memberikan uang kepada Rose, kami turun dari lantai ruangan atas dan bersama melanjutkan acara kami dengan berdansa mengikuti alunan irama disko.

Itulah pengalaman nyata saya bersama teman saya Alex ketika ngesek di sebuah diskotik. END

ML Dengan Adik Iparku


CeritaSange - Cerita kali ini terjadi dengan salah seorang adek iparku yang memang memiliki nafsu birahi yang besar, cerita panas dewasa ini di mulai saat aku menyapa adek iparku….“Masak apa Yen?” kataku sedikit mengejutkan adik iparku, yang saat itu sedang berdiri sambil memotong-motong tempe kesukaanku di meja dapur. “Ngagetin aja sih, hampir aja kena tangan nih,” katanya sambil menunjuk ibu jarinya dengan pisau yang dipegangnya. “Tapi nggak sampe keiris kan?” tanyaku menggoda. “Mbak Ratri mana Mas, kok nggak sama-sama pulangnya?” tanyanya tanpa menolehku. “Dia lembur, nanti aku jemput lepas magrib,” jawabku. “Kamu nggak ke kampus?” aku balik bertanya. “Tadi sebentar, tapi nggak jadi kuliah. Jadinya pulang cepat.” “Aauww,” teriak Yeyen tiba-tiba sambil memegangi salah satu jarinya.

Aku langsung menghampirinya, dan kulihat memang ada darah menetes dari jari telunjuk kirinya. “Sini aku bersihin,” kataku sambil membungkusnya dengan serbet yang aku raih begitu saja dari atas meja makan.

Yeyen nampak meringis saat aku menetesinya dengan Betadine, walau lukanya hanya luka irisan kecil saja sebenarnya. Beberapa saat aku menetesi jarinya itu sambil kubersihkan sisa-sisa darahnya. Yeyen nampak terlihat canggung saat tanganku terus membelai-belai jarinya. “Udah ah Mas,” katanya berusaha menarik jarinya dari genggamanku. Aku pura-pura tak mendengar, dam masih terus mengusapi jarinya dengan tanganku. Aku kemudian membimbing dia untuk duduk di kursi meja makan, sambil tanganku tak melepaskan tangannya.

Sedangkan aku berdiri persis di sampingnya. “Udah nggak apa-apa kok Mas, Makasih ya,” katanya sambil menarik tangannya dari genggamanku. Kali ini ia berhasil melepaskannya. “Makanya jangan ngelamun dong. Kamu lagi inget Ma si Novan ya?” godaku sambil menepuk-nepuk lembut pundaknya. “Yee, nggak ada hubungannya, tau,” jawabnya cepat sambil mencubit punggung lenganku yang masih berada dipundaknya.

Kami memang akrab, karena umurku dengan dia hanya terpaut 4 tahun saja. Aku saat ini 27 tahun, istriku yang juga kakak dia 25 tahun, sedangkan adik iparku ini 23 tahun. “Mas boleh tanya nggak. Kalo cowok udah deket Ma temen cewek barunya, lupa nggak sih Ma pacarnya sendiri?” tanyanya tiba-tiba sambil menengadahkan mukanya ke arahku yang masih berdiri sejak tadi. Sambil tanganku tetap meminjat-mijat pelan pundaknya, aku hanya menjawab, “Tergantung.” “Tergantung apa Mas?” desaknya seperti penasaran.

“Tergantung, kalo si cowok ngerasa temen barunya itu lebih cantik dari pacarnya, ya bisa aja dia lupa Ma pacarnya,” jawabku sekenanya sambil terkekeh. “Kalo Mas sendiri gimana? Umpamanya gini, Mas punya temen cewek baru, trus tu cewek ternyata lebih cantik dari pacar Mas. Mas bisa lupa nggak Ma cewek Mas?” tanya dia. “Hehe,” aku hanya ketawa kecil aja mendengar pertanyaan itu. “Yee, malah ketawa sih,” katanya sedikit cemberut. “Ya bisa aja dong. Buktinya sekarang aku deket Ma kamu, aku lupa deh kalo aku udah punya istri,” jawabku lagi sambil tertawa. “Hah, awas lho ya. Ntar Yeyen bilangan lho Ma Mbak Ratri,” katanya sambil menahan tawa. “Gih bilangin aja, emang kamu lebih cantik dari Mbak kamu kok,” kataku terbahak, sambil tanganku mengelus-ngelus kepalanya. “Huu, Mas nih ditanya serius malah becanda.” “Lho, aku emang serius kok Yen,” kataku sedikit berpura-pura serius.



Kini belaian tanganku di rambutnya, sudah berubah sedikit menjadi semacam remasan-remasan gemas. Dia tiba-tiba berdiri. “Yeyen mo lanjutin masak lagi nih Mas. Makasih ya dah diobatin,” katanya. Aku hanya membiarkan saja dia pergi ke arah dapur kembali. Lama aku pandangi dia dari belakang, sungguh cantik dan sintal banget body dia. Begitu pikirku saat itu. Aku mendekati dia, kali ini berpura-pura ingin membantu dia. “Sini biar aku bantu,” kataku sambil meraih beberapa lembar tempe dari tangannya. Yeyen seolah tak mau dibantu, ia berusaha tak melepaskan tempe dari tangannya. “Udah ah, nggak usah Mas,” katanya sambil menarik tempe yang sudah aku pegang sebagian.

Saat itu, tanpa kami sadari ternyata cukup lama tangan kami saling menggenggam. Yeyen nampak ragu untuk menarik tangannya dari genggamanku. Aku melihat mata dia, dan tanpa sengaja pandangan kami saling bertabrakan. Lama kami saling berpandangan. Perlahan mukaku kudekatkan ke muka dia. Dia seperti kaget dengan tingkahku kali ini, tetapi tak berusaha sedikit pun menghindar. Kuraih kepala dia, dan kutarik sedikit agar lebih mendekat ke mukaku. Hanya hitungan detik saja, kini bibiku sudah menyentuh bibirnya. “Maafin aku Yen,” bisiku sambil terus berusaha mengulum bibir adik iparku ini. Yeyen tak menjawab, tak juga memberi respon atas ciumanku itu. Kucoba terus melumati bibir tipisnya, tetapi ia belum memberikan respon juga.

Tanganku masih tetap memegang bagian belakang kepala dia, sambil kutekankan agar mukanya semakin rapat saja dengan mukaku. Sementara tangaku yang satu, kini mulai kulingkarkan ke pinggulnya dan kupeluk dia. “Sshh,” Yeyen seperti mulai terbuai dengan jilatan demi jilatan lidahku yang terus menyentuh dan menciumi bibirnya. Seperti tanpa ia sadari, kini tangan Yeyen pun sudah melingkar di pinggulku. Dan lumatanku pun sudah mulai direspon olehnya, walau masih ragu-ragu. “Sshh,” dia mendesah lagi. Mendengar itu, bibirku semakin ganas saja menjilati bibir Yeyen. Perlahan tapi pasti, kini dia pun mulai mengimbangi ciumanku itu.

Sementara tangaku dengan liar meremas-remas rambutnya, dan yang satunya mulai meremas-remas pantat sintal adik iparku itu. “Aahh, mass,” kembali dia mendesah. Mendengar desahan Yeyen, aku seperti semakin gila saja melumati dan sesekali menarik dan sesekali mengisap-isap lidahnya. Yeyen semakin terlihat mulai terangsang oleh ciumanku. Ia sesekali terlihat menggelinjang sambil sesekali juga terdengar mendesah. “Mas, udah ya Mas,” katanya sambil berusaha menarik wajahnya sedikit menjauh dari wajahku.

Aku menghentikan ciumanku. Kuraih kedua tangannya dan kubimbing untuk melingkarkannya di leherku. Yeyen tak menolak, dengan sangat ragu-ragu sekali ia melingkarkannya di leherku. “Yeyen takut Mas,” bisiknya tak jauh dari ditelingaku. “Takut kenapa, Yen?” kataku setengah berbisik. “Yeyen nggak mau nyakitin hati Mbak Ratri Mas,” katanya lebih pelan. Aku pandangi mata dia, ada keseriusan ketika ia mengatakan kalimat terakhir itu. Tapi, sepertinya aku tak lagi memperdulikan apa yang dia takutkan itu. Kuraih dagunya, dan kudekatkan lagi bibirku ke bibirnya. Yeyen dengan masih menatapku tajam, tak berusaha berontak ketika bibir kami mulai bersentuhan kembali. Kucium kembali dia, dan dia pun perlahan-lahan mulai membalas ciumanku itu.

Tanganku mulai meremas-remas kembali rambutnya. Bahkan, kini semakin turun dan terus turun hingga berhenti persis di bagian pantatnya. Pantanya hanya terbalut celana pendek tipis saja saat aku mulai meremas-remasnya dengan nakal. “Aahh, Mas,” desahnya. Mendengar desahannya, tanganku semakin liar saja memainkan pantat adik iparku itu. Sementara tangaku yang satunya, masih berusaha mencari-cari payudaranya dari balik kaos oblongnya. Ah, akhirnya kudapati juga buah dadanya yang mulai mengeras itu. Dengan posisi kami berdiri seperti itu, batang penisku yang sudah menegang dari tadi ini, dengan mudah kugesek-gesekan persis di mulut vaginanya.

Kendati masih sama-sama terhalangi oleh celana kami masing-masing, tetapi Yeyen sepertinya dapat merasakan sekali tegangnya batang kemaluanku itu. “Aaooww Mas,” ia hanya berujar seperti itu ketika semakin kuliarkan gerakan penisku persis di bagian vaginanya. Tanganku kini sudah memegang bagian belakang celana pendeknya, dan perlahan-lahan mulai kuberanikan diri untuk mencoba merosotkannya. Yeyen sepertinya tak protes ketika celana yang ia kenakan semakin kulorotkan. Otakku semakin ngeres saja ketika seluruh celananya sudah merosot semuanya di lantai. Ia berusaha menaikan salah satu kakinya untuk melepaskan lingkar celananya yang masih menempel di pergelangan kakinya. Sementara itu, kami masih terus berpagutan seperti tak mau melepaskan bibir kami masing-masing. Dengan posisi Yeyen sudah tak bercelana lagi, gerakan-gerakan tanganku di bagian pantatnya semakin kuliarkan saja.

Ia sesekali menggelinjang saat tanganku meremas-remasnya. Untuk mempercepat rangsangannya, aku raih salah satu tanganya untuk memegang batang zakarku kendati masih terhalang oleh celana jeansku. Perlahan tangannya terus kubimbing untuk membukakan kancing dan kemudian menurunkan resleting celanaku. Aku sedikit membantu untuk mempermudah gerakan tangannya. Beberapa saat kemudian, tangannya mulai merosotkan celanaku. Dan oleh tanganku sendiri, kupercepat melepaskan celana yang kupakai, sekaligus celana dalamnya.

Kini, masih dalam posisi berdiri, kami sudah tak lagi memakai celana. Hanya kemejaku yang menutupi bagian atas badanku, dan bagian atas tubuh Yeyen pun masih tertutupi oleh kaosnya. Kami memang tak membuka itu. Tanganku kembali membimbing tangan Yeyen agar memegangi batang zakarku yang sudah menegang itu. Kini, dengan leluasa Yeyen mulai memainkan batang zakarku dan mulai mengocok-ngocoknya perlahan. Ada semacam tegangan tingi yang kurasakan saat ia mengocok dan sesekali meremas-remas biji pelerku itu. “Oohh,” tanpa sadar aku mengerang karena nikmatnya diremas-remas seperti itu. “Mas, udah Mas. Yeyen takut Mas,” katanya sambil sedikit merenggangkan genggamannya di batang kemaluanku yang sudah sangat menegang itu. “Aahh,” tapi tiba-tiba dia mengerang sejadinya saat salah satu jariku menyentuh klitorisnya.

Lubang vagina Yeyen sudah sangat basah saat itu. Aku seperti sudah kerasukan setan, dengan liar kukeluar-masukan salah satu jariku di lubang vaginanya. “Aaooww, mass, een, naakk..” katanya mulai meracau. Mendengar itu, birahiku semakin tak terkendali saja. Perlahan kuraih batang kemaluanku dari genggamannya, dan kuarahkan sedikit demi sedikit ke lubang kemaluan Yeyen yang sudah sangat basah. “Aaoww, aaouuww,” erangnya panjang saat kepala penisku kusentuh-sentukan persis di klitorisnya. “Please, jangan dimasukin Mas,” pinta Yeyen, saat aku mencoba mendorong batang zakarku ke vaginanya. “Nggak Papa Yen, sebentaar aja,” pintaku sedikit berbisik ditelinganya.

“Yeyen takut Mas,” katanya berbisik sambil tak sedikit pun ia berusaha menjauhkan vaginanya dari kepala kontolku yang sudah berada persis di mulut guanya. Tangan kiri Yeyen mulai meremas-remas pantatku, Sementara tangan kanannya seperti tak mau lepas dari batang kemaluanku itu. Untuk sekedar membuatnya sedikit tenang, aku sengaja tak langsung memasukan batang kemaluanku. Aku hanya meminta ia memegangi saja. “Pegang aja Yen,” kataku pelan.


Yeyen yang saat itu sebenarnya sudah terlihat bernafsu sekali, hanya mengangguk pelan sambil menatapku tajam. Remasan demi remasan jemari yeyen di batang zakarku, dan sesekali di buah zakarnya, membuatku kelojotan. “Aku udah gak tahan banget Yen,” bisikku pelan. “Yeyen takut banget Mas,” katanya sambil mengocok-ngocok lembut kemaluanku itu. “Aahh,” aku hanya menjawabnya dengan erangan karena nikmatnya dikocok-kocok oleh tangan lembut adik iparku itu.

Kembali kami saling berciuman, sementara tangan kami sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Saat bersamaan dengan ciuman kami yang semakin memanas, aku mencoba kembali untuk mengarahkan kepala kontolku ke lubang vaginanya. Saat ini, Yeyen tak berontak lagi. Kutekan pantat dia agar semakin maju, dan saat bersamaan juga, tangan Yeyen yang sedang meremas-remas pantatku perlahan-lahan mulai mendorongnya maju pantatku. “Kita sambil duduk, sayang,” ajaku sambil membimbing dia ke kursi meja makan tadi. Aku mengambil posisi duduk sambil merapatkan kedua pahaku.

Sementara Yeyen kududukan di atas kedua pahaku dengan posisi pahanya mengangkang. Sambil kutarik agar dia benar-benar duduk di pahaku, tanganku kembali mengarahkan batang kemaluanku yang posisinya tegak berdiri itu agar pas dengan lubang vagina Yeyen. Ia sepertinya mengerti dengan maksudku, dengan lembut ia memegang batang kemaluanku sambil berupaya mengepaskan posisi lubang vaginanya dengan batang kemaluanku.

Dan bless, perlahan-lahan batang kemaluanku menusuk lubang vagina Yeyen. “Aahh, aaooww, mass,” Yeyen mengerang sambil kelojotan badannya. Kutekan pinggulnya agar dia benar-benar menekan pantatnya. Dengan demikian, batang kontolku pun akan melesak semuanya masuk ke lubang vaginanya. “Yeenn,” kataku. “Aooww, ter, russ mass.., aahh..” pantatnya terus memutar seperti inul sedang ngebor. “Ohh, nik, nikmat banget mass..” katanya lagi sambil bibirnya melumati mukaku. Hampir seluruh bagian mukanku saat itu ia jilati. Untuk mengimbangi dia, aku pun menjilati dan mengisap-isap puting susunya.

Darahku semakin mendidih rasanya saat pantatnya terus memutar-mutar mengimbangi gerakan naik-turun pantatku. “Mass, Yee, Yeeyeen mau,” katanya terputus. Aku semakin kencang menaik-turunkan gerakan pantatku. “Aaooww mass, please mass” erangnya semakin tak karuan. “Yee, Yeyeen mauu, kee, kkeeluaarr mass,” ia semakin meracau. Namun tiba-tiba, “Krriingg..” “Aaooww, Mas ada yang datang Mas..” bisik Yeyen sambil tanpa hentinya mengoyang-goyangkan pantatnya. “Yenn,” suara seseorang memanggil dari luar. “Cepetan buka Yenn, aku kebelet nih,” suara itu lagi, yang tak lain adalah suara Ratri kakaknya sekaligus istriku.

“Hah, Mbak Ratri Mas,” katanya terperanjat. Yeyen seperti tersambar petir, ia langsung pucat dan berdiri melompat meraih celana dalam dan celana pendeknya yang tercecer di lantai dapur. Sementara aku tak lagi bisa berkata apa-apa, selain secepatnya meraih celana dan memakainya. Sementara itu suara bel dan teriakan istriku terus memanggil.

“Yeenn, tolong dong cepet buka pintunya. Mbak pengen ke air nih,” teriak istriku dari luar sana. Yeyen yang terlihat panik sekali, buru-buru memakai kembali celananya, sambil berteriak, “Sebentarr, sebentar Mbak..” “Mas buruan dipake celananya,” Yeyen masih sempet menolehku dan mengingatkanku untuk secepatnya memakai celana.

Ia terus berlari ke arah pintu depan, setelah dipastikan semuanya beres, ia membuka pintu. Aku buru-buru berlari ke arah ruang televisi dan langsung merebahkan badan di karpet agar terlihat seolah-olah sedang ketiduran. “Gila,” pikirku. “Huu, lama banget sih buka pintunya? Orang dah kebelet kayak gini,” gerutu istriku kepada Yeyen sambil terus menyelong ke kamar mandi.

“Iya sori, aku ketiduran Mbak,” kata Yeyen begitu istriku sudah keluar dari kamar mandi. “Haa, leganyaa,” katanya sambil meraih gelas dan meminum air yang disodorkan oleh adiknya. “Mas Jeje mana Yen?” “Tuh ketiduran dari tadi pulang ngantor di situ,” kata Yeyen sambil menunjuk aku yang sedang berpura-pura tidur di karpet depan televisi. “Ya ampun, Mas kok belum ganti baju sih?” kata istriku sambil mengoyang-goyangkan tubuhku dengan maksud membangunkan. “Pindah ke kamar gih Mas,” katanya lagi.



Aku berpura-pura ngucek-ngucek mata, agar kelihatan baru bangun beneran. Aku tak langsung masuk kamar, tapi menyolong ke dapur mengambil air minum. “Lho katanya pulang ntar abis magrib, kok baru jam setengah lima udah pulang? Kamu pulang pake apa?” tanyaku berbasa-basi pada istriku. “Nggak jadi rapatnya Mas. Pake taksi barusan,” jawab dia. “Lho, kamu lagi masak toh Yen? Kok belum kelar gini dah ditinggal tidur sih?” kata istriku kepada Yeyen setelah melihat irisan-irisan tempe berserakan di meja dapur. “Mana berantakan, lagi,” katanya lagi. “Iya tadi emang lagi mo masak.

Tapi nggak tahan ngantuk. Jadi kutinggal tidur aja deh,” Yeyen berusaha menjawab sewajarnya sambil senyum-senyum. Sore itu, tanpa mengganti pakaiannya dulu, akhirnya istrikulah yang melanjutkan masak. Yeyen membantu seperlunya.

Sementara itu, aku hanya cengar-cengir sendiri saja sambil duduk di kursi yang baru saja kupakai berdua dengan Yeyen bersetubuh, walau belum sempat mencapai puncaknya. “Waduh, kasihan Yeyen. Dia hampir aja sampai klimaksnya padahal barusan, eh keburu datang nih mbaknya,” kataku sambil nyengir melihat mereka berdua yang lagi masak.